Turun Minum Serba-Serbi

Apa Itu Nazionale Piloti?

Selain menggemari sepak bola, mungkin banyak dari Anda, masyarakat Indonesia, yang juga menyukai balapan. Entah itu Formula 1 (F1), Moto GP, Superbike maupun Reli Dunia. Banyak dari Anda pun yang sudah pasti tidak asing dengan nama-nama pembalap seperti Michael Schumacher, Valentino Rossi, Max Biaggi dan Sebastien Loeb.

Tapi, pernahkah Anda membayangkan para pembalap itu bermain sepak bola layaknya Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo yang berlarian dengan indah di atas rumput hijau setiap pekan?

Mengingat jadwal padat di setiap musim lantaran harus terbang dari sirkuit yang satu ke sirkuit yang lain, tentu saja agak sulit melihat para pembalap tersebut melakukan aktivitas lain, terlebih sepak bola. Namun sungguh, itu bukanlah sebuah kemustahilan.

Berawal dari ide yang digagas oleh pengusaha asal Padova, Mario Di Natale, lahirlah sebuah tim sepak bola yang skuatnya berisikan para pembalap profesional dari berbagai kompetisi. Tim ini secara resmi terbentuk pada tahun 1981 yang lalu.

Ide Di Natale sendiri muncul setelah dirinya mendapat telepon dari rekannya pada suatu hari di bulan Desember tahun 1980. Rekannya tersebut mengatakan pada Di Natale jika dirinya butuh uang sebesar 2 juta lira (mata uang Italia pada saat itu) guna membantu biaya operasi seorang gadis kecil yang kurang mampu dan mengidap penyakit serius.

Di Natale, yang memang punya hubungan karib dengan beberapa pembalap lantas menghubungi salah seorang temannya yang juga seorang pembalap F1, Riccardo Patrese. Di Natale kemudian menceritakan kepada Patrese mengenai gadis kecil tersebut. Keduanya pun berpikir cukup keras mengenai kegiatan apa yang bisa dilakukan guna menggalang dana.

Hingga akhirnya, pertandingan sepak bola jadi opsi yang ditempuh meski saat itu Di Natale ragu bisa menyelenggarakannya karena musim dingin tengah menerpa.

Dan seperti yang dipikirkan Di Natale, pertandingan amal tersebut hanya menarik atensi sedikit pihak walau ada juga beberapa pembalap lain yang ikut serta seperti Vittorio Brambilla dan Elio De Angelis.

Donasi yang terkumpul saat itupun cuma 800.000 lira, masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan. Mau tak mau, Di Natale dan kawan-kawannya (termasuk para pembalap tadi) merogoh koceknya masing-masing guna menggenapi dana yang dibutuhkan.

Ajaibnya, mereka kemudian berhasil mengumpulkan dana sebesar 2,5 juta lira sehingga jumlah keseluruhan dari dana amal tersebut mencapai 3,2 juta lira. Merasa bahwa upayanya berhasil, Di Natale lantas berseloroh kepada Patrese jika para pembalap itu bisa memiliki sebuah tim sepak bola sendiri seusai kegiatan amal tersebut berlangsung. Sesuatu yang kemudian memang jadi kenyataan dan Di Natale pun didapuk sebagai ‘presiden klub’.

Berstatus sebagai tim sepak bola amatir, tentu saja Nazionale Piloti, nama tim tersebut kemudian, tak mengikuti sebuah kejuaraan tertentu. Terlebih skuatnya berisikan pembalap profesional yang memang punya kesibukan luar biasa. Tim yang mempunyai seragam utama dengan motif kotak-kotak hitam-putih layaknya papan catur ini memang mengkhususkan diri untuk bermain sepak bola di laga-laga amal saja.

Setiap tahun, Nazionale Piloti selalu menggelar laga amal, dengan jumlah pertandingan mencapai dua hingga tiga kali.

Tahun lalu, tepatnya pada Juli 2016, Nazionale Piloti menghelat sebuah laga melawan Dirk Nowitzki All-Star, tim sepak bola yang digawangi oleh bintang basket NBA asal Jerman, Dirk Nowitzki.

Pertandingan bertajuk Keep Fighting Michael itu sendiri didedikasikan kepada Schumacher, pembalap legendaris F1 yang tengah koma pasca mengalami kecelakaan hebat ketika bermain ski di penghujung tahun 2013 yang lalu.

Beberapa pembalap kenamaan masa kini, semisal Felipe Massa, Daniel Ricciardo, Nico Rosberg dan Sebastian Vettel turut berpartisipasi. Begitu juga dengan mereka yang sudah gantung helm, yakni Ivan Capelli, David Coulthard dan Mika Hakkinen.

Pertandingan itu sendiri dimenangi oleh Nowitzki All Star dengan skor 9-6. Seluruh dana yang terkumpul dari pertandingan tersebut disumbangkan ke keluarga Schumacher untuk membantu proses penyembuhan sang juara dunia F1 tujuh kali.

Berselang empat bulan dari laga amal yang diselenggarakan di Jerman itu, tepatnya pada November 2016, Nazionale Piloti kembali mengadakan pertandingan amal di Cattolica, Italia. Laga ini diselenggarakan untuk mengenang dan membantu keluarga Doriano Romboni, bekas pembalap GP Motor yang tewas akibat kecelakaan pada November 2013.

Beberapa nama yang turut serta di laga ini antara lain juara dunia MXGP delapan kali, Antonio Cairoli. Ada juga Marco Melandri, Rui Goncalves sampai pasukan muda dari VR46 Academy, Niccolo Antonelli dan Andrea Migno. Pada laga dengan tajuk ‘Il Rombo Del Cuore’ tersebut, Nazionale Piloti sukses membenamkan sang lawan, Munari and Friends, dengan skor 4-2.

Tapi jangan buru-buru berasumsi jika laga amal yang digelar Nazionale Piloti hanya didedikasikan untuk rekan sesama pembalap saja. Di beberapa kesempatan yang lain, mereka juga menggelar laga amal yang didedikasikan kepada anak-anak kecil berkebutuhan khusus, korban bencana alam dan bahkan pengungsi korban perang.

Anda juga jangan memandang remeh kemampuan para pembalap ini dalam bermain sepak bola. Meski tak semahir para pesepak bola yang asli, kemampuan mereka pun patut diacungi jempol. Silakan simak bagaimana juara dunia F1 dua kali asal Spanyol, Fernando Alonso, mencetak gol berikut ini.

Pembalap asal Indonesia yang kini mentas di ajang GP2, Sean Gelael, juga pernah turun bertanding bersama Nazionale Piloti.

Walau hanya sebuah kesebelasan amatir, namun beberapa pertandingan amal yang diadakan Nazionale Piloti bahkan sempat ditayangkan di beberapa kanal unggulan di beberapa negara seperti Sky Sport di Inggris, Fuji TV di Jepang, Televisa Mexico di Meksiko dan Canal+ di Prancis.

Tak sampai disitu, tercatat beberapa merek apparel asal Italia, Errea dan Givova, juga bersedia menjadi pemasok peralatan olahraga kubu Nazionale Piloti dalam kurun dua tahun terakhir.

Tentu akan jadi sebuah pencapaian luar biasa pula jika di masa yang akan datang Nazionale Piloti berhasil menggandeng brand olahraga terkenal seperti Adidas atau Nike sebagai partner.

Sudah bukan rahasia umum jika pembalap merupakan profesi yang gajinya sangat tinggi, bahkan mengalahkan pendapatan para pesepak bola. Akan tetapi, keberadaan Nazionale Piloti ini seakan menghapus stigma jika para pembalap hanya bisa foya-foya dan bergaya hidup hedonis belaka.

Selayaknya manusia lain yang punya kepedulian dan nurani, mereka pun bisa berbagi dengan sesama sambil melepas penat dengan bermain sepak bola, olahraga yang paling digandrungi di muka Bumi.

#ForzaNazionalePiloti

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional