Turun Minum Serba-Serbi

Pekerjaan Para Pesepak Bola Sebelum Menjadi Pemain Profesional

Kisah dongeng yang dirajut Jamie Vardy memang luar biasa. Baru merasakan debut profesional pada tahun 2010, Enam tahun kemudian ia berhasil membawa kesebelasan yang ia bela, Leicester City menjadi juara Liga Primer Inggris. Yang hebat dari kisah Vardy bukan hanya soal bagaimana kariernya merangkak dari bawah dan baru merasakan ketenaran di usia yang sangat matang, tetapi juga tentang pekerjaan yang ia lakukan sebelum terjun ke dunia sepakbola profesional.

Ketika masih bermain di tim non-Liga, Vardy tercatat sebagai salah satu pekerja di sebuah pabrik medis. Ia merupakan teknisi untuk alat bantu bernama medical splint yang biasanya diperuntukan bagi para korban patah tangan. Anda bisa melihat bagaimana sepanjang kariernya, Vardy masih sering menggunakan medical splint di tangan kanannya tersebut meskipun sudah dalam bentuk modifikasi.

Dan Vardy tidak sendiri. Banyak pesepak bola lain yang nyatanya memiliki karier yang unik sebelum kemudian mereka terjun ke dunia sepak bola profesional.

Dimulai dari era klasik, mantan pelatih Manchester City dan Britania Raya di Olimpiade 2012, Stuart Pearce sebelum terjun ke dunia sepak bola profesional sebelumnya merupakan teknisi listrik. Pekerjaan tersebut ia ambil karena gagal lolos seleksi tim akademi Queens Park Rangers dan menolak tawaran dari Hull City.

Pearce bekerja sebagai teknisi listrik selama lima tahun hingga akhirnya kembali ke dunia sepak bola dengan memperkuat tim semi-profesional, Wealdstone. Setelahnya, karier cemerlang Pearce di sepak bola Inggris dimulai.

Lain lagi kasus Ian Dowie. Sering ditolak ketika mengikuti seleksi di berbagai akademi sepakbola. Ia kemudian melanjutkan pendidikan reguler dan menjadi insinyur setelah lulus dari Southampton University. Sempat mendapatkan pekerjaan di British Aerospace, Dowie kemudian meninggalkan pekerjaan tersebut karena mendapatkan kontrak profesional dari Luton Town.

Kiper legendaris Manchester United, Peter Schmeichel sempat melakukan banyak pekerjaan lain sebelum bermain sepakbola secara profesional. Schmeichel sempat bekerja sebagai pembersih rumah, pekerja di bidang tekstil, dan sales manager di organisasi pelindung hewan langka, WWF.

Kiper lain, Shaka Hislop, sebenarnya punya gelar insinyur dari Washington Howard University di Trinidad & Tobago sana. Bahkan, ia hampir saja menjadi pegawai NASA melalu jalur internship. Meskipun akhirnya pekerjaan tersebut Hislop tinggalkan dan lebih memilih untuk bermain sepak bola.

Di era modern pun tidak ketinggalan. Selain Vardy, ada banyak pesepak bola lain yang punya kasus sedikit serupa. Legenda sepak bola Jerman, Miroslav Klose, sebelumnya merupakan seorang tukang kayu. Lalu Julio Ricardo Cruz, eks pemain Internazionale Milan, pada awalnya merupakan seorang tukang kebun di Argentina sana (Kisahnya hampir serupa dengan Santiago Munez di film Goal).

Sementara itu Demba Pappis Cisse sebelumnya menjadi supir ambulans, sementara Carlos Bacca sempat mejadi kernet bus. Penyerang Charlie Austin pun sebelum mendapatkan kontrak profesionalnya, ia terlebih dahulu bekerja sebagai tukang bangunan yang bertugas untuk menyusun batu bata menjadi tembok kokoh.

Para juru taktik pun tidak ketinggalan. Pelatih Napoli, Maurizio Sarri sebenarnya merupakan pakar keuangan dan perpajakan. Sarri awalnya merupakan bankir dari sebuah bank bernama Banca Monte del Paschi di Siena. Dan sempat bertugas di London, Swiss dan Luksemburg. Perkejaan tersebut kemudian ia tinggalkan ketika membawa klub amatir Sansovino ke Serie C2 pada tahun 2003. Atau cerita Sir Alex Ferguson dan Sam Allardyce yang membuka pub sebelum kemudian mereka banting setir untuk menjadi nakhoda sebuah tim sepak bola.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia.