Eropa Lainnya

Menanti Magis Messi dari Jepang di Eredivisie

Pesepak bola masa depan timnas Jepang, Ritsu Doan, sudah terlihat berlatih bersama rekan setim di klub anyarnya, FC Groningen, setelah bulan lalu meresmikan kepindahan dengan status pinjaman dari klub J1 League, Gamba Osaka. Di Euroborg, markas Groningen, pemain yang baru berusia 19 tahun itu punya faktor pendukung untuk tak sekadar numpang lewat di Eropa.

Bursa transfer jelang Eredivisie 2017/2018, Groningen sukses mengamankan jasa Doan yang sebelumnya sempat diincar raksasa Belanda, Ajax Amsterdam dan semifinalis Liga Champions musim lalu, AS Monaco. Pemain yang namanya sekilas mirip orang Vietnam ini dipinjam dengan opsi pembelian pada akhir musim. Doan didatangkan setelah serangkaian aksi magis bersama Gamba dan timnas Jepang U-19 dan U-20.

Pemuda kelahiran Amagasaki itu jadi Pemain Terbaik Piala Asia U-19 tahun 2016 usai membawa Jepang jadi juara untuk kali pertama. Raihan tersebut membawanya merebut gelar Pemain Muda Terbaik Asia 2016. Musim panas ini, performa Doan terus meningkat dan membuat publik terbelalak pada gelaran Piala Dunia U-20 di Korea Selatan.

Setelah jadi penentu kemenangan pada laga pembuka kontra Afrika Selatan lewat golnya, Doan menunjukkan keahliannya saat secara mengejutkan menahan imbang tim kuat, Italia U-20. Jepang yang sempat tertinggal dua gol, sukses menyamakan kedudukan dan lolos ke babak 16 besar berkat aksi Doan. Gol pertama, dia merangsek naik dan langsung menyambut umpan silang rekannya. Sementara gol kedua terjadi setelah meliuk melewati lima penggawa Gli Azzurrini termasuk kiper!

Pascalaga, akun Twitter resmi FIFA melegitimasi julukan untuk Doan: Messi dari Jepang. Teknik mumpuni, akselarasi cepat, hingga kemampuan mencari posisi, jadi senjata utama Doan, yang diharapkan bisa membawanya terbang tinggi atau setidaknya bertahan lama di Eropa. Terlebih, pemain semacamnya dikenal kerap berakhir dengan apik di Euroborg. Memilih nomor punggung 25 di Groningen, Doan berharap bisa mengikuti jejak Shunsuke Nakamura yang pernah bersinar di benua biru bersama Celtic FC.

Dari Robben hingga Zivkovic

Dalam beberapa tahun terakhir, Groningen dikenal sebagai ‘eksportir’ pemain sayap jempolan, posisi yang juga ditekuni Doan sejak di Gamba atau saat membela timnas junior Jepang. Sejarah mencatat, pemain mulai dari Arjen Robben hingga Richairo Zivkovic, ketika angkat koper dari Euroborg, mereka menuju klub yang lebih baik.

Bursa transfer musim 2002/2003, Groningen melepas Robben ke PSV Eindhoven. Satu dekade kemudian, pemain Bayern München ini sukses merengkuh banyak trofi mulai dari Liga Primer Inggris, La Liga, 1.Bundesliga, sampai Liga Champions. Setelah Robben, ada nama Luis Suarez yang bisa dioperasikan sama baiknya sebagai penyerang tengah maupun pemain sayap. Bomber tajam milik Barcelona itu hijrah ke Ajax musim 2007/2008.

Sementara itu musim 2012/2013, giliran Dusan Tadic yang mengilap dan akhirnya pindah ke FC Twente. Saat ini, pemain asal Serbia itu membela tim Liga Primer, Southampton. Teranyar, ada nama Zivkovic yang dibeli Ajax tiga musim lalu. Dari deretan contoh di atas, tak salah rasanya Doan memilih Groningen sebagai klub perdananya di Eropa.

Kini, dirinya dihadapkan pada pemenuhan ekspektasi lewat kerja keras dan kemampuan beradaptasi secara cepat di Eredivisie. Jika mampu melewatinya, bukan tidak mungkin Doan bakal mengikuti jejak nama-nama di atas atau sesama peraih Pemain Muda Terbaik Asia yang sempat tampil lebih dari 100 kali bersama Feyenoord Rotterdam, Shinji Ono.

Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho