Saling tikung kembali terjadi di bursa transfer dan lagi-lagi melibatkan kesebelasan asal Manchester, tetapi nasib keduanya berbeda. Jika Manchester United sukses menikung Chelsea dalam perburuan Romelu Lukaku, si tetangga berisik, Manchester City, justru ditikung oleh Paris Saint-Germain (PSG) dalam saga transfer Dani Alves.
Daniel Alves da Silva, eks pemain Sevilla yang meraih sukses besar kala bermain di Barcelona dan menjalani musim fantastis bersama Si Nyonya Tua, secara mengejutkan berpaling dari Pep Guardiola menuju tim yang pernah dibela Pedro Pauleta tersebut.
Dilansir dari berbagai sumber, Alves dikabarkan tertarik merapat ke Paris dengan nominal gaji yang ditawarkan PSG senilai 230 ribu paun per minggu atau dua kali lipat dibanding proposal dari City yang menawarkan upah 120 ribu paun per minggu. Terkesan matre? Tidak juga.
Memilih karier sebagai olahragawan adalah jalan hidup yang berisiko. Di sepak bola misalnya, kita semua tahu bahwa rentang karier seorang pemain hanya berlangsung belasan hingga 20-an tahun. Itupun jika ia awet bermain di klub besar dan tidak terganggu cedera berkepanjangan seperti Sebastian Deisler.
Oleh karena itu, menimbun harta sebanyak-banyaknya di usia produktif adalah hal yang lazim bagi para pesepak bola untuk kemudian diinvestasikan pada bidang lain. Sebab, mustahil mereka dapat terus berkarier hingga cucunya lahir. Di usia 34 tahun, belum tentu Alves dapat menemukan tawaran sebesar PSG di Eropa untuk yang kedua kalinya.
Di skuat asuhan Unai Emery, kemungkinan besar Alves akan menghuni pos bek kanan utama, menggeser Thomas Meunier yang musim lalu menjadi pilihan pertama. Juga sekaligus alarm berbahaya untuk Serge Aurier. Dengan adanya Alves, PSG dapat memainkan tiga bek Brasil mereka sekaligus yakni Alves, Marquinhos dan sang kapten, Thiago Silva. Andai bek kiri, Maxwell, belum gantung sepatu, kuartet bek Brasil di PSG tentu akan sedap dipandang mata.
Pengalaman Alves bermain di klub-klub besar dapat membantu rekan-rekannya tampil lebih tenang di Liga Champions. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Sheikh Nasser menginginkan timnya mengangkat trofi Si Kuping Besar. Harapan itu sempat datang sebelum Marco Verratti dan kawan-kawan dibantai 1-6 di Camp Nou musim lalu.
Apa solusi City?
Pep Guardiola kecewa bukan main, salah satu buruan utamanya lepas. Alves yang dulu menjadi pembelian awal Pep di musim pertamanya bersama Barcelona, sebelumnya sudah menjalin kesepakatan verbal dengan sang manajer untuk bereuni. Namun, karena hendak mengadakan pernikahan, ia meminta waktu untuk kembali ke Brasil.
Tak disangka, Alves yang dulu pernah bekerja sama dengannya selama empat musim di Ciutat Esportiva Joan Gamper, markas latihan Barcelona, mendadak berpaling dan bergabung dengan klub kaya lain di negeri seberang. Padahal, Pep telah menyiapkan satu tempat utama bagi Alves.
Akhir musim lalu, City melepas dua bek kanan senior mereka, Pablo Zabaleta dan Bacary Sagna. Di skuat The Citizens saat ini tak ada satupun bek kanan murni. Hanya tersisa pemain-pemain yang bisa digeser ke posisi itu seperti Fernandinho, itu pun berisiko karena ia sendiri adalah gelandang bertahan.
Kabar terkini, klub milik Sheikh Mansour ini mengincar Kyle Walker dan Benjamin Mendy untuk mengisi kedua sisi bek sayap mereka, namun harga tinggi menjadi penghambat. Walker dibanderol 50 juta paun, sedangkan Monaco meminta 45 juta paun sebagai tebusan untuk eks pemain didikan Marcelo Bielsa itu.
Jumlah tersebut memang bukan masalah bagi City untuk digelontorkan, tapi bisa menjadi pelik karena Pep juga berniat mendatangkan Alexis Sánchez yang dapat memakan biaya hingga 60-70 juta paun bahkan lebih. City sendiri saat ini sudah menghabiskan lebih dari 90 juta paun untuk menggaet Bernardo Silva, Ederson Moraes dan Douglas Luiz yang musim ini dipinjamkan langsung ke Girona FC.
Jika menuruti nafsu menggaet para incaran utama dengan harga tinggi, aparat Financial Fair Play bisa saja mengetuk pintu City di kemudian hari. Jadi, apa yang akan kamu lakukan, Guardiola?
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.