Kegemilangan lima tahun silam saat mereka menjuarai Bundesliga dua musim berturut-turut sepertinya menjadi sekadar memori yang tersimpan di album kenangan. Apa pasal? Borussia Dortmund terus menerus dihantam kabar buruk!
Mereka memang akhirnya menuntaskan puasa gelar itu, lewat kemenangan 2-1 atas Eintracht Frankfurt di ajang DFB-Pokal 2016/2017. Tetapi Dortmund tidak bisa menutupi fakta bahwa tim mereka sedang dilanda sejumlah masalah, serta nasib sial.
Ketidakjelasan nasib Thomas Tuchel
Dalam kurun waktu relatif singkat, dua musim, Tuchel berhasil menciptakan tim dengan skuat muda. Meski kehilangan tiga pilarnya (Henrikh Mkhitaryan, Îlkay Gündogan, dan Mats Hümmels), Dortmund berhasil duduk di peringkat tiga klasemen akhir Bundesliga 2016/2017.
Namun, hubungan Tuchel dengan pihak manajemen, beberapa pemain, bahkan para suporter berjalan buruk. Besar kemungkinan musim ini adalah musim terakhirnya bersama Dortmund.
Seperti yang dihimpun Stephan Uersfeld di ESPN FC, ada beberapa pihak di level manajemen dan staf yang Tuchel konfrontasi. Orang pertama adalah CEO klub, Hans-Joachim Watzke. Tuchel kecewa karena Watzke tak menepati janjinya untuk mempertahankan ketiga pemain di atas, padahal sang pelatih menganggap musim ini sebagai saat yang tepat bagi Die Borussen untuk tancap gas.
Ia juga bersitegang dengan Sven Mislintat, kepala pemandu bakat klub. Yang mengkhawatikan, Mislintat adalah orang terdekat Michael Zorc, direktur olahraga Dortmund.
Masih menurut laporan yang sama, ia dianggap tak mengidentifikasikan dirinya dengan Dortmund. Padahal kita sama-sama tahu, suporter Dortmund adalah salah satu yang militan di Eropa. Klub pun sering memerhatikan nasib dan suara suporter saat mengambil beberapa kebijakan.