Pencinta sepak bola mana yang tak mengenal nama-nama brand perlengkapan olahraga ternama macam Adidas, Nike, Puma ataupun Umbro? Sepak terjang mereka di dunia sepak bola sudah tak diragukan lagi. Buktinya, ada banyak sekali kesebelasan (baik klub maupun tim nasional) yang menggandeng nama-nama tersebut sebagai penyedia perlengkapan olahraga.
Namun di tengah ekspansi dahsyat brand-brand ternama itu, nyatanya produsen-produsen perlengkapan olahraga minor, khususnya lokal, pun tetap bisa eksis. Sebagai contoh, sejumlah apparel asal Italia semisal Errea, Kappa dan Macron yang jadi sponsor bagi beberapa klub tenar di negeri spaghetti. Mereka pun berani melebarkan sayap dengan menjadi apparel resmi bagi klub-klub di negara lain.
Uniknya, kenyataan serupa juga bisa kita amati di kancah sepak bola nasional, khususnya dalam beberapa tahun terakhir. Jika dahulu merek-merek beken seperti Adidas, Joma, Mizuno, Nike, Puma dan Reebok dominan menjadi sponsor klub-klub Indonesia, hal sebaliknya justru terjadi saat ini.
Seiring berjalannya waktu, tim-tim Indonesia justru lebih banyak disponsori produsen-produsen lokal. Hanya beberapa kesebelasan saja yang masih bekerjasama dengan produsen asing. Realita ini seolah membuktikan jika kualitas perlengkapan olahraga (kostum, kaos kaki dan sebagainya) dari apparel lokal mulai sanggup bersaing dengan produk buatan merek-merek luar negeri.
Dahulu kita hanya mendengar nama League dan Specs sebagai produsen perlengkapan olahraga (khususnya sepak bola) yang jadi sponsor klub-klub di tanah air seperti Persija Jakarta, Persipura Jayapura dan Sriwijaya F.C. Akan tetapi, sekarang kita juga akan sering mendengar atau membaca lebih banyak pemain baru yang ikut berkompetisi dalam memperebutkan pasar potensial di kancah sepak bola nasional semisal MBB, Gendoel, Injers, Salvo ataupun Sembada.
Bahkan jelang bergulirnya kompetisi liga di tahun 2017 kali ini, semakin banyak nama-nama apparel lokal lain yang naik ke permukaan lantaran jadi sponsor klub-klub di Go-Jek Traveloka Liga 1, Liga 2 maupun Liga 3. Antara lain brand Allvane, Calci, DJSport, Junior Sport, Oweltee, QJ, Reds!, Sportama, Superior hingga Total Sports.
Walau sejumlah apparel lokal (utamanya yang belum punya nama besar) mempunyai kekurangan dalam hal kemampuan produksi yang terhitung kecil dan kualitas bahan kostum yang belum begitu prima, namun kondisi ini tentu patut disyukuri. Sebab dengan begitu, iklim bisnis apparel lokal justru semakin meningkat dan ketat.
Mau tak mau, setiap produsen lokal akan terus memacu diri untuk menghasilkan produk-produk yang semakin berkualitas sehingga dijadikan pilihan utama tim-tim sepak bola di tanah air.
Siapa tahu dalam beberapa tahun ke depan, apparel lokal akan merebut sekaligus mendominasi pasar sepak bola nasional (baik klub ataupun timnas) serta mampu melebarkan sayap dengan menjadi pemasok perlengkapan olahraga bagi kesebelasan-kesebelasan di negara lain.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional