Tribe Ultah

Selamat Ulang Tahun, Persib Bandung!

Bulan Maret tahun ini menjadi bulan Maret ke-85 bagi Persib Bandung.  Ya, Persib merayakan ulang tahun yang ke-85  pada tanggal 14 Maret 2018. Angka 85 tidak hanya memperjelas bahwa Persib semakin tua. Namun, angka 85 juga mempertegas bahwa Persib merupakan tim besar dengan sejarah yang besar. Apalagi, Persib berdiri sebelum Indonesia mencapai kemerdekaan.

Endan Suhendra dalam bukunya yang berjudul “Persib Juara” menuliskan bahwa momentum kelahiran Persib adalah cerita bergabungnya dua bond sepak bola pribumi bernama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) yang didirikan tahun 1923 dan National Voetbal Bond (NVB) menjadi Persatoean Sepak Raga Indonesia Bandoeng (PSIB).

Peleburan kedua bond ini harus dilakukan karena Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia (PSSI) mensyaratkan setiap kota hanya bisa diwakili satu bond pada kejuaraan nasional yang sudah mulai digelarnya. Namun, sejujurnya, kecuali tradisi peringatan setiap tahun, sejauh ini belum ditemukan dokumen resmi yang menunjukkan bahwa Persib lahir pada tanggal 14 Maret 1933.

Delapan puluh lima tahun malang-melintang di dunia sepak bola Tanah Air, tentu membuat Persib memiliki rekam jejak perjalanan dan cerita yang panjang. Salah satu cerita dalam sejarah panjang itu adalah cerita tentang era keemasan Persib di tahun 1986. Pada tahun itu, Persib berhasil menyabet gelar juara kompetisi Perserikatan. Prestasi ini diraih Persib setelah tim berjuluk Maung Bandung ini mengalahkan Perseman Manokwari dengan skor tipis 1-0.  Saat itu Persib diarsiteki pelatih Nandar Iskandar.

Dengan prestasi tersebut, Persib pun mendapat kehormatan untuk mewakili Indonesia di Pesta Sukan II/1986 Brunei Darussalam. Dalam Pesta Sukan II/1986 Brunei Darussalam, Persib juga sukses keluar sebagai juara. Hal itu terjadi setelah Persib sukses mengalahkan Malaysia di laga final dengan skor 1-0 di Stadion Hassanal Bolkiah pada 27 Juli 1986.

Setelah mengangkat trofi di tahun 1986, Persib kembali menjadi juara dalam Perserikatan 1989/1990 dan 1993/1994, serta Liga Indonesia 1994/1995. Saat menjadi juara Liga Indonesia I 1994/1995, Persib merupakan tim  amatir yang mengandalkan kekuatan pemain lokal.

Sayang, era keemasan Persib tidaklah abadi. Usai mengangkat trofi pada Liga Indonesia I 1994/1995, Persib mengalami musim paceklik juara. Meskipun begitu, di musim berikutnya Persib tetap lolos hingga babak final pada Liga Indonesia II 1995/1996 dan Liga Indonesia III 1996/1997. Hingga belasan tahun lamanya, Persib tidak pernah menyandang gelar juara.

Musim paceklik juara Persib baru berakhir setelah hampir dua dekade. Pada tahun 2014, Persib akhirnya kembali mengangkat trofi dari kompetisi paling bergengsi di negeri Ini. Ya, Persib menjadi juara di Liga Super Indonesia (LSI) 2014 setelah menjungkalkan Persipura Jayapura dengan skor 5-3 dalam drama adu penalti di Stadion Jakabaring, Palembang pada 7 November 2014.

Seperti era keemasan Persib yang dibuka di tahun 1986, usai menjuarai LSI 2014, Persib kembali keluar sebagai juara dalam turnamen pra-musim paling bergengsi, yaitu Piala Presiden 2015. Tidak hanya itu, di tahun yang sama Persib juga menjuarai turnamen Piala Walikota Padang.

Namun, lagi dan lagi, setelah itu Persib mengalami penurunan performa.Seperti sepak bola Indonesia yang lesu karena disanksi FIFA pada tahun 2016, Persib juga mengalami kelesuan pada musim Go-Jek TravelokaLiga 1 2017. Meski skuat Persib saat itu bertabur bintang, Persib hanya finis di posisi ke-13 klasemen akhir. Bahkan, dalam turnamen pra-musim Piala Presiden 2018 yang digelar setelahnya, Persib tidak berhasil lolos dari fase penyisihan grup.

Harapan untuk Persib di tahun ke-85

Menyongsong musim 2018 yang digelar pada bulan yang sama dengan hari jadi Persib ke-85, tentu Persib dan seluruh pendukungnya memiliki banyak harapan. Ya, setidaknya musim ini Persib mampu menebus dosa di musim 2017. Kegagalan Persib musim lalu harus ditebus dengan keberhasilan dalam mengarungi kompetisi musim ini. Persib dan Bobotoh tidak ingin kembali merasakan puasa gelar selama bertahun-tahun, bukan?

Selain itu, mitos buruk mengenai pelatih asing yang menangani Persib juga harus dipatahkan. Mengingat selama ini Persib belum pernah menjadi juara ketika dilatih oleh pelatih asing. Memang, Persib bagaikan kuburan bagi pelatih asing yang mengadu nasib di dunia sepak bola Indonesia. Tak sedikit pelatih asing Persib yang mengakhiri tugasnya di tengah jalan. Ada yang dipecat, ada juga mengundurkan diri.

Sementara itu, saat ini Persib ditukangi pelatih asing, yaitu Roberto Carlos Mario Gomez. Ia merupakan pelatih asing ke-10 yang dipercaya menangani Maung Bandung. Sebelumnya, Persib pernah ditangani oleh Dejan Antonic, Drago Mamic, Jovo Cuckovic, Daniel Darko Janackovic, Arcan Iurie, Juan Antonio Paez, Marek Andrejz Sledzianowski, dan Marek Janota.

Berkaca pada prestasi Mario Gomez yang sukses mengantarkan klub Malaysia, Johor Darul Ta’zim meraih juara Malaysia Super League 2015, juara Piala AFC 2015, juara Piala FA 2016, dan juara Piala Sultan Haji Ahmad Shah 2016, tentu mitos buruk akan pelatih asing sangat memungkinkan untuk dihapus Persib. Pun dengan harapan akan kembalinya era keemasan Persib yang hilang.

Persib adalah tim besar. Besar dalam nama, sejarah, juga basis pendukungnya. Saking besarnya, dalam bukunya yang berjudul “Sepak Bola The Indonesian Way of Life”, Antony Sutton pun menyebut Persib sebagai sebuah fenomena. Sutton menilai Persib sebagai klub yang sangat dibanggakan, digilai, dan disesaki pendukungnya yang terus berdiri dan mengobarkan chant di tribun.

Sejurus dengan apa yang dikatakan Suton, selama 85 tahun ini Persib memang memberikan nyawa juga gairah dalam dunia sepak bola Indonesia. Namun, yang menjadi pertanyaan kemudian: sudahkah Persib menjadi tim sepak bola yang benar-benar matang? Atau jangan-jangan Persib hanya sekadar menua? Pasalnya, bertambahnya usia Persib tidak selalu diikuti bertambahnya gelar juara.

Tapi, sudahlah. Ulang tahun tidak semestinya diisi dengan kalimat yang bisa membuat tertekan. Ulang tahun adalah momentum untuk menghidupkan harapan bersama kalimat-kalimat doa yang penuh cinta.

Jadi, selamat ulang tahun, Persib! Semoga di tahun ke-85 ini, kau bisa membawa pulang kembali era keemasan yang hingga kini masih menghilang.

Author: Riri Rahayuningsih (@ririrahayu_)
Mahasiswi komunikasi. Pencinta sepak bola dalam negeri