Dalam rentang 1985 sampai 1988, pesepak bola berkebangsaan Polandia, Zbigniew Boniek, melakoni karier sepak bolanya di tim asal Italia, AS Roma. I Lupi merupakan kesebelasan Italia kedua yang dibela Boniek setelah Juventus. Bersama Roma, Boniek yang semasa aktif bermain dapat bermain sebagai sweeper, gelandang sayap, dan penyerang, sempat menggondol satu titel Piala Italia.
Walau masa pensiunnya sudah berlangsung lama, tapi perhatian Boniek kepada Roma masih tetap terjaga. Baru-baru ini, pria yang sedang menduduki jabatan Presiden di asosiasi sepak bola Polandia (PZPN) ini melontarkan kritik buat mantan klubnya tersebut.
Menurut Boniek, Roma di era sekarang tidak didesain untuk meraih titel juara. Pasalnya, hampir setiap musim mereka selalu menjual para pemain andalannya. Misalnya saja Medhi Benatia, Gervinho, Leandro Paredes, Miralem Pjanic, Alessio Romagnoli, Antonio Rüdiger, dan Mohamed Salah.
Kepergian mereka dari Stadion Olimpico memang mendatangkan dana segar yang jumlahnya sangat tinggi plus berguna untuk biaya tambahan membangun stadion baru. Namun bagi Boniek, hal itu tak ubahnya cara menggembosi tim dari dalam.
Dalam beberapa hari terakhir, rumor kepergian Edin Dzeko, Emerson Palmieri, dan Radja Nainggolan kembali menyeruak. Hal tersebut memantik emosi Boniek yang menyebut jika bekas timnya ini tidak memiliki ambisi besar untuk berprestasi.
“Aku tak tahu pasti kebenaran soal rumor-rumor tersebut, bila I Lupi memiliki kesempatan atau bahkan harus menjual pemainnya di bursa transfer musim dingin, itu merupakan sinyal jelas bahwa mereka tak ingin menang. Roma seolah dirancang untuk bisa finis di papan atas secara konsisten tapi bukan untuk memenangi gelar”, papar Boniek seperti dikutip via footballitalia.
Figur yang kini berumur 61 tahun itu menyayangkan pendekatan Roma di musim ini. Padahal, langkah mereka di kancah Serie A dan Liga Champions tergolong apik sejauh ini.
Jika benar-benar menjual pemain pentingnya dalam waktu dekat, Boniek pun yakin bahwa musim I Lupi akan berputar drastis 180 derajat. Ya, dari calon peraih titel juara menjadi calon pecundang.
Kebiasaan Roma menjual penggawa-penggawa andalannya dalam beberapa musim terakhir membuat khalayak luas melabeli mereka dengan sebutan AS RomArt akibat terus menjual ‘produk’ terbaiknya macam supermarket.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional