Tidak semua orang bisa bekerja sama lagi dengan teman dekat di tempat kerja yang lama, lalu bertemu lagi di tempat yang baru, dan Philippe Coutinho adalah satu dari segelintir orang di dunia ini yang bisa merasakan keistimewaan itu. Dengan bergabung ke Barcelona, ia sekaligus bereuni dengan kawan karibnya, Luis Suárez.
Keakraban Coutinho dengan Suárez barangkali adalah bromance yang kerap luput dari pengamatan kita, atau sudah lama tidak terlihat karena keduanya sudah cukup lama berpisah. Kalah pamor dari bromance antara Marco Reus dengan Pierre-Emerick Aubameyang, Marcelo dengan Cristiano Ronaldo, atau Paul Pogba dengan Jesse Lingard.
Namun, tak lama lagi kita akan kembali disuguhkan pemandangan yang sudah lama menghilang itu, sejak keduanya sama-sama berseragam Liverpool, 3,5 tahun yang lalu.
Coutinho dan Suárez merupakan dua pemain yang menjadi bagian dari skuat nyaris juara Liverpool, yakni pada musim 2013/2014, ketika kans juara The Reds lenyap seketika yang diwarnai kejadian terpelesetnya Steven Gerrard saat melawan Chelsea. Saat itu, Coutinho dan Suárez, bersama Raheem Sterling dan Daniel Sturridge di lini depan, membawa Liverpool menjadi tim tersubur kedua di liga domestik dengan 101 gol.
Dari torehan individu, saat itu Suárez mencetak 31 gol yang menjadikannya top skor liga, dan Coutinho yang baru menjalani musim pertamanya setelah didatangkan dari Internazionale Milano, mengemas 5 gol dan 7 asis dari 33 penampilan.
Sayangnya, hanya di musim itu saja keduanya bermain di klub yang sama, karena musim depannya Suárez hijrah ke Barcelona, dan terus bertahan sampai sekarang. Meski demikian, “kemesraan” mereka tetap terjaga di luar lapangan, contohnya di hari Natal kemarin.
Dalam sebuah permainan, Suárez berperan sebagai Secret Santa, yang memberikan hadiah untuk orang terdekatnya, dan yang dipilih adalah Coutinho. Kado apa yang diberikan Suárez saat itu? Sebotol vodka!
“Sekarang aku akan membuka rahasia. Aku adalah Secret Santa yang memberikan kado Natal itu untukmu adikku, Philippe Coutinho. Aku mengirimnya dari Barcelona, karena aku tahu dari kado itu kamu akan mengingat masa-masa bahagia yang pernah kita rasakan,” ucap Suárez penuh perasaan, dengan nada yang sangat menyentuh hati.
Baca juga: Resmi Didatangkan Barcelona, Philippe Coutinho Pecahkan Dua Rekor Transfer
Coutinho pun terlihat sangat gembira, seakan dipertemukan lagi dengan sobat lamanya, meski secara tak langsung. Ia berkata, “Astaga! Aku ingat ketika Luis (Suárez) di sini (Liverpool), istrinya suka meminum ini, juga kami berdua!”
Kita bisa membayangkannya, atau mungkin juga pernah merasakannya. Dua kawan karib yang sudah bertahun-tahun terpisah, kini dipertemukan lagi. Di satu kota, di satu tempat kerja yang sama, bahkan di satu lapangan untuk meraih kejayaan. Sangat membahagiakan.
Tak heran jika Coutinho ngotot pindah ke Barcelona, meski tak bisa bermain di Liga Champions, dan mungkin juga tak langsung menembus tim utama.
Pun begitu, sebenarnya kebahagiaan Coutinho bisa lebih lengkap lagi jika Neymar masih bermain di Barcelona. Sebab, salah satu faktor yang melandasi keinginan Coutinho hengkang ke Blaugrana adalah untuk bermain bersama lagi dengan rekan senegaranya itu.
Neymar dan Coutinho lahir di tahun yang sama, yaitu 1992, dan hanya berbeda 4 bulan. Mereka sudah saling mengenal sejak bermain untuk timnas Brasil junior, hingga kini di tim senior. Bahkan, Neymar juga sempat berterus terang mengatakan kalau ingin bermain dengan Coutinho di klub yang sama, dan yang dimaksud saat itu adalah Barcelona.
Tapi belum sempat keinginannya terkabul, Neymar sudah keburu hengkang ke Paris Saint-Germain (PSG). Padahal, jarak waktu antara pindahnya Neymar ke PSG dengan datangnya Coutinho ke Barcelona hanya lima bulan! Emane, kalau kata orang Jawa, yang kurang lebih berarti sayang sekali.
Lebih disayangkan lagi, mungkin juga mengharukan, jika kalian mengetahui siapa dalang di balik permainan Secret Santa yang disebutkan tadi. Dialah Neymar, yang sengaja merancang sistem permainan itu sedemikian rupa, saking rindunya pada Coutinho.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.