Suara Pembaca

Pele: Sepak Bola, Ginga Style dan Idealisme

Waktu itu tidak ada pilihan lain kecuali memainkan anak muda berusia 17 tahun bernama Pele untuk mengisi posisi yang ditinggalkan penyerang Altafini. Kondisi Pele juga tidak fit karena dalam proses pemulihan pasca cedera lutut di satu sesi latihan.

Perjudian pun dilakukan pelatih Vicente Feola di babak perempat final melawan Wales yang berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Brasil. Pele menjadi pencetak gol tunggal di pertandingan itu.

Melihat penampilan impresif yang ditampilkan Pele, ia diturunkan kembali di babak semi-final melawan Prancis yang berkesudahan 5-2 untuk kemenangan Brasil. Penampilan Pele pun dipuji setinggi langit karena ia berhasil melesakkan hat-trick.

Namun, apa yang ditampilkan Pele pada dua pertandingan tersebut belum cukup. Mereka masih menyisakan trauma akan kegagalannya di Piala Dunia sebelumnya. Melajunya Brasil sampai ke partai puncak Piala Dunia 1958 tidak lepas dari permainan Ginga Style sama seperti kala mereka menjadi tuan rumah delapan tahun sebelumnya.

Singkat cerita, pada babak final, Brasil dipertemukan dengan tuan rumah Swedia yang dikenal bermain cepat, keras dan cerdas. Sudah menganalisa seluruh pertandingan Swedia dari babak kualifikasi hingga sampai di final, pelatih Vicente Feola sempat berpikir mengganti susunan formasi dan strategi.

Tapi hal itu urung dilakukan pelatih Vicente Feola karena menyadari Brasil harus punya identitas, yang membuat mereka  tidak harus sama dengan yang lainnya karena: Brasil adalah Brasil, Tim Samba adalah Ginga Style.

Pilihan itu diambil kala Feola melihat langsung aksi Pele menginisiasi latihan juggling dan mengiring bola ratusan meter bersama beberapa pemain utama dari lobby hotel sampai air mancur yang ada dekat taman kota di Kota Solna, Swedia.

BACA JUGA: 7 Juni 1970, Ketika Gordons Banks Membuat Pele Kecewa

BACA JUGA: Kisah Hilangnya Tulang Legenda Brasil

Di partai final melawan Swedia Tim Samba menampilkan permainan yang menawan yang menjadi ciri khas mereka, Ginga Style. Meski sempat tertinggal gol di menit-menit awal, Brasil berhasil membalikkan keadaan untuk skor kemenangan 5-2. Tim Samba terlihat bahagia memainkan gaya khasnya.

Seolah menari sepanjang pertandingan, Pele menyumbangkan 2 gol di pertandingan itu dan membawa Brasil menjuarai Piala Dunia untuk kali pertama.

Apa yang dilakukan Pele sepanjang Piala Dunia 1958 bukan sekadar membawa Brasil menjadi juara. Lebih dari itu, di usia yang masih tergolong belia, ia berhasil menginspirasi Tim Samba melawan segala rasa takut atas trauma masa lalu kemudian mengubahnya menjadi kekuatan yang menjadikan Brasil tidak terhentikan lewat Ginga Style.

Kini Ginga Style yang menggambarkan sempurna gaya sepak bola Brasil yang juga dikenal sebagai  “joga bonito” atau bermain dengan indah, yang kerap pula kita saksikan hingga sekarang  karena jamak dipertontonkan oleh para pemain asal Brazil di era modern seperti Zico, Romario, Ronaldo Nazario, Ronaldinho, Rivaldo, Robinho, Neymar, hingga Vinicius Junior.

Sampai akhir karirnya sebagai pesepak bola Pele kemudian berhasil membawa  Brasil menjuarai Piala Dunia 1962 dan Piala Dunia 1970. Artinya Pele adalah satu-satunya pemain yang pernah membawa sebuah negara untuk menjuarai 3 kali piala dunia.

Fantastisnya, Pele juga tercatat telah mencetak 1.279 gol dalam 1.363 laga sepanjang kariernya dan dinobatkan oleh federasi sepakbola dunia FIFA sebagai pemain terbaik di abad ke-20.

Penulis adalah Madridista dan blogger dapat ditemui di akun Twitter @anwargigi. Seluruh penulisan artikel ini diinspirasi oleh Film “Pele: Birth of a Legend” yang ditulis oleh Jeff & Michael Zimbalist dan dirilis pada tahun 2016.