Suara Pembaca

Corona Gerogoti Dunia, seperti Skandal Gerogoti Sepak Bola Indonesia

Kedua, kepentingan diri sendiri atau kelompok diposisikan di atas kepentingan yang lebih luas.

Di China sejak awal sudah ada peringatan kemunculan COVID-19, namun pemerintah mengabaikan.

Di Indonesia, pemerintah dan masyarakat juga terkesan menanggapinya santai, meski banyak pihak telah mengingatkan sejak akhir Januari.

Di Italia, pemerintah tidak cukup cepat dan diperparah sebagian masyarakatnya tidak patuh aturan, sehingga wabah menjadi cepat meluas.

BACA JUGA: Apa Kabar Skuat Italia di Piala Dunia 2006?

Kepentingan pemangku sepak bola yang lebih berfokus pada sepak bola senior, membuat sepak bola junior tidak mempunyai dasar yang baku.

Apa yang terjadi pada sepak bola hari ini, adalah hasil dari perlakuan pada masa-masa yang lalu.

Kita pernah punya Kurikulum Sepak bolanya coach Timo Scheunemann saat menjadi Direktur Teknis PSSI yang layu sebelum berkembang, dan kita punya Filanesia sejak 3 tahun ini.

Tapi, sudah beredar kabar tentang tidak akan bertahan lama keberadaannya. Semoga itu tidak benar.

Baik wabah penyakit atau hal-hal buruk yang terjadi pada kehidupan sehari-hari kita, mestinya akan membuat kita berpikir dan bertindak saat ini dengan sebaik mungkin. Sebab apa yang kita lakukan hari ini, akan membuat perbedaan pada hari-hari yang akan datang.

BACA JUGA: Karantina COVID-19 dan Dampak Psikologis Bagi Para Pesepak Bola