Cerita

Sudah Siapkah Liga 1 Putri di Indonesia?

10 dari total 18 klub Shopee Liga 1 2019 menyatakan telah siap berpartisipasi dalam Liga 1 Putri. Kepastian itu didapat usai pertemuan koordinasi yang diadakan PSSI di Jakarta, Kamis (25/7). Bertajuk CEO Forum Liga 1 Putri, pertemuan bersama 18 klub berkaitan dengan penyelenggaraan kompetisi yang rencananya mulai digulirkan tahun ini.

Selain Plt. Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto, anggota exco Dirk Soplanit dan Papat Yunisal, Sekretaris Jenderal Ratu Tisha Destria juga hadir dalam pertemuan yang bertujuan memastikan komitmen para klub peserta.

Menurut Tisha, kompetisi yang akan digulirkan merupakan program yang disusun secara langsung oleh FIFA. Selain keberadaan tim nasional Putri di dua nomor, senior dan usia muda, keberadaan kompetisi juga menjadi syarat.

“Pertemuan hari ini untuk membahas tentang penyelenggara liga sepak bola putri tahun ini. Adapun semua ini dilakukan berdasarkan program yang disusun secara langsung oleh FIFA. Pada kongres FIFA di Paris beberapa bulan lalu, FIFA mencanangkan berbagai macam program khusus untuk anggota-anggotanya yang telah memenuhi dua syarat, yang pertama keberadaan tim nasional putri di dua nomor, senior dan usia muda, serta adanya kompetisi,” ungkap Ratu Tisha, dikutip dari laman federasi.

Baca juga: Sepak Bola Wanita Bukan Tentang Wanitanya

Masih mengutip laman yang sama, Iwan Budianto memimpikan 18 klub ikut Liga 1 Putri, tapi kalau tidak bisa di tahun pertama, setidaknya minimal 6 klub, untuk ke depannya semua klub ikut liga 1 putri. Diharapkan penyelenggaraan ini menjadi pelecut semangat bagi para adik-adik putri untuk mau bermain sepak bola.

Dengan bergulirnya kompetisi, memang diharapkan mempermudah pembentukan tim nasional. Tidak seperti sekarang ini, ketidakjelasan liga atau kompetisi menjadi tantangan tersendiri bagi siapapun pelatih yang membesut Garuda Pertiwi. Beberapa pemain berbakat bahkan beralih menekuni futsal, beralih menjadi wasit, terparah ada beberapa yang memutuskan meninggalkan dunia kulit bundar di usia muda.

Dengan mulai ditatanya sepak bola putri, kenangan manis pencapaian peringkat keempat di kancah Asia pada 1977 dan 1986 bukan lagi hanya angan, tapi sebuah tujuan yang jelas jalannya.

Suporter juga harus bersiap

Yang pasti bukan hanya federasi yang harus terus bekerja keras dalam penataan sepak bola wanita, tapi juga klub yang harus terus bersiap menjalani kompetisi. Suporter tidak kalah penting untuk segera bersiap.

Jangan sampai digulirkannya sepak bola wanita hanya menjadi pelengkap semata. Jangan sampai saat para srikandi lapangan hijau berlaga, siulan dan candaan berbau seksisme yang menghiasi. Jangan sampai hanya paras dan bentuk tubuh para pemain yang menjadi fokus perhatian. Jangan sampai pertandingan sepak bola hanya menjadi “hiburan” dengan tubuh-tubuh wanita sebagai obyeknya.

Sebelum sepak bola wanita benar-benar dimainkan, ada baiknya stigma bahwa sepak bola wanita merupakan tontonan kelas dua dengan mengekspos kecantikan dan keseksian para pemainnya lebih dulu dihilangkan. Sudah saatnya cara pandang yang menilai wanita hanya sekadar dari kecantikan wajah, bentuk tubuh, dan hal-hal seksis lainnya dibuang jauh-jauh.

Seharusnya sepak bola wanita dilihat sebagai pertandingan, dan pemainnya dinilai sebagai pemain dengan segala kemampuan dan prestasinya.

Baca juga: Keresahan di Balik Gemerlapnya Piala Dunia Wanita 2019

10 klub peserta Liga 1 Putri 2019

  1. Persija
  2. PSM Makassar
  3. Persib Bandung
  4. PS Tira Persikabo
  5. Bali United
  6. Arema
  7. PSIS Semarang
  8. Persipura Jayapura
  9. PSS Sleman
  10. Persebaya