Sabtu malam (6/4) waktu setempat, stadion Gelora Ratu Pamelingan penuh sesak. Sang penghuni, Madura United menjalani laga hidup mati menghadapi Persebaya Surabaya dalam babak semi-final Piala Presiden 2019. Sebelumnya Laskar Sapeh Kerrab tertinggal agregat 1-0 usai kalah di kandang Bajul Ijo.
Jika pada leg pertama di Surabaya terdapat momen spesial untuk mengenang mangkatnya sang legenda, Eri Erianto, kali ini di leg kedua di Madura, juga terdapat momen spesial lainnya. Stadion Gelora Ratu Pamelingan yang beberapa tahun ke belakang menjadi kandang klub kebanggaan masyarakat Pulau Garam, akan segera berganti nama.
Prosesi pergantian nama direncanakan berlangsung sebelum kick-off pertandingan penentuan siapa wakil Jawa Timur yang akan menyusul Arema FC ke partai puncak. Perihal prosesi pergantian nama diungkap media officer Madura United, Tabri S Munir. Beliau mengungkap pergantian nama akan dilakukan secara resmi oleh bupati Pamekasan.
“Iya benar akan dilakukan peresmian pergantian nama, akan diresmikan langsung oleh bupati Pamekasan,” ujarnya dikutip dari PSSI.org.
Lebih lanjut, untuk waktu prosesi peresmiannya akan dilakukan sekitar pukul 17.30 dan sebelum pemain melakukan pemanasan.
Nantinya nama yang dipilih adalah Stadion Gelora Madura Ratu Pamekasan. Pergantian nama ini bertujuan untuk meningkatkan spirit kerja dan menggelorakan nama Madura dan Pamekasan khususnya di seantero nusantara. Dipergunakannya stadion ini sebagai home base klub sepak bola profesional dirasa efektif mempromosikan Madura dan Pamekasan secara khusus.
Kisah simpang-siur kapasitas stadion
Beberapa waktu lalu kabar kurang sedap mengemuka dari stadion yang resmi dibuka November 2016 silam. Kabarnya terjadi pemalsuan data pasti berapa kapasitas stadion. Sebelumnya, Pemkab Pamekasan, melalui Dinas Pemuda dan Olahraga, mengklaim kapasitas tampung stadion sebesar 35.000 penonton.
Data mengejutkan ditemukan usai dilakukan penghitungan manual pada stadion yang terletak di Desa Ceguk Kecamatan Tlanakan. Penghitungan dilakukan saat Madura United menjamu Persebaya Surabaya pada 25 Mei 2018.
Metode yang digunakan adalah dengan mengambil sampel tribun paling padat suporter kala itu, yakni di kurva utara yang ditempati suporter Persebaya Surabaya. Pada saat yang sama, penghitungan juga dilakukan oleh aktivis LSM dan suporter Madura United menggunakan checker dan berlangsung hingga sekitar 70 menit pertandingan berjalan.
Hasilnya, ditemukan fakta bahwa kapasitas stadion hanyalah 13.407 orang. Kerugian tersebut antara lain adanya opini bahwa panitia pelaksana pertandingan Madura United telah melakukan penggelapan pajak hiburan. Dalam setiap pertandingan stadion selalu terlihat penuh namun data jumlah penonton selalu jauh dari data daya tampung stadion.
Kerugian lain yang dialami panitia pelaksanana pertandiangan adalah sering kali, dalam pertandingan big match, penonton yang telah memiliki tiket pertandingan tetap tidak bisa masuk karena tribun telah penuh sesak.