Belum ada titik terang siapakah yang akan menjadi pelatih timnas Indonesia untuk Piala AFF 2018. Hanya berjarak tiga bulan dari perhelatan dua tahunan tersebut, kondisi ini jauh dari kata ideal.
Luis Milla yang sudah melatih tim nasional sejak tahun lalu sebenarnya sudah dipersiapkan oleh PSSI sebagai nakhoda tim di Piala AFF 2018. Selepas kegagalan di Asian Games 2018, PSSI mengaku sudah menawarkan perpanjangan kontrak kepada mantan pelatih Timnas U-21 Spanyol tersebut.
Meski begitu beberapa pihak meragukan keseriusan PSSI dalam mempertahankan sang juru latih asal Spanyol. Sebelum Asian Games 2018 berlangsung Luis Milla memang sudah diultimatum oleh Ketua Umum PSSI agar dapat membawa Timnas U-23 Indonesia melaju hingga ke babak 4 besar, jika hal tersebut tidak terpenuhi pemecatan adalah jalan yang akan diambil.
Seperti yang diketahui, Luis Milla dan tim nasional Indonesia gagal memenuhi target tersebut. Hal itulah yang mungkin membuat Luis Milla segera berpamitan dengan pemain–pemain tim nasional dan juga suporter Indonesia via cuitan di twitter pribadinya.
Suporter Indonesia yang melihat perkembangan permainan tim nasional di ajang Asian Games ini pun memaksa PSSI untuk tetap mempertahankan Luis Milla sebagai pelatih tim nasional. Desakan dari publik membuat Edy Rahmayadi melembek dan mulai mempertimbangkan untuk memperpanjang kontrak Luis Milla.
Akhirnya suporter Indonesia bersorak ketika PSSI mengumumkan bahwa Milla mendapatkan perpanjangan kontrak selama satu tahun. Namun ketika kita semua bersuka cita ada satu hal yang luput, yaitu Luis Milla tidak memberikan pernyataan apapun tentang perpanjang kontrak ini. Seakan–akan perpanjangan kerja sama ini tak lagi membutuhkan persetujuan dari Luis Milla.
Segalanya menjadi kian pelik setelah tersiar kabar bahwa PSSI menunggak gaji Milla selama 3 bulan. Hal ini diakui salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI (Exco) Gusti Randa. Pria yang dikenal sebagai pengacara ini mengatakan bahwa persoalan gaji yang belum selesai ini mengakibatkan proses negosiasi kontrak bersama Milla tersendat.
Tingginya gaji Milla juga menjadi salah satu alasan mengapa Exco PSSI sempat terbelah pendapatnya perihal masa depan sang pelatih. Pendukung setia tim nasional Indonesia semakin cemas setelah Luis Milla belum juga datang ke Indonesia melainkan sempat tertangkap kamera menyaksikan sesi latihan Timnas U-21 Spanyol.
PSSI Tidak Layak Memiliki Luis Milla
Luis Milla datang ke Indonesia dengan membawa catatan gemilang, juara Piala Eropa U-21. Satu hal yang diharapkan dapat diulang ketika menukangi tim Merah Putih. Sayangnya sampai hari ini belum ada satu pun prestasi yang berhasil diberikan pelatih berusia 52 tahun itu.
Setelah hanya berhasil mendapatkan perunggu di SEA Games 2017 yang mana meleset dari target emas yang diberikan, Luis Milla kembali gagal memenuhi target PSSI di ajang Asian Games tahun ini.
Namun kegagalan tim nasional Indonesia bukanlah sepenuhnya akibat kesalahan dari Luis Milla. Jadwal kompetisi yang tidak padu dengan jeda internasional membuat persiapan tim nasional selalu tidak maksimal. Akibatnya Tim Garuda sulit mendapatkan lawan–lawan yang cukup kompetitif untuk mempersiapkan tim.
Khusus untuk Asian Games 2018 target lolos semifinal amatlah tidak realistis. Ketua Umum PSSI mungkin merasa telah memberikan keistimewaan pada Luis Milla berupa regulasi pemain muda yang diterapkan pada musim lalu, sehingga PSSI menggangap lolos 4 besar di Asian Games adalah target yang masuk akal.
Faktanya regulasi instan tersebut tidak banyak membantu kelangsungan tim nasional karena para pemain kunci di tim ini adalah mantan pemain U-19 yang tanpa bantuan regulasi pun telah mendapat tempat di timnya masing–masing. Meskipun mendapat keuntungan bermain di negeri sendiri, PSSI seharusnya sadar diri bahwa sepak bola kita masih jauh tertinggal dari negara–negara Asia lainnya.
Bahkan untuk level regional ASEAN, Indonesia bukan lagi tim yang superior. Maka dari itu sebagus apapun pelatih tim nasional kita, jika pengelolaan federasi masih jauh dari kata profesional niscaya prestasi masih enggan datang ke negeri ini.
Meski harus tersingkir di babak 16 besar, kita semua tahu ada progres yang ditunjukkan tim ini. Tim nasional U-23 bersama Luis Milla memberikan asa bahwa kita bisa berbuat banyak di Piala AFF yang akan berlangsung tahun ini. Ketidakjelasan masa depan Luis Milla ini tentu akan merugikan tim nasional Indonesia dalam persiapan menuju Piala AFF 2018.
Semoga PSSI segera menemukan solusi terbaik perihal posisi pelatih tim nasional Indonesia. Luis Milla memang masih menjadi opsi terbaik, dengan pengalamannya bersama tim ini sejak awal tahun lalu tentu akan mempermudah persiapan tim nasional Indonesia.
Namun jika memang Luis Milla tak lagi menjabat, siapapun penggantinya akan memiliki banyak pekerjaan rumah karena harus memenuhi target yang diberikan PSSI dengan waktu persiapan yang mepet.