Baru-baru ini, langkah yang menggemparkan nan sensasional diambil oleh Javier Tebas, selaku Presiden LaLiga. Tebas mengumumkan bahwa LaLiga telah menjalin kesepakatan dengan Relevent—perusahaan pengorganisir olahraga top asal Amerika Serikat—selama 15 tahun. Kerja sama dengan Relevent membuahkan satu organisasi yang disebut LaLiga North America (LaLiga Amerika Utara).
Dikutip dari situs resmi LaLiga, LaLiga North America ini merupakan representasi resmi LaLiga di Amerika Serikat dan Kanada. Organisasi yang akan dipimpin oleh Boris Gartner ini memiliki tugas untuk menyelenggarakan akademi pemain dan pelatih, melakukan kesepakatan bisnis, menyelenggarakan pertandingan persahabatan dan… menyelenggarakan pertandingan resmi LaLiga di Amerika Serikat serta Kanada.
Ya, benar. Selama 15 tahun ke depan nanti, akan ada pertandingan LaLiga di Amerika Serikat dan Kanada!
Berdasarkan penuturan CEO Relevent Charlie Stillitano kepada The Washington Post, pertandingan LaLiga di Amerika Utara nanti baru akan dimulai setelah musim 2018/2019 memasuki paruh kedua, atau tepatnya setelah 1 Januari 2019.
Stillitano menambahkan bahwa pertandingan yang akan berlangsung di Amerika Serikat dan Kanada nanti harus dimainkan oleh tim-tim kelas atas semacam Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, Sevilla, atau Valencia.
Hal ini tentunya mengundang banyak reaksi. Banyak orang yang melihat bahwa langkah LaLiga ini merupakan sebuah cara jenius untuk menaikkan popularitas liga sepak bola Spanyol tersebut. Di satu sisi, banyak yang menyatakan bahwa Tebas dan petinggi LaLiga telah dibutakan oleh uang dan melupakan esensi dari sepak bola itu sendiri.
Berdasarkan dua pendapat yang terpolarisasi tersebut, kami mengajak kalian semua untuk melihat putusan LaLiga ini dari dua sudut pandang yang berbeda. Kami berusaha menjabarkan plus dan minus dari kesepakatan yang telah ditandatangani LaLiga dengan Relevant.
Baca juga: Ronaldo dan Niat Akuisisi Real Valladolid
Dilihat dari sudut pandang ekonomi, apa yang dilakukan LaLiga memang menjadi sebuah gebrakan yang monumental. Popularitas LaLiga besar kemungkinan akan meroket atas kesepakatan ini.
Seperti yang dijabarkan Ed Malyon melalui kolomnya di Independent, dari 50 juta penggemar olahraga yang secara rutin menonton sepak bola di layar kaca di Amerika Serikat, sekitar 80% nya adalah fans LaLiga. Ditambah lagi, begitu banyak penduduk berdarah Hispanik di Amerika sana, dan tentu mereka memiliki ikatan tersendiri dengan hal berbau Spanyol.
Amerika Serikat dan Kanada menjadi pilihan juga karena animo sepak bola di sana sedang tinggi-tingginya. Meskipun Amerika Serikat gagal masuk ke Piala Dunia 2018, tiket pertandingan banyak dibeli oleh penggemar sepak bola dari Negeri Paman Sam. Tak hanya itu, hampir semua tiket turnamen pra-musim yang melibatkan tim-tim top Eropa, termasuk dari Spanyol, di Amerika Serikat juga habis terjual.
Ini juga yang tentu menjadi pertimbangan Tebas dan LaLiga. Jika pertandingan pra-musim dan pertandingan turnamen internasional yang tak diikuti negaranya saja laku keras, apalagi pertandingan resmi yang kompetitif?
Meskipun begitu, apa yang telah dilakukan LaLiga tentu bukanlah sesuatu yang populer apabila ditilik melalui sudut pandang berbeda. Dilihat dari sudut pandang sepak bola, hal ini tentunya merugikan klub-klub yang akan bertanding di Amerika nantinya.
Untuk melakukan satu pertandingan mereka harus menempuh perjalanan udara setidaknya selama sembilan jam, bahkan lebih. Menempuh perjalanan udara selama ini tentunya melelahkan, belum lagi pemain-pemain tersebut harus menghadapi kompetisi yang padat.
Hal ini tentu akan berimbas pada kesuksesan klub-klub yang sebelumnya telah disebutkan akan bermain di Amerika tersebut. Di musim 2018/2019 mendatang, mereka akan bertanding di kompetisi domestik dan Liga Champions/Liga Europa.
Mengasumsikan bahwa salah satu dari mereka lolos dari fase grup Liga Champions/Liga Europa dan terus melaju di Piala Raja—yang menggunakan sistem kandang tandang—mereka juga harus menghadapi perjalanan yang jauh ke Amerika.
Dengan jadwal yang super padat, kelelahan pun akan menjadi kendala besar, dan bukan tak mungkin mereka akan gagal di kompetisi level benua, dan hal ini tentu akan merugikan sepak bola Spanyol.
Selain itu, masih banyak lubang dalam gebrakan ini. Siapa yang akan menjadi tuan rumah di Amerika nanti? Klub mana saja yang akan bermain? Bagaimana nasib dari pemegang tiket terusan di Spanyol mendapati bahwa mereka akan rugi satu laga atau bahkan lebih? Pertanyaan-pertanyaan ini belum mampu terjawab oleh LaLiga North America.
Langkah LaLiga untuk mengembangkan sayapnya patut diperhatikan dengan baik. Apabila hal-hal teknis di lapangan tidak mendapatkan atensi cukup, ekspansi yang mereka lakukan bisa jadi akan menimbulkan kerugian bagi LaLiga, dan bahkan sepak bola Spanyol secara keseluruhan.