Perempat-final Piala Dunia 2018 ini menghadirkan banyak kejutan, yang kebanyakan, terjadi di fase grup. Salah satunya, tentu, kepulangan juara bertahan Jerman yang begitu dramatis dan memilukan. Sementara di fase perdelapan-final, juara Eropa 2016, Portugal, dipulangkan oleh Uruguay, sementara Spanyol dan Argentina, masing-masing takluk oleh Rusia dan Prancis.
Berangkat dari sistem undian yang sudah dilakukan akhir tahun lalu, skema drawing ini kemudian memunculkan calon-calon kejutan yang siap mendobrak kemapanan negara-negara sepak bola di era modern yang begitu kuat cengkeramannya di tahun 2000-an.
Laga Prancis kontra Uruguay dan Brasil melawan Belgia misalnya, yang akan menjadi laga untuk menantikan apakah negara golden generation seperti Prancis, bisa meladeni kedisiplinan dan kematangan Uruguay di bawah arahan El Maestro, Oscar Tabarez. Sementara bagi Belgia, mereka juga mengusung para golden generation yang secara heroik mengandaskan Jepang dan kini akan melawan pemilik gelar juara dunia terbanyak, Brasil, yang tengah mengusung misi kebangkitan usai tragedi 1-7 empat tahun lalu.
Di slot seberang, kejutan tak kalah menarik. Empat negara di slot seberang, kecuali Inggris, adalah negara-negara yang tidak punya tradisi juara di Piala Dunia. Kroasia akan meladeni Rusia untuk mengejar tiket semifinal mereka setelah terakhir di Piala Dunia 1998 lalu. Sementara bagi tuan rumah, kesuksesan menyingkirkan juara dunia tahun 2010, Spanyol, tentu memberi motivasi ekstra untuk melaju jauh.
Inggris dan Swedia di slot terakhir pun tak kalah seru. Keduanya tengah mengusung era baru dengan cara berbeda. Bila Swedia mengusung era baru tanpa Zlatan Ibrahimovic dan kini lebih kolektif, Inggris mengusung era baru bersama Gareth Southgate yang secara dramatis mampu membawa Inggris bermain lebih dewasa dan tidak naif. Kemenangan adu penalti atas Kolombia, setidaknya menjadi satu bukti yang menarik.
Jadi, prediksi kami sederhana: Apakah fase perempat-final ini akan menyambut kejutan terbaru di semifinal nanti? Atau justru, kekuatan lama seperti Brasil akan terus mampu melaju kencang menuju gelar juara dunia keenam mereka?
