Kejutan adalah hal mewah yang selalu dinantikan saat ajang sebesar Piala Dunia berlangsung. Pada 2014 lalu, Kosta Rika adalah aktor utamanya. Mereka berhasil menembus babak perempat final, prestasi tertinggi sepanjang sejarah.
Berada dalam grup yang sama dengan dengan tiga tim juara dunia (Italia, Uruguay, dan Inggris), Kosta Rika yang saat itu dilatih Jorge Luis Pinto berhasil menjadi juara grup dengan status tak terkalahkan. Bahkan mereka mampu mencetak clean sheet saat melawan Italia, Inggris, dan Belanda, tim yang mengalahkan mereka di perempat-final melalui adu penalti.
Saat ini, di bawah komando Oscar Ramirez, Los Ticos ditantang untuk mengulang hal yang sama. Meski berat, namun keyakinan mereka amat besar. Jika dulu para juara dunia saja bisa mereka singkirkan, kenapa sekarang tidak bisa?
Skuat inti
Ramirez sudah mengumumkan 23 nama yang berangkat ke Rusia pada 14 Mei lalu. Jika melihat daftar pilihannya, Ramirez tak hanya mempertimbangkan kualitas, namun juga pengalaman para pemainnya. Pasalnya, hampir semua yang dipanggil telah menjadi andalannya selama hampir dua tahun terakhir.
Hanya tiga pemain saja yang jumlah caps-nya belum mencapai 20 (per Mei 2018), yakni Leonel Moreira (8), Daniel Colindres (10), dan pemain termuda dalam skuad, Ian Smith (1). Rataan usia dalam skuat Kosta Rika pun terbilang tinggi, yakni 29,1 tahun.
https://twitter.com/harrisonvesey/status/999868747987894272
Kekuatan
Kosta Rika amat fasih dalam memainkan sepak bola direct yang mengandalkan umpan-umpan terobosan ke lini depan, terutama saat melakukan serangan balik. Selain itu, dua sisi sayap juga menjadi andalan untuk membangun serangan, baik diakhiri dengan crossing akurat maupun lewat umpan pendek untuk kemudian kembali melakukan terobosan lewat tengah.
Satu hal lagi, mereka cukup bagus dalam memanfaatkan situasi bola mati. Jika kalian melihat keseluruhan gol yang dicetak Kosta Rika selama babak kualifikasi akhir zona CONCACAF, semuanya tercipta lewat tiga skema tersebut. Simpel, namun amat efektif dan efisien.
Kelemahan
Meski bermain dengan lima bek, Kosta Rika cukup rentan dibobol, terutama oleh tim besar. Ketajaman lini depan pun juga memprihatinkan. Mencetak 21 gol namun kebobolan 18 gol dari 19 laga terakhir tentu menjadi masalah yang harus dicari solusinya. Selain itu, formasi 5-4-1 yang hampir tak pernah dimodifikasi selama beberapa tahun terakhir membuat permainan Kosta Rika mudah terbaca.
Kosta Rika juga memiliki catatan buruk saat bertemu tim-tim asal Eropa belakangan ini. Padahal, dua lawan mereka di fase grup berasal dari Eropa. Faktor tersebut tampaknya menjadi alasan dipilihnya Irlandia Utara, Inggris, dan Belgia sebagai lawan uji tanding mereka di bulan Juni sebelum turun di Piala Dunia. Hasil yang diraih tentu bisa dijadikan patokan sejauh mana peluang mereka nantinya.
Pemain kunci: Keylor Navas
Ketangguhannya menjaga gawang Kosta Rika selama Piala Dunia 2014 membuatnya direkrut Real Madrid. Sejak saat itu, perlahan ia menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang El Real. Torehan gelar Liga Champions selama tiga musim beruntun menjadi bukti kemampuannya sebagai kiper andal. Mental juara ini yang diharapkan bisa ditularkan kepada rekan-rekannya di timnas.
Navas memang memiliki catatan clean sheet yang tak begitu bagus, namun ia terbukti mampu membuat sejumlah penyelamatan krusial dalam laga-laga penting. Kemampuannya dalam menahan penalti pun cukup berharga, terutama jika Kosta Rika mampu menembus fase gugur.
Prakiraan formasi
Ramirez hampir selalu menggunakan formasi 5-4-1 di segala kesempatan. Sehingga bisa dipastikan bahwa formasi ini yang akan dipakai selama kejuaraan berlangsung.
Navas akan dipasang sebagai kiper utama. Untuk mengisi formasi 5 bek, Bryan Oviedo dan Cristian Gamboa akan mengisi posisi bek sayap. Slot 3 bek tengah akan menjadi milik Kendall Waston, Oscar Duarte, dan sang veteran Johnny Acosta. Sedangkan Giancarlo Gonzalez dan Francisco Calvo akan menjadi alternatif jika salah satu berhalangan.
Untuk lini tengah, melihat skuad yang ada, duet gelandang tengah kemungkinan akan diisi oleh David Guzman dan Celso Borges. Sedangkan duo veteran, kapten Bryan Ruiz dan Christian Bolanos akan diplot sebagai gelandang kiri dan kanan. Jika Bolanos diistirahatkan, Ruiz akan digeser ke kanan dan sisi kiri akan diisi oleh Rodney Wallace atau Daniel Colindres. Untuk posisi penyerang tunggal, Marco Urena kemungkinan akan menjadi opsi utama.
Peluang di Piala Dunia 2018
Tak akan ada lagi yang berani meragukan Los Ticos seperti empat tahun silam, apalagi saat ini mereka tak tergabung di grup maut. Kecuali Brasil, saingan mereka yang lain, yaitu Serbia dan Swiss bisa dibilang relatif seimbang. Peluang untuk lolos ke babak 16 besar cukup terbuka, khususnya sebagai runner-up grup.
Namun jika mereka berhasil lolos dari grup, keinginan mengulang prestasi tahun 2014 lalu tampak cukup berat, mengingat potensi lawan mereka adalah sang juara bertahan, Jerman. Kecuali mereka berhasil menciptakan kejutan baru yang kembali menggemparkan dunia sepak bola.