Sepak bola Indonesia kembali diterpa dengan aksi kekerasan yang terjadi di lapangan. Kali ini wasit menjadi korbannya dan Liga 3 Indonesia menjadi ajang adu pukul tersebut. terdapat dua kasus serupa terjadi di dua pertandingan berbeda.
Pertama, kasus kekerasan terhadap wasit terjadi di pertandingan antara Persitema Temanggung dan PSIP Pemalang yang dilangsungkan di Stadion Bhumi Pala pada hari Minggu kemarin. Kericuhan terjadi pada menit ke-90 ketika PSIP sudah unggul 1-0 atas tuan rumah. Berawal dari tendangan penjuru, bola yang mengarah langsung ke gawang tidak berhasil ditangkap sempurna oleh kiper Persitema. Dengan cepat, sang kiper langsung menangkap kembali bola yang terlepas dari tangkapannya itu.
Pemain PSIP yang berada di dekat gawang nampaknya melihat bahwa bola sudah melewati garis dan wasit yang sepertinya melihat hakim garis mengiyakan hal tersebut kemudian langsung mengesahkan gol tersebut. Tidak terima dengan keputusan tersebut, para suporter tuan rumah pun melemparkan beberapa benda ke arah hakim garis. Tak hanya dilempari, hakim garis pun terkena pukulan dari seseorang yang mengenakan pakaian berwarna abu-abu dan seketika terkapar di lapangan.
Ketika wasit sampai TKO saat pertandingan masih berjalan. Sepakbola kita butuh keteladanan agar anarkisme tak jadi kebiasaan yang dibiarkan…#bolakita #MMA pic.twitter.com/w4MIHgCGbC
— Instagram @akmalmarhali20 (@akmalmarhali) May 7, 2018
Wasit yang melihat tersebut berusaha untuk mendekati hakim garis. Namun karena ada beberapa orang berpakaian abu-abu berlari ke arahnya dan terlihat ingin menyerang, wasit pun memutuskan untuk melarikan diri ke arah ruang ganti. Begitu juga dengan hakim garis yang terlihat sudah kembali berdiri, dibantu dengan petugas keamanan yang menuntunnya masuk ke ruang ganti.
Kasus kedua terjadi di pertandingan antara Persibara Banjarnegara dengan Bhayangkara Muda. Kali ini, kekerasan terhadap wasit dilakukan oleh seorang pemain. Kejadian terjadi ketika salah satu pemain Persibara dilanggar oleh pemain bernomor punggung delapan, yang kemudian diketahui bernama Manan Samara. Wasit pun memberikan sebuah kartu kuning dan hal itu nampaknya tidak bisa diterima oleh sang pemain. Rekan-rekannya pun terlihat mengerubungi wasit dan sebuah tinju melayang ke arahnya.
Miris ketika nomer punggung 8, pemain Bhayangkara muda semarang memukul wasit Karena tidak terima dengan pelanggaran untuk persibara + kartu kuning. pic.twitter.com/v9cgoQK3bH
— Ťдвдħ Đώį ćдħγσ (@Cambleh_) May 6, 2018
Wasit yang terkena pukulan sempat mendapat perawatan medis di pinggir lapangan sebelum dipandu keluar dan digantikan oleh wasit lain. Pertandingan tetap dilanjutkan meski terdapat insiden tersebut. Dua kasus kekerasan terhadap wasit ini sungguh disayangkan. Kita pun masih terus menunggu bagaimana PSSI mengusut dan mengatasi kasus-kasus itu.