Cerita

Tribe Profil: Hasrat Arema FC Kembali ke Papan Atas

Memiliki skuat berkelas, tentu tak ada yang menduga jika perjalanan Arema FC di Liga 1 musim 2017 lalu berlangsung mengecewakan. Apalagi, mereka adalah satu dari sekian tim besar yang difavoritkan bakal menjadi kampiun di pengujung musim.

Kurang apiknya performa Arema sejak awal musim bahkan memaksa sang pelatih, Aji Santoso, meletakkan jabatannya di pertengahan musim. Sosoknya pun digantikan oleh Joko Susilo. Pergantian ini sendiri tidak memberi dampak signifikan karena Singo Edan cuma finis di posisi kesembilan.

Begitu musim kompetisi selesai, Aremania selaku pendukung fanatik Singo Edan langsung meminta pihak manajemen supaya melakukan pembenahan masif di dalam tubuh tim kesayangan mereka. Manisnya, tuntutan tersebut direspons dengan cukup cepat.

Berharap tuah Joko Susilo dan perbaikan di sejumlah lini

Di musim kompetisi baru, pihak Arema memutuskan untuk tetap menjadikan Joko sebagai peramu strategi. Mengacu pada pengalaman sebagai asisten pelatih di Arema dan lisensi A AFC yang dimilikinya, Joko memang layak untuk dipertahankan.

Pasalnya, ia tak butuh waktu lama untuk beradaptasi karena sudah mengenal dengan baik tim Arema yang dibesutnya. Lebih jauh, kemampuan taktikal eks pemain PSM Makassar dan Persija Jakarta ini juga cukup mumpuni sehingga pantas rasanya bila Aremania berharap ia dapat membantu Arema kembali ke papan atas.

Jika posisi pelatih tak mengalami perubahan, maka lain halnya dengan skuat. Kubu manajemen sudah melepas beberapa orang pemain. Ironis, sejumlah nama merupakan penggawa bintang di musim kemarin yaitu Adam Alis, Ahmad Bustomi, Benny Wahyudi, sampai Cristian Gonzales. Itu pun belum menghitung Kurnia Meiga yang tengah sakit sehingga harus absen dari lapangan untuk sementara waktu.

Mayoritas pemain asing Singo Edan pada Liga 1 2017 seperti Jad Noureddine, Juan Pablo Pino, dan Esteban Vizcarra (kini sudah dinaturalisasi) juga tak dipertahankan. Hanya Ahmed Atayew dan Arthur Cunha yang bertahan di Stadion Kanjuruhan, kandang Arema.

Kepergian nama-nama di atas tentu meninggalkan lubang menganga di dalam skuat Arema. Supaya lubang itu tertutup dan Singo Edan tetap tangguh, pemain-pemain anyar didaratkan ke Malang.

Untuk nama lokal, Arema sudah resmi merekrut Ahmad Nur Hardianto, Jefri Kurniawan, Kurniawan Kartika Ajie, Ricky Ohorella, dan Ridwan Tawainella. Sementara di sektor penggawa asing, dua slot pemain asing yang sempat lowong telah diisi Balsa Bozovic dan Thiago Furtuoso. Masuknya nama-nama tersebut jelas membawa angin segar bagi Singo Edan.

Pada saat terjun di sepasang turnamen pra-musim, Piala Presiden 2018, dan Piala Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) II 2018, aksi-aksi yang diperlihatkan oleh Dendi Santoso dan kolega terbilang cukup apik lantaran selalu lolos ke fase gugur (perempat-final Piala Presiden dan final Piala Gubernur Kaltim).

Mengacu pada catatan tersebut, Arema memiliki potensi besar untuk berpacu lagi di papan atas. Kendati demikian, anak asuh Joko juga harus mengupayakan pembenahan dari kelemahan-kelemahan yang masih terlihat sehingga tak mudah goyah.

Prakiraan formasi

Di seluruh turnamen pra-musim dan partai uji tanding yang Arema jalani sebelum bertempur di Liga 1, ada beberapa formasi yang kerap dimainkan oleh Joko. Namun dari sekian opsi, pola 4-3-3 tampaknya bakal menjadi pilihan pertama dari sang pelatih.

Hilangnya Meiga membuat Arema bekerja keras mencari pengganti sepadan di sepanjang bursa transfer. Dari sekian nama, Kurniawan yang juga eks Persiba Balikpapan layak didapuk sebagai kiper utama. Dirinya bakal dilapis oleh empat nama lain yaitu Joko Ribowo, Reky Rahayu, Teddy Heri, maupun Utam Rusdiana.

Bergeser ke lini belakang, kuartet Arthur, Bagas Adi, Hendro Siswanto, dan Johan Alfarizi pantas dijadikan benteng andalan. Bila mereka tampil kurang prima, Singo Edan masih memiliki Junda Irawan, Mochammad Zaenuri, Purwaka Yudhi, Ricky, dan Syaiful Indra Cahya sebagai alternatif.

Sebagai sumber kreativitas permainan, sektor tengah Arema nampaknya akan jadi kekuasaan trio Atayew-Bozovic-Hanif Sjahbandi. Kualitas brilian mereka bertiga jelas sayang untuk tidak dimaksimalkan. Selain ketiga orang itu, sang pelatih masih punya Jayus Hariono, Jefri, Juan Revi, Nasir sampai Ridwan yang tenaganya bisa digeber kapan saja sebagai pengganti.

Dari sekian lini, mungkin area depan Arema jadi salah satu yang paling mentereng. Trio Dedik-Dendi-Furtuoso hampir pasti mengisi starting eleven berkat kemampuan luar biasa mereka. Akan tetapi, Arema juga menyimpan kualitas top dalam diri Nur Hardianto, Muhammad Rafli, dan Rivaldy Bauwo yang duduk di bangku cadangan. Ketiga nama terakhir tentu siap merumput kapanpun dibutuhkan, terlebih saat trio pertama mandul.

Player to watch: Thiago Furtuoso

Sosok Gonzales amat melegenda di Malang dan Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir, dirinya selalu jadi tumpuan utama Arema dalam urusan mencetak gol. Namun kepergian pria naturalisasi itu ke Madura United, membuat Singo Edan merekrut Furtuoso.

Menggantikan tugas Gonzales tentu bukan pekerjaan mudah. Tapi kepercayaan manajemen Arema kepada Furtuoso wajib dibalasnya secara tuntas.

Berbekal skill dan teknik mumpuni, Furtuoso amat sesuai untuk diplot sebagai mesin gol anyar tim. Terlebih, pekerjaannya nanti akan dibantu oleh nama-nama menjanjikan seperti Dedik, Dendi, Nur Hardianto, sampai Rivaldy.

Mencetak gol sebanyak-banyaknya adalah tugas utama Furtuoso musim ini guna mengatrol posisi Arema menuju papan atas. Tak hanya itu, ketajamannya pasti dinanti Aremania supaya catatan kelam pada musim lalu, membukukan 43 gol saja alias yang terburuk di antara penghuni sepuluh besar tidak terulang.

 

Prediksi: Posisi 3-6 klasemen akhir

Pembenahan yang dilakukan Arema sejauh ini tergolong cukup bagus dan sesuai kebutuhan. Terlebih, selama pra-musim mereka menunjukkan aksi-aksi yang memikat mata kendati tak beroleh titel kampiun. Berkaca dari situasi tersebut, ada kemungkinan besar jika Singo Edan bakal mengembalikan statusnya sebagai salah satu klub ternama di Tanah Air dan merangsek ke papan atas Liga 1 2018 dengan finis di posisi tiga sampai enam.

Peluang juara? Tetap ada. Namun Arema butuh perjuangan ekstra keras plus keberuntungan guna menahbiskan diri sebagai tim nomor satu di Indonesia untuk kali kedua sepanjang sejarah.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional