Nasional Bola

Plus-Minus Persiapan Perseru Serui

Pada kompetisi Liga 1 musim 2017 kemarin, Perseru Serui berhasil menyelamatkan diri dari jerat degradasi di detik-detik akhir. Klub berjuluk Kuda Laut Jingga ini finis di peringkat 15 klasemen akhir dan cuma unggul dua angka dari Semen Padang.

Bercermin dari perjalanan mereka di musim lalu, manajemen Perseru pun bergerak aktif di sepanjang jeda kompetisi. Ada sejumlah perubahan yang mereka lakukan agar tim kesayangan warga Serui ini dapat tampil lebih baik di Liga 1 musim 2018.

Per musim ini, Dominggus Fakdawer dan kolega akan kedatangan sosok pelatih anyar. Mantan pemain nasional yang pernah memperkuat Arema FC, Persita Tangerang dan Persebaya Surabaya, I Putu Gede, telah didaulat secara resmi untuk menjadi peramu taktik. Pria asal Bali ini menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Agus Yuwono.

Tak berhenti sampai di situ, gerak-gerik Perseru di sepanjang bursa transfer juga cukup aduhai. Pasalnya, mereka sudah mengamankan jasa empat penggawa asing sekaligus (satu pemain Asia dan tiga pemain dari negara bebas).

Bomain Aime (Pantai Gading) dan Silvio Escobar (Paraguay) yang telah memperkuat Perseru sejak musim lalu sukses dipertahankan. Sementara Djamel Leeflang (Belanda) dan Kunihiro Yamashita (Jepang) menjadi rekrutan anyar Kuda Laut Jingga.

Berbekal nama-nama di atas plus sejumlah pemain lokal berkualitas seperti Fakdawer, Lukas Mandowen, Nerius Alom, dan Yohanis Nabar, sang pelatih tentu punya skuat cukup mumpuni untuk bersaing di Liga 1 2018.

Kendati demikian, ada satu masalah klasik yang dihadapi lagi oleh Perseru. Seperti dilansir bola.com, Stadion Marora yang jadi homebase mereka mendapat sejumlah catatan ketika diverifikasi oleh PT. Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi.

Diungkapkan oleh Chief Operation Officer (COO) PT. LIB, Tigor Shalom Boboy, catatan untuk Stadion Marora meliputi lampu, tribun dan ruang ganti yang dinilai belum memenuhi standar. Padahal, sedari musim lalu kubu Perseru menjanjikan bahwa mereka akan melakukan pembenahan terhadap stadion berkapasitas 10 ribu pasang mata tersebut.

Manajer Kuda Laut Jingga, Kilion Imbiri, sadar jika banyak hal yang kudu dibenahi dari stadion nan angker bagi tim-tim tamu tersebut. Ia pun berjanji untuk merealisasikannya dalam waktu dekat, khususnya terkait lampu supaya Perseru dapat menggelar laga di malam hari (terutama di bulan Ramadhan).

Kalau persoalan ini gagal ditangani dengan sempurna oleh manajemen Perseru, kisah musim lalu di mana mereka senantiasa bermain di luar Serui pada bulan Ramadan akan kembali terulang.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional