Meskipun gagal meraih gelar Liga Champions, Pep Guardiola melakukan pekerjaan yang bisa dibilang luar biasa di FC Bayern München. Ia mampu membuat klub asal Bavaria itu tetap mendominasi di tanah Jerman dan juga dihormati di Eropa. Meskipun demikian, tiga musim Pep Guardiola di FC Bayern sebenarnya tidak sesuai yang diharapkan mengingat curriculum vitae serta kemampuan yang dimilikinya.
Bahkan tiga musim Pep Guardiola di Allianz Arena memberikan banyak hal yang kurang mengenakkan. Perlahan demi perlahan hal tersebut kemudian terkuak. Salah satunya melalui autobiografi dokter tim Bayern, Hans-Wilhelm Müller-Wohlfahrt. Mantan dokter tim Bayern yang dipecat di era Pep tersebut menyebut bahwa Pep Guardiola merupakan seseorang yang kepercayaan dirinya begitu rendah.
Dalam autobiografi yang disusun dalam bentuk bersambung oleh Bild, Müller-Wohlfahrt beranggapan bahwa Guardiola selalu berada dalam situasi tidak yakin kepada dirinya sendiri. Ia juga menambahkan bahwa mantan pelatih Barcelona tersebut selalu dalam situasi takut kehilangan kekuasaan atau dalam hal ini adalah pekerjaannya.
“Saya beranggapan bahwa Pep Guardiola merupakan seseorang yang kepercayaan dirinya rendah. Dan ia akan melakukan segala cara untuk menyembunyikan hal tersebut.”
“Ia (Guardiola) selalu terlihat berada dalam ketakutan yang konstan terkait kehilangan kekuasaan dan otoritasnya, ketimbang kekalahan (yang dialami oleh timnya),” ujar Müller-Wohlfahrt.
Kabarnya, ucapan yang dikeluarkan oleh dokter yang juga pakar medis olahraga dan ortopedi ini disebabkan keputusan Pep Guardiola yang sempat memecatnya pada tahun 2015. Kala itu, Pep dengan terang-terangan menyebut Müller-Wohlfahrt sebagai biang dari buruknya tingkat kebugaran para pemain Bayern, di mana alasan tersebut dianggap menjadi penyebab utama mengapa Die Roten tidak bisa tampil maksimal.
Salah satu petinggi klub, Uli Hoeness, menyebut bahwa konflik antara Pep Guardiola dan Müller-Wohlfahrt lebih disebabkan karena adanya dua kultur yang bertabrakan. Pep sebagai seorang yang bangga dengan identitas Catalan-nya, juga pengalaman dan kebiasaannya melatih di mana hubungan dengan departemen medis tidak begitu erat, beradu dengan Müller-Wolfahrt, orang Jerman kental, yang tidak suka metode medisnya dipertanyakan dan diragukan. Perbedaan ini kemudian membuat komunikasi tidak bisa berjalan dengan lancar.
Ucapan dari Müller-Wohlfhart boleh jadi sangat subjektif dan emosional karena kredibilitasnya sempat dipertanyakan dan diusik oleh Pep. Tetapi pendapatnya tentang Pep Guardiola ini tentu memberikan pandangan baru terkait sosok Pep Guardiola yang begitu diagungkan bahkan sampai dikultuskan oleh para pemujanya.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia