Ada yang berbeda dalam beberapa uji tanding terakhir yang dilakukan oleh Persib Bandung. Pelatih Mario Gomez menempatkan pemain bertahan senior, Supardi Nasir, di tempat yang berbeda. Pelatih asal Argentina tersebut memainkan Supardi di sektor sayap kanan. Apakah ini pertanda tentang posisi baru yang dimainkan Supardi di musim kompetisi mendatang?
Perubahan posisi ini adalah kali kedua yang dialami Supardi di Persib Bandung. Pada musim lalu, ia ditempatkan di sektor bek kiri. Padahal seperti yang diketahui, Supardi tersohor sebagai salah satu bek kanan berkualitas yang dimiliki oleh Indonesia. Posisi lain yang pernah dimainkan Supardi adalah bek sayap kanan di PSMS Medan, ketika formasi 3-5-2 masih begitu populer di Indonesia.
Publik sepak bola tentu mengenal perubahan posisi yang sering terjadi terutama kepada para pemain yang beroperasi di sektor sayap. Bagaimana para pemain seperti Antonio Valencia, Ashley Young, dan James Milner memainkan peran yang lebih defensif padahal sebelumnya bermain di sektor sayap area penyerangan.
Kasus Supardi jelas serupa dengan yang dialami oleh Gareth Bale. Bagaimana winger asal Wales tersebut bermain di posisi bek kiri pada awal kariernya. Hingga akhirnya Bale kemudian justru menjadi pesepak bola yang lebih matang di posisi barunya tersebut dan kini populer sebagai penyerang tengah.
Tetapi Bale bertransformasi ketika usianya masih muda, ketika otot dan gaya bermain secara umum masih benar-benar bisa diubah. Sementara yang terjadi kepada Supardi justru ketika usianya sudah benar-benar uzur. Apakah ini merupakan sebuah langkah yang bagus?
Perubahan posisi yang menguntungkan semua pihak
Pada dasarnya, perubahan posisi Supardi ke area yang lebih menyerang menjadi opsi yang sangat bagus untuk semua pihak, baik bagi tim Persib Bandung, Gomez sebagai pelatih, dan juga Supardi sendiri. Perubahan posisi di senja karier ini boleh jadi merupakan perubahan terbaik sepanjang karier Supardi yang sudah bergelut di kancah sepak bola Indonesia selama 16 tahun.
Harus diakui bahwa Supardi sudah tidak seperti dulu lagi. Fisiknya jelas tidak sama lagi dengan seperti ketika ia berhasil membawa PSMS Medan menembus partai final Liga Indonesia 2007, atau ketika berhasil membawa Persib Bandung menjadi juara Liga Super Indonesia 2014. Anda bisa melihatnya musim lalu, bagaimana Supardi sering kepayahan ketika menghadapi para penyerang yang berusia lebih muda dan bugar. Ia sering seperti kehabisan bensin menghadapi mereka.
Perubahan posisi ini akan sangat baik bagi Supardi agar bisa terus kompetitif di level teratas. Tenaganya tentu tidak sama lagi, tetapi kecerdasan serta kematangan bermainnya sudah semakin meningkat seiring usia. Dengan bermain di area penyerangan, Supardi tentu bisa menghemat energi. Ia tentu tidak perlu lagi mengejar lawan sepanjang lapangan. Area bermain Supardi kini berada di jarak yang lebih pendek, sehingga memungkinkan ia untuk mengatur napas dan keluarnya tenaga.
Terlebih ketika bermain sebagai bek kanan pun, Supardi termasuk salah satu pemain bertahan yang produktif. Ia beberapa kali mencetak gol dan mengirim umpan melalui kaki kanannya yang dahsyat itu. Jadi sebenarnya, perubahan posisi ini tidak akan membuat Supardi memerlukan waktu yang lama untuk beradaptasi.
Perubahan posisi ini juga tentu menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi Mario Gomez. Ia akan mendapatkan tambahan tenaga baru di posisi sayap kanan, apalagi mengingat kemungkinan Febri Hariyadi akan dipanggil memperkuat Indonesia di ajang Asian Games 2018. Tentu keberadaan Supardi yang kini menambah stok pemain di sektor sayap bisa menjadi kelegaan tersendiri.
Selain itu, perubahan posisi Supardi juga membuat proses regenerasi di tubuh Persib Bandung bisa berjalan dengan lebih lancar. Karena harus diakui bahwa keberadaan Supardi yang sudah memperkuat Maung Bandung selama lebih dari lima musim tersebut membuat proses peremajaan sektor bek kanan agak mandek.
Supardi begitu superior di posisi bek kanan. Kondisi ini akhirnya memaksa para pemain seperti Agung Pribadi dan Jajang Sukmara lebih banyak berdiam diri di bangku cadangan hingga akhirnya hengkang. Supardi kini sudah berusia 35 tahun, maka perpindahan posisi ini membuat adanya ruang bagi pemain lain di sektor bek kanan.
Seperti yang diketahui, Henhen Herdiana berada di garis terdepan untuk menjadi suksesor Supardi. Belum lagi adn bek muda serba bisa, Indra Mustafa, yang bisa saja dimainkan di posisi bek kanan. Dengan dipindahkannya Supardi ke area yang lebih ofensif, tentu ini menjadi waktu bagi Henhen dan Indra untuk bisa bersinar dan bersaing memperebutkan posisi tim utama. Sebuah iklim kompetitif yang tentunya juga bagus bagi klub. Supardi pun bisa mengarahkan dan mengajari kedua pemain muda ini dengan lebih baik karena berada di satu lapangan yang sama.
Pertanyaan besarnya adalah, apakah di usia yang kini sudah mendekati senja karier, seorang Supardi Nasir mampu memainkan peran baru yang diberikan kepadanya? Semua bisa melihat dan menilainya nanti ketika kompetisi sudah benar-benar bergulir.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia