Setiap kali musim anyar kompetisi sepak bola akan dihelat, ada begitu banyak hal yang sangat ingin diketauhui oleh para suporter. Misalnya tentang para penggawa atau bahkan pelatih baru yang secara resmi dikontrak oleh tim kesayangan mereka.
Akan tetapi, ada satu hal lain yang amat dinanti-nantikan oleh para suporter. Apalagi kalau bukan penampakan jersey tempur klub favorit mereka masing-masing pada musim baru. Hal ini pula yang sedang terjadi di Indonesia kendati waktu penyelenggaraan Liga 1 2018 belum jua menemui titik terang.
Seiring bergulirnya waktu, satu per satu kontestan Liga 1 meluncurkan kostum resmi yang bakal mereka gunakan untuk bertarung pada musim 2018. Beraneka desain dan teknologi pun menghiasi kostum-kostum tersebut.
Namun menariknya, persaingan yang hadir di antara apparel juga terlihat semakin intens. Pasalnya, klub-klub Indonesia di Liga 1 yang menggunakan apparel asing sekarang jumlahnya lebih banyak ketimbang musim kemarin.
Lebih jauh, apparel asing yang bergerilya di Tanah Air juga bukan nama sembarangan lagi. Ada sepasang brand ternama dalam wujud Nike dan Umbro yang musim 2018 nanti menyuplai empat kesebelasan berbeda. Keduanya ditemani oleh Forium dan Joma.
Produsen berlambang swoosh akan menjadi sponsor untuk Pusamania Borneo FC sedangkan brand berlogo berlian menjadi penyedia jersey untuk Barito Putera, Bhayangkara FC, dan PSM Makassar. Sementara itu, dua apparel yang disebut belakangan masing-masing jadi pembuat seragam untuk Persela Lamongan serta Mitra Kutai Kartanegara.
Walau ekspansi brand asing semakin terasa, tapi para produsen asli Indonesia juga tak mau kalah begitu saja. Setidaknya, masih ada sepuluh klub Liga 1 yang menggunakan jasa mereka sebagai penyedia kostum. Produsen lokal yang menjalin kerja sama dengan sepuluh klub itu sendiri adalah Calci, DJ Sport, MBB, Noij, Riors, Specs, dan Sportama.
Dari sekian nama di atas, Specs menjadi apparel dengan rekanan terbanyak di Liga 1 2018. Pasalnya, mereka menyuplai tiga kesebelasan sekaligus yaitu Arema FC, Persija Jakarta, dan Persipura Jayapura.
Sementara dua tim tersisa dari 18 klub peserta Liga 1 2018 yakni Bali United dan Persebaya Surabaya, seperti musim sebelumnya, kembali memproduksi sendiri seragam tempur mereka. Kedua tim ini pun bisa dimasukkan ke dalam kategori pengguna apparel lokal.
Kalau musim lalu tim yang menggunakan apparel lokal (Bhayangkara FC saat itu menggunakan produk dari Vilour) berhasil menahbiskan diri sebagai kampiun, bagaimana dengan musim 2018 nanti?
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional