Cerita

Persamaan Trio Legendaris San Antonio Spurs dan Trio Legendaris Persipura Jayapura

Sebelumnya kami sudah pernah membahas bagaimana persamaan antara tim-tim di kompetisi bola basket NBA dengan kesebelasan yang ada di Indonesia. Di sana, kami menyebut bahwa Persipura Jayapura memiliki banyak kesamaan dengan tim San Antonio Spurs. Selain karena tradisi juara, sebenarnya ada satu poin lagi yang membuat dua tim beda cabang olahraga tersebut memiliki banyak persamaan, yaitu soal trio legendaris yang mereka miliki.

Dalam sejarahnya, San Antonio Spurs memiliki trio pemain yang sangat legendaris yaitu Tim Duncan, Tony Parker, dan Manu Ginobili. Ketiga pemain tersebut tersohor dengan sebutan Spurs Big Three atau biasanya hanya sekadar disebut The Big Three saja. Ketiga pemain ini bermain bersama dari kurun waktu 2002 hingga 2016, dan memenangkan empat gelar juara NBA pada tahun 2003, 2005, 2007, dan 2014.

Serupa dengan yang ada di Persipura, mereka memiliki trio pemain legendaris yang menjadi poros permainan tim sejak tahun 2008. Mereka adalah Boaz Solossa, Ian Louis Kabes, dan Manu Wanggai. Ketiganya sukses membawa tim Mutiara Hitam merajai pentas sepak bola Indonesia selama lebih dari satu dekade. Ada banyak kesamaan antara masing-masing personel trio legendaris San Antonio Spurs dan trio pemain yang dimiliki oleh Persipura Jayapura.

Tony Parker – Ian Louis Kabes

Ada dua kesamaan besar antara seorang Tony Paker dengan sosok seorang Ian Louis Kabes. Parker dan Kabes sama-sama merupakan pesolek yang memperhatikan penampilan mereka. Anda bisa melihat media sosial Instagram masing-masing pemain untuk melihat persamaan tersebut.

Yang kedua adalah soal spesialisasi. Baik Parker maupun Kabes sama-sama sangat berbahaya ketika tim sedang melakukan transisi penyerangan. Parker memiliki spesialisasi sebagai three pointer yang sangat jitu, sementara Kabes akan sangat berbahaya dan tidak terhentikan ketika sudah membawa bola di sektor sayap, menekuk ke area tengah, dan menembak bola.

Manu Ginobili – Manu Wanggai

Bukan saja karena keduanya memiliki nama depan yang sama, Manu Ginobili dan Manu Wanggai memang memiliki banyak persamaan dalam permainan mereka. Tenaga dan agresivitas menjadi kunci permainan baik Ginobili maupun Wanggai. Ketika Ginobili terkenal karena defense pass-nya, Wanggai terkenal karena tekelnya yang sangat baik. Baik Ginobili dan Wanggai juga sama-sama andal dalam membaca permainan, juga tersohor sebagai team player ketimbang mengutamakan penampilan pribadi.

Tim Duncan – Boaz Solossa

Best of the best. Bisa jadi itulah kata yang tepat untuk menggambarkan dua pemain legenda ini. Tim Duncan dan Boaz Solossa merupakan yang terbaik dari yang terbaik di bidang mereka masing-masing. Baik Duncan maupun Boaz, mereka dihormati oleh para pemain baik dari generasi sebelumnya maupun generasi penerus.

Visi dan efektivitas menjadi kualitas dari permainan baik Duncan maupun Boaz. Keduanya juga selain berhasil membawa tim yang mereka bela menjadi juara, mereka beberapa kali meraih prestasi pribadi. Apabila Duncan dalam beberapa kesempatan sudah mendapatkan gelar MVP di kompetisi NBA, Boaz juga beberapa kali menerima penghargaan sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi.

Bank shot adalah trademark dari seorang Tim Duncan, sama khasnya dengan penyelesaian akhir dari sudut sempit yang sering dilakukan oleh Boaz. Yang menjadi semakin sama di antara keduanya adalah baik Duncan maupun Boaz merupakan pribadi yang tidak banyak berbicara.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia