Cerita

Langkah Cerdik Pep Guardiola Ketika Sebut Manchester City Belum Siap Menangi Liga Champions

Hanya butuh satu tahun bagi Pep Guardiola untuk membawa Manchester City menjadi salah satu tim sepak bola yang sangat dominan. Kekuatan City tak hanya ditakuti di Inggris, namun juga disegani di level Eropa, dan hal itu memang terbukti adanya.

Di Liga Primer Inggris, langkah The Citizens untuk finis di peringkat pertama tampak tak terbendung, sementara di Liga Champions, Sergio Aguero dan kolega digadang-gadang akan mengangkat trofi Si Kuping Besar pertama mereka sepanjang sejarah. Namun, hal yang tak terduga justru terucap dari mulut sang manajer. Guardiola menyatakan bahwa City belum siap untuk memenangi Liga Champions.

Dilansir dari ESPN, Guardiola mengatakan bahwa skuat City saat ini tak cukup memiliki pengalaman untuk berkompetisi dengan tim-tim terbaik di Eropa. Meskipun ia merasa yakin dengan kekuatan timnya, namun ia enggan untuk memberikan target yang begitu tinggi kepada anak asuhnya.

“Saya tak tahu apakah kami benar-benar siap. Saya memiliki keyakinan yang besar kepada tim saya, dan mereka juga tahu bahwa manajer mereka menaruh keyakinan terhadap mereka. Namun, kompetisi ini (Liga Champions) berbeda, jadi saya tak tahu akan seperti apa.”

“Target kami saat ini adalah melakukan hal yang lebih baik ketimbang musim lalu, yaitu masuk ke babak perempat-final. Hal itu sudah cukup bagi kami untuk saat ini, dan apabila kami berhasil memenuhi itu, kami akan lihat apa yang akan terjadi selanjutnya.”

“Saya mengakui bahwa di musim ini kami bermain lebih baik ketimbang musim lalu. Namun, berdasarkan pengalaman yang saya miliki, Liga Champions begitu spesial, tim-tim yang bermain di kompetisi ini begitu baik, dan Anda harus bermain sebaik mereka. Anda juga harus siap untuk segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Walaupun begitu, kami akan melakukan persiapan yang sama seperti kami bersiap untuk pertandingan di Liga Primer Inggris atau Piala FA.”

Perkataan Guardiola ini tentunya mengherankan. City saat ini memiliki kekuatan yang begitu seimbang, mulai dari lini belakang hingga depan. Kedalaman skuatnya juga luar biasa, sebagai contoh, klub mana yang mampu memiliki pemain cadangan seperti Bernardo Silva dan Ilkay Gundogan?

Selain itu, Guardiola juga memiliki reputasi sebagai manajer yang jempolan. Olahan taktiknya di musim 2017/2018 ini mampu membuat City begitu perkasa. Pemain-pemain seperti Aguero, Kevin De Bruyne, Ederson, dan Leroy Sane, menjadi salah satu yang terbaik di posisinya di dunia, sementara pemain seperti Raheem Sterling mampu dibawa Guardiola ke level yang lebih tinggi. Belum lagi melihat rekrutan baru Guardiola dalam diri Aymeric Laporte, yang semakin memperkuat pertahanan The Citizens.

Di Liga Primer Inggris, City kini unggul 16 poin atas peringkat kedua, Manchester United. Jarak 16 poin ini menjadi marjin terbesar di antara peringkat satu dan dua di liga top Eropa lainnya. Di fase grup Liga Champions kemarin, City berhasil menang lima kali, dan kekalahan satu-satunya yang mereka dapatkan disebabkan karena pilihan Guardiola untuk menurunkan untuk skuat lapis kedua. Singkatnya, City tentunya memiliki peluang besar untuk menjadi yang terbaik di Eropa musim ini, berkaca dari kekuatannya.

Ucapan Guardiola tentu terkesan tak masuk akal, namun, di balik ucapannya yang aneh, ada hal-hal yang menyiratkan bahwa pria Spanyol ini adalah manajer yang berkelas. Sejauh ini, City disebut sebagai penantang terkuat Liga Champions, bahkan melebihi klub-klub penuh tradisi seperti Real Madrid dan Bayern München.

Hal itu tentunya membebani De Bruyne dan kolega, yang benar seperti kata Guardiola bahwa pengalaman mereka di Liga Champions masih minim. Dengan mengatakan ke publik bahwa skuatnya masih belum siap dan target yang ia pasang begitu minimalis, Guardiola ingin menghilangkan ekspektasi dan tekanan besar yang hinggap ke punggung anak asuhnya. Dengan tak adanya tekanan yang besar dan harapan yang tinggi, skuatnya bisa menghadapi kompetisi ini dengan lebih rileks dan tenang.

Melihat permainan City dan tentunya aktivitas transfer yang mereka lakukan, sebenarnya wajar kalau ekspektasi untuk menjadi juara Eropa datang. Namun, Guardiola, dilihat dari ucapannya, paham bahwa akan lebih baik apabila mereka fokus terhadap apa yang akan mereka hadapi di depan alih-alih menatap terlalu jauh.

Mereka tentunya berkaca akan apa yang terjadi di musim lalu, ketika mereka secara mengejutkan tumbang di tangan AS Monaco di babak 16 besar. Monaco di atas kertas tentunya tak sekuat City, namun karena skuat asuhan Guardiola tidak fokus, mereka membuang keunggulan di leg pertama dan gagal melaju ke babak selanjutnya. Kini, mereka akan menghadapi klub yang notabene kekuatannya berada di bawah mereka, FC Basel, namun mereka tentu harus fokus agar mimpi buruk di musim lalu tak terulang kembali.

Kita semua tahu bahwa Guardiola adalah manajer yang ambisius dan perfeksionis. Dalam hatinya, ia pasti yakin bahwa skuatnya bisa menjadi juara Liga Champions. Ucapannya yang menyuarakan hal sebaliknya adalah langkah cerdik yang ia ambil demi memuluskan langkah timnya ke tangga juara.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket