Cerita

Barisan Penyerang Eropa yang Tajam di Liga Indonesia

Sejak turnamen pra-musim Piala Presiden 2018 digulirkan beberapa pekan lalu, atensi khalayak penikmat sepak bola Indonesia disita oleh dua penyerang asal Eropa yang ganas dalam membobol gawang lawan. Mereka adalah Fernando Rodriguez (Spanyol/Mitra Kutai Kartanegara) dan Marko Simic (Kroasia/Persija Jakarta).

Setiap kali diberi kesempatan bermain, baik Rodriguez dan Simic acapkali memberi daya dobrak yang lebih masif untuk lini depan klub yang mereka bela. Hingga Piala Presiden 2018 memasuki babak 8 besar, kedua penyerang itu sama-sama telah mengoleksi 3 gol.

Keberadaan mereka di kotak penalti lawan bak teror menakutkan yang harus diantisipasi secara prima. Bila gagal melakukannya, jangan kaget andai jaring gawang akan bergetar akibat gol dari kepala atau kakinya.

Performa menawan tersebut berujung pada harapan yang membuncah jika di ajang Liga 1 mendatang, masing-masing figur bisa tampil maksimal serta mengemas banyak gol untuk Mitra Kukar dan Persija.

Namun sebelum berpeluh keringat di kancah Liga 1 yang baru akan bergulir bulan Maret nanti, ada baiknya Rodriguez dan Simic terlebih dahulu menengok sejumlah penyerang Eropa yang tajam saat mentas di Liga Indonesia.

Paling tidak, dari nama-nama berikut ini keduanya bisa mengetahui bagaimana cara menembus lini belakang klub-klub Indonesia dengan lebih sempurna.

Siapa saja mereka?

Sylvano Comvalius

Direkrut oleh Bali United sebagai ujung tombak kala mengarungi musim kompetisi Liga 1 2017, penyerang berkebangsaan Belanda ini sukses menjawab kepercayaan manajemen Serdadu Tridatu. Dirinya berhasil membukukan 37 gol dari 34 partai yang dilakoninya musim lalu. Sayang, Comvalius takkan berlaga di Liga 1 2018 karena memilih hengkang menuju Thailand guna berkostum Suphanburi.

Ilija Spasojevic

Walau sudah berstatus Warga Negara Indonesia (WNI), kita tak bisa menepikan fakta bahwa penyerang anyar Bali United ini memiliki akar sebagai lelaki asal Montenegro. Kemampuan mencetak gol pemain berusia 30 tahun ini memang sangat luar biasa. Tercatat, hanya sekali Spaso gagal mencetak dua digit gol saat berkompetisi di Tanah Air yaitu kala memperkuat Persib Bandung medio 2015 lalu.

Paulo Sergio

Jebolan akademi Benfica ini memulai kariernya di Asia Tenggara usai membela Brunei DPMM di Liga Singapura. Namun per musim lalu, ia bergabung dengan Bhayangkara FC. Aksi-aksinya yang memukau walau kadang dimainkan sebagai gelandang serang, berkontribusi atas kesuksesan The Guardian meraih titel Liga 1 2017. Di musim 2018, dirinya masih akan menjadi andalan pelatih Simon McMenemy di barisan depan Bhayangkara FC.

Elio Martins

Musim 2017 menjadi debut Martins di kancah sepak bola Indonesia. Bersama PS TNI (kini PS TIRA), pemain berkewarganegaraan Portugal ini tampil cukup apik walau di pengujung musim, klub yang ia perkuat cuma finis di papan bawah. Sayangnya, masa depan Martins masih tanda tanya jelang Liga 1 2018 bergulir. Pasalnya, PS TIRA menyatakan bahwa mereka siap mencari pengganti lelaki berumur 32 tahun ini.

Aleksandar Bajevski

Penyerang dari Makedonia ini mencicipi kompetisi di Tanah Air pada musim 2011/2012 lalu bareng Pelita Jaya. Sebelum ke Indonesia, Bajevski menghabiskan kariernya di kawasan Eropa Timur seperti Albania, Hungaria, Serbia, Slovakia dan tentu saja kampung halamannya. Selama satu musim bermain di Tanah Air, Bajevski tampil cukup gemilang dengan memborong dua digit gol.

Dejan Gluscevic

Dari sekian nama penyerang asal Eropa, barangkali Gluscevic adalah yang paling fenomenal. Didatangkan Mastrans Bandung Raya (MBR) untuk berperan sebagai juru gedor di Liga Indonesia musim 1994/1995 dan 1995/1996, Gluscevic menjawabnya dengan gemilang. Ia tak pernah mencetak gol kurang dari 20 gol. Berkat ketajamannya pula, MBR sukses menjadi kampiun Liga Indonesia 1995/1996.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional