Turun Minum Serba-Serbi

Dilan, Inilah Hal-Hal di Sepak Bola yang Lebih Berat dari Rindu

Demam film Dilan 1990 masih terasa gaungnya hingga saat ini. Di linimasa Twitter saja, akun resmi Ditjen Pajak hingga Partai Keadilan Sejahtera dan Komnas HAM, ikut meramaikan heboh rayuan Dilan untuk Milea dalam berbagai twit-twit segar yang menarik disimak.

Tapi dibanding rindu, yang menurut Dilan itu berat, berikut beberapa hal di sepak bola yang jauh lebih berat dari rindu:

Menjadi Interisti

Total sembilan laga dilewati Internazionale Milano tanpa kemenangan sejauh ini, dengan hasil terbaru, mereka ditahan imbang 1-1 oleh tim promosi, SPAL, akhir pekan kemarin. Dari yang awalnya digadang-gadang menjadi calon peraih Scudetto, kini tim asuhan Luciano Spalleti berjarak 13 dan 12 angka dari Napoli dan Juventus di peringkat 1 dan 2. Rindu itu berat, tapi lebih berat lagi nonton Inter yang lagi bapuk.

AC Milan bangkrut

Selepas belanja besar di musim panas 2017 kemarin, AC Milan nyatanya tengah mengalami krisis keuangan. Highbridge Capital menolak mengambil kepemilikan dari Yonghong Li, sementara bila kendali manajemen jatuh ke pihak Elliot Management, tempat Li meminjam uang, pemain-pemain bintang Milan terancam diobral dengan harga murah. Berat betul lihat kondisi finansial AC Milan, Milea, kamu pasti tidak akan kuat.

Menjadi suporter timnas Indonesia

Ini jauh lebih pelik lagi masalahnya, Dilan. Lisensi klub diperjual-belikan dengan bebas, liga mulai berjalan tapi banyak sengkarut, dan kasus suporter yang tewas belum diusut tuntas, bahkan hingga saat ini. Ditambah lagi prestasi timnas tak kunjung menyapa. Praktis, sejak medali emas SEA Games 199, Indonesia ‘hanya’ menjuarai Piala Kemerdekaan 2008 dan gelar level junior di ajang AFF U-19 tahun 2013.

Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI

Perasaan Dilan yang marah melihat Milea diganggu pria lain tidak seberapa dibanding perasaan penggemar sepak bola Indonesia yang melihat perilaku Edy Rahmayadi selaku Ketua Umum PSSI. Mulai dari keringnya prestasi timnas, isu nasionalisme di polemik transfer Evan Dimas dan Ilham Udin Armaiyn ke Selangor, hingga sikap Pak Edy yang tidak mau mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI kendati tengah bersiap kampanye untuk menjadi Calon Gubernur Sumatera Utara. Berat ini Dilan, berat betul lihat sikap Pak Edy mah, kamu nggak akan kuat.

Menonton bola dengan VAR

Dengan diterapkannya VAR (Video Assistant Referee) di beberapa liga top Eropa, kini, menonton sepak bola banyak diselingi jeda sekian menit karena harus menonton rekaman video lewat VAR. Memang, kemajuan teknologi tak bisa dilawan, tapi kalau sudah bersorak karena tim pujaan sukses mencetak gol lalu direvisi keputusannya dengan VAR, kamu yakin itu lebih ringan dari rindu, Dilan?

Menonton Arsenal main

Kalau soal nestapa, tidak ada yang lebih ngenes daripada nasib Arsenal. Pemain terbaiknya dilepas ke rival satu kompetisi, pelatihnya mulai miskin inovasi, dan kini tercecer di peringkat enam klasemen sementara dan terpaut 23 poin dari Manchester City di peringkat 1. Jangankan Milea yang diminta buat nonton Arsenal, saya saja sebagai Gooner sudah nga kuat nonton Arsenal main. Berat Milea, kamu nggak akan kuat.

Nasib Persib Bandung di 2017 dan awal 2018

Ini kawan senasib sepenanggungan Arsenal. Hancur lebur di Go-Jek Traveloka Liga 1 2017, Persib Bandung tengah mencoba memperbaiki peruntungan di tahun 2018. Belum jua genap tahun ini berumur sebulan, Maung Bandung sudah mendapat banyak hal buruk. Dimulai dari kesulitan merekrut pemain bagus untuk musim 2018, capaian Piala Presiden yang mengecewakan, dan ditutup dengan kabar kepindahan Achmad Jufriyanto ke Malaysia. Dilan sebagai orang Sunda pasti paham beratnya rindu nggak sebanding dengan anjloknya prestasi Persib, ya kaaaaaaannnnnn?????

Kredit: Trailer Dilan 1990

Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis