Eropa Inggris

Kisah Angelo Henriquez dan Nasib Para Pemain asal Amerika Selatan di Manchester United yang Mesti Diperhatikan oleh Alexis Sanchez

Setelah saga terjadi yang cukup lama, akhirnya Alexis Sanchez resmi menjadi penggawa baru Manchester United. Ekspektasi besar tentu akan diberikan kepada penyerang asal Cile ini, apalagi mengingat ia akan mengenakan nomor punggung tujuh yang begitu ikonik dan keramat di Old Traffod.

Tetapi yang dikhawatirkan Alexis bukan soal tren negatif yang dialami para pemain yang mengenakan nomor punggung tujuh setelah Cristiano Ronaldo. Seperti yang diketahui bahwa setelah megabintang Portugal tersebut, para pemain yang mengenakan nomor punggung tujuh di United kariernya padam. Mulai dari Michael Owen hingga Memphis Depay, bahkan kapten tim Antonio Valencia, sebenarnya pernah mengenakan nomor punggung tersebut, namun di pertengahan musim ia kemudian kembali ke nomor punggung lamanya.

Ada tren berbahaya lain yang mesti diperhatikan betul oleh Alexis, yaitu menyoal karier para pemain asal Amerika Selatan di United. Kebanyakan pemaina asal benua tersebut tidak bisa bertahan lama atau bahkan lebih sering meredup ketika bermain untuk United.

Dari Juan Sebastian Veron sampai Angelo Henriquez

Meskipun memiliki kesan yang begitu korporat, United sebenarnya baru mulai menggunakan para pemain di luar Britania Raya pada awal tahun 1990-an. Sebelumnya mereka lebih sering menggunakan para pemain asli Inggris, Irlandia, atau Skotlandia. Hal tersebut juga yang membuat Eric Cantona begitu dicintai, jarena ia adalah salah satu dari pemain luar Inggris yang paling awal direkrut Setan Merah.

Rekrutan kemudian semakin meluas hingga ke benua lain. Juan Sebastian Veron menjadi pemain Amerika Selatan pertama yang direkrut United. Dalam biografinya, Sir Alex Ferguson menyatakan dengan jelas bahwa Veron bukan pemain yang buruk. Bahkan Sir Alex menyebut gelandang asal Argentina ini sebagai pemain yang fantastis. Tetapi permasalahan bahasa dan budaya yang sangat menyulitkan Veron.

Diceritakan bahwa Veron mengucapkan bahasa Inggris kepada manajernya tersebut dalam sapaan saja. Selebihnya, ia tidak banyak bicara. Permasalahan yang serupa juga dialami ketika United merekrut para pemain asal Brasil. Untungnya kala itu Sir Alex dibantu asistennya Carlos Queiroz yang berkebangsaan Portugal sehingga pekerjaannya menjadi tidak terlalu sulit.

Soal bahasa dan budaya yang begitu kental mungkin karena pengaruh historis di mana nasionalisme merupakan poin penting di Amerika Selatan yang rentan konflik. Ini juga yang membuat para pemain asal Amerika Latin menyenangi peran yang lebih bebas dalam permainan.

Masalah taktikal yang dialami Veron ketika bermain di United adalah, ketika ia ditempatkan sebagai gelandang tengah, ia akan bergerak liar ke sana kemari. Namun, sang pemain tidak begitu senang apabila ditempatkan di posisi sayap. Hal serupa juga sebenarnya terjadi kepada Anderson.

Pun soal cerita tentang Angelo Henriquez. Alexis sebenarnya bukan benar-benar pemain asal Cile pertama yang memperkuat United. Henriquez bergabung ke United pada tahun 2012. Ia datang sebagai wonderkid dari negaranya, dan bahkan disebut-sebut sebagai Ivan Zamorano yang baru. Namun sayang, hingg akhirnya dilepas ke Dinamo Zagreb pada tahun 2015 lalu, Henriquez tidak pernah sekalipun membela United di laga kompetitif.

Boleh jadi Alexis tidak akan mengalami nasib serupa dengan para pendahulunya. Patut diketahui bahwa para pemain asal Amerika Selatan yang datang tersebut kebanyakan baru pertama kali mendarat di Eropa, sementara Alexis sudah menghabiskan sepuluh tahun di Eropa, dan empat tahun di antaranya di Inggris. Proses adaptasi Alexis tidak akan serumit para pendahulunya.

Toh, kisah soal Antonio Valencia pun patut menjadi panutan. Bagaimana ia yang pada awalnya bahkan tidak bisa sama sekali berbahasa Inggris, bisa bertahan selama hampir satu dekade di United, bahkan hingga diberikan peran besar sebagai kapten tim.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia