Ingat Anderson? Gelandang asal Brasil ini sempat diprediksi akan menjadi gelandang tengah terbaik dunia ketika bermain di Manchester United. Kini, pada usia yang belum mencapai 30 tahun, kariernya bisa dibilang sedang berada di titik terendah.
Hari-hari ketika pemain bernama lengkap Anderson Luis de Abreu Oliveira ini menjadi talenta muda yang disegani telah lama berlalu. Gelandang gempal ini tak pernah lagi mengecap kesuksesan setelah meninggalkan Old Trafford. Bukan hanya kekeringan medali juara, publik Brasil dan dunia seolah sudah lupa bahwa ia pernah memenangi empat trofi Liga Premier Inggris dan satu gelar Liga Champions Eropa.
Anderson datang membawa optimisme ketika bergabung dengan Manchester United dari FC Porto pada tahun 2007. Pada saat itu, dia baru berusia 19 tahun tapi didatangkan dengan biaya cukup fantastis, 20 juta paun. Musim pertamanya berlangsung indah dengan memenangi gelar ganda, Liga Primer Inggris dan Liga Champions.
Meski melewati tahun pertamanya tanpa mencetak satu gol pun, ia tentu saja tak akan melupakan kontribusinya di final Liga Champions 2008. Anderson termasuk salah satu pemain yang sukses menjadi eksekutor adu penalti menghadapi Chelsea di final yang berlangsung di kota Moskow tersebut.
Namun, mengoleksi empat gelar Liga Inggris tak menjamin pemain kelahiran Porto Alegre ini mencapai reputasi sebagai pemain kelas dunia. Ia tak pernah mencapai potensi maksimalnya di Manchester United, yang akhirnya berujung peminjaman ke Fiorentina pada tahun 2014.
Selama di Italia, Anderson dikabarkan kehilangan motivasi berlatih sehingga tak pernah dipercaya mengisi skuat utama. Ia hanya bermain tujuh kali untuk La Viola, sehingga menjadi akhir kariernya di Eropa. Pemain yang sempat terkenal dengan rambut gimbalnya ini akhirnya kembali ke Brasil pada tahun 2015.
Namun, kehidupan di negara asalnya ternyata gagal memberi Anderson motivasi yang sangat dibutuhkannya. Internacional, klub yang menampungnya pada tahun 2016, justru ketularan sial. Klub ini terdegradasi untuk pertama kalinya sepanjang sejarah keikutsertaan mereka di kasta teratas kompetisi sepak bola Brasil.
Anderson lalu bergabung dengan klub Brazil lain, Coritiba, dengan status pinjaman pada tahun berikutnya. Namun, lagi-lagi ia terdegradasi bersama klub ini. Coritiba menjadi klub ketiga yang dibawanya ke jurang degradasi setelah Internacional dan klub masa kecilnya, Gremio.
Sebelum bergabung dengan FC Porto, Anderson memang sempat memperkuat Gremio pada tahun 2004 saat ia baru berusia 16 tahun. Namun, pada musim pertamanya bermain di level senior, ia sudah mengalami kenyataan pahit terdegradasi bersama Gremio.
Tiga kali terdegradasi bersama tiga klub berbeda memang bukan prestasi membanggakan, bahkan cenderung memalukan bagi pemain dengan reputasi seperti Anderson. Untuk menambah kesialan, Internacional resmi memutus kontraknya pada pekan ketiga Januari 2018 lalu.
Saatnya ke Liga Indonesia, Anderson?
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.