Beberapa waktu yang lalu, harian La Stampa melaporkan jika proses penjualan mayoritas saham AC Milan dari tangan Silvio Berlusconi kepada Yonghong Li mengandung unsur pencucian uang lantaran banderol I Rossoneri dinilai kelewat masif walau pihak klub tengah dililit utang dan sedang krisis prestasi.
Namun kali ini, giliran sang rival sekota, Internazionale Milano, yang sedang digoyang kasus terkait proses akuisisi klub. La Stampa menyebut bahwa Guardia di Finanza, semacam lembaga kepolisan yang mengurusi dan mengawasi hal-hal terkait jual beli entitas bisnis di Italia, siap menyelidiki hal tersebut.
Proses penyelidikan itu sendiri tidak ada sangkut pautnya dengan Suning Group yang mengakusisi I Nerazzurri satu setengah tahun lalu. Kabarnya, sosok yang tengah diincar Guardia di Finanza adalah Presiden Inter berkebangsaan Indonesia, Erick Thohir.
Pada tahun 2013 silam, Thohir membeli saham mayoritas Inter sejumlah 70 persen dari tangan Massimo Moratti. Asal usul biaya senilai 79 juta euro yang digunakan Thohir buat menyelesaikan proses akuisisi itulah yang konon siap diinvestigasi. Guardia di Finanza merasa curiga lantaran ada keganjilan dari dokumen yang berkaitan dengan dana tersebut.
Pihak Guardia di Finanza sendiri bakal meneliti dokumen tersebut serta menghubungi semua orang yang memiliki korelasi dengan momen take over itu. Andai terbukti ada sesuatu yang salah dengan dokumen tersebut, ada kemungkinan jika Thohir bakal mendapat sanksi tegas. Menariknya, Moratti belum dikenai tuntutan apapun sehubungan dengan hal ini.
Usai mengambil alih saham mayoritas Inter di tahun 2013 silam, performa I Nerazzurri di atas lapangan masih jauh dari kata memuaskan. Sejumlah pembelian pemain yang dilakukan manajemen Inter di bawah arahan Thohir pun dinilai tidak meyakinkan akibat sering mencomot pemain-pemain berstatus medioker.
Interisti pasti tidak akan lupa begitu saja dengan sosok macam Dodo, Martin Montoya, sampai Pablo Osvaldo yang datang di era kepemimimpinan Thohir. Nama-nama di atas plus beberapa rekrutan lain, gagal tampil brilian selama berseragam biru-hitam.
Wajar bila kemudian sosoknya kurang disukai oleh mayoritas Interisti, tak terkecuali yang sama-sama berasal dari Indonesia.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional