Eropa Inggris

Cahaya Pembaruan Stamford Bridge Sedang Meredup

Semenjak diambil alih Roman Abramovich pada 2003 silam, Chelsea terus mengalami perubahan. Piala demi piala terus berdatangan ke kabinet klub yang bermarkas di London bagian barat itu. Selain perubahan dari segi kualitas tim, taipan minyak asal Rusia juga terus memoles kualitas stadion dan area sekitarnya. Terbaru, Chelsea berencana merenovasi stadion kebanggaan mereka yang saat ini masih bernama Stamford Bridge.

Stadion berkapasitas 41.631 penonton itu rencananya akan diperbaharui menjadi 60.000 kursi penonton. Hal ini wajar mengingat jumlah pendukung Chelsea yang bertambah dari tahun ke tahun. Tidak hanya warga London, pendukung Chelsea yang memadati Stamford Bridge juga datang dari negara lain seperti Wales, Belgia, Irlandia, bahkan Australia.

Sebenarnya Chelsea telah mengantongi izin perencanaan dari Pemerintah Kota London. Bahkan hal itu disampaikan secara langsung oleh sang Wali Kota, Sadiq Khan. Namun mengapa Chelsea tak segera melakukan pergerakan membangun stadion yang dijadwalkan rampung pada tahun 2024 itu?

Dari pemberitaan Daily Mail, Chelsea belum mencapai kesepakatan dengan pemilik Stamford Cottages, yakni dua rumah hunian yang jaraknya empat menit jalan kaki dari lapangan. Para pemilik merasa khawatir, kemegahan bangunan stadion nantinya akan menghalangi cahaya alami yang masuk.

Adapun “right to light” atau hak untuk mendapatkan cahaya yang berlaku di Inggris sejak 1832, kerap digunakan untuk menggugat tetangga yang sedang membangun sesuatu. Hukum itu diciptakan sebagai jaminan menikmati cahaya alami yang memasuki bangunan melalui lubang atau bukaan seperti jendela (dengan atau tanpa kaca), kaca jendela dan atap kaca. Sehingga, pilar-pilar beton tinggi menjulang yang mengelilingi Stamford Bridge, dianggap menghalangi sinar matahari, cahaya rembulan, dan cahaya-cahaya alami lainnya yang mengarah ke rumah-rumah milik warga.

Hukum yang terinspirasi dari “Ancient Lights” atau hukum Cahaya Kuno ini, selalu jadi batu sandungan bagi pihak pengembang properti di Inggris. Beberapa strategi yang digunakan oleh pengembang dalam hal ini antara lain:

  • negosiasi untuk mencapai penyelesaian awal dan pelepasan klaim di masa depan
  • pemberitahuan adanya halangan cahaya,
  • memberi asuransi hak atas cahaya, dan/atau
  • membawa ke pengadilan untuk mendapat penetapan batas kadar cahaya yang dapat masuk serta ganti kerugian yang sesuai

Adapun tahap negosiasi sedang diupayakan oleh pihak Chelsea. Berdasarkan keterangan jaksa wilayah, ada lima puluh properti lokal yang diidentifikasi terkena dampak kemegahan baru Stamford Bridge. Chelsea pun telah mengantongi 48 izin, serta menyanggupi persyaratan yang diajukan, kecuali izin dari dua pemilik Stamford Cottages yang masih bersengketa.

Chelsea juga setuju untuk membeli 36 dari 38 bangunan panjang di apartemen Chelsea Village Court yang mana lokasinya berada persis di belakang lapangan. Pada cetak biru stadion, lahan itu akan digunakan tuk perluasan tribun sebelah timur.

Selain ada apartemen, di lokasi itu juga terdapat hak publik berupa jaringan rel kereta. Sampai tulisan ini dibuat, pihak Chelsea masih berkomunikasi dengan pihak Network Rail dan juga Transport for London terkait rencana pembangunan stadion dan pengalihan jalur rel.

Chelsea sebenarnya tak perlu terlalu risau akan jaringan rel kereta, karena secara politik pembaruan Stamford Bridge sudah mendapat restu. Transport for London yang merupakan badan usaha milik pemerintah kota London, kecil kemungkinan berbeda pandangan dengan Wali Kota. Sehingga rintangan yang sesungguhnya justru datang dari masyarakat sipil yang mana hak-hak mereka dijamin di dalam hukum.

Sepak bola dan masyarakat memang erat kaitannya. Tanpa sepak bola, masyarakat hampa dan begitu pula sebaliknya. Tanpa masyarakat, sepak bola tidak akan mungkin jadi industri yang luar biasa. Mestinya, keduanya bisa saling mengisi laiknya cahaya pagi yang menghangatkan dan membakar semangat. Namun cahaya juga bisa redup, bukan?

Author: Agung Putranto Wibowo (@agungbowo26)