Dengan dalih kerinduan akan kampung halamannya, Carlos Tevez memutuskan hengkang dari Turin, kota yang mengembalikan rasa senang sebagai pesepak bola setelah hari-hari menyulitkan di akhir pengabdiannya di kota Manchester.
Di Juventus, ia dipercaya untuk memakai nomor 10, nomor yang sebelumnya identik dengan Alessandro Del Piero, sang ikon klub. Kepercayaan itu benar-benar tak disia-siakannya. Bak seekor singa yang dilepaskan setelah terkungkung lama di kandangnya, Tevez menggila. Dua tahun di sana, sudah cukup untuk menilai Il Apache sebagai salah satu sosok penyerang mematikan dalam sejarah Juventus.
Tak banyak yang dapat dilakukan manajemen Bianconeri untuk menahan Carlos Tevez. Sebagaimana sikap Juventus terhadap pemain-pemainnya yang hendak pergi pada umumnya, Juventus merelakan Carlos Tevez hengkang ke kampung halamannya, Buenos Aires, memperkuat kembali Boca Junior, klub yang diperkuat di awal-awal kariernya sebagai pesepak bola.
Carlos Tevez yang sudah melanglang buana ke beberapa klub di Eropa, memang besar sebagai pesepak bola berbakat di Boca Junior. Ia memang sempat menimba ilmu di All Boys, tapi di Boca Junior-lah ia tumbuh dan berkembang menjadi pesepak bola profesional.
Ia berhasil menembus skuat utama Boca Junior pada usia 16 tahun. Pada periode pertamanya di Boca, pria yang berulang tahun pada 5 Februari ini berhasil memenangkan Copa Libertadores, Piala Interkontinental, dan sejumlah gelar lainnya. Tevez mencatatkan 26 gol di 75 penampilannya bersama Boca, sebelum ia menyeberang ke klub Brasil, Corinthians, pada 2005.
Sementara itu, jejak langkahnya di Eropa dimulai dari kota London ketika ia bersama kompatriotnya, Javier Mascherano, dikontrak West Ham United. Ia mencetak satu-satunya gol kemenangan di laga pamungkas kontra Manchester United di Old Trafford untuk menyelamatkan The Hammers dari pasir isap degradasi.
Ketika Mascherano terdampar di Merseyside, Carlitos Tevez melanjutkan perjalanannya ke ke kota Manchester. Ia memperkuat Iblis Merah dan menjadi salah satu elemen penting Manchester United dalam meraih gelar Liga Inggris dan Liga Champions 2008.
Di kota yang sama dengan warna kostum yang berbeda, sejak awal musim 2009, ia menjadi bagian Manchester City saat memperoleh trofi Liga Inggris pertama City dalam 45 tahun terakhir dalam sejarah klub. Tapi sikap bengal dan konfrontasinya dengan Roberto Mancini, salah satunya, ketika menolak untuk bermain saat Manchester City melawan Bayern München di Liga Champions, membuat ia sempat menjadi pesakitan di bangku cadangan The Citizen.
Di Turin-lah, sifat buasnya dapat diredam dan ia curahkan. Ia kembali menemukan performa apiknya dan menjadi andalan di lini depan Bianconeri, membawa Juventus dua kali meraih Scudetto dan sempat mengantarkan Juventus ke final Liga Champions.
Selama satu dekade melanglang di Benua Biru, pada 2015 lalu Carlitos memutuskan kembali ke tempat di mana ia memulai semuanya, La Bombonera.
“I’m returning in my prime, really that’s now. At 26 or 27, I was fatter than anyone. I feel better than ever, physically and mentally,” ucapnya saat itu ketika ia resmi kembali ke Boca.
Pada periode kedua kembalinya Carlos Tevez ke Boca Junior, 40.000 suporter memadati La Bombonera. Mereka menjadi saksi kembalinya Carlos Tevez di Boca Junior.
Namun tawaran dari klub Cina, yang sempat menjadikannya sebagai atlet nomor dua dengan gaji tertinggi di dunia, membuat nostalgia tentang kepulangannya di Bombonera tak sepenuhnya dilewati dengan sempurna. Ia harus melanglang buana lagi jauh ke Benua Asia.
Satu tahun di Cina ternyata tak sesuai keinginannya. Hanya mencetak 4 gol dari 16 pertandingan yang dilakoninya, serta kritik pedas yang ia layangkan pada sepak bola Cina, membuat ia tidak mendapatkan respek lagi dari suporter Cina. Shanghai Shenhua menyepakati untuk mengakhiri kontrak pemain 33 tahun ini.
Tapi sekali, lagi La Bombonera dan Boca Junior tetap antusias menyambut hangat kepulangan Carlitos. Ia langsung bergabung di Cardanes Country Club, tempat tim melakukan persiapan menjelang liga bergulir. Sebagaimana rumah yang selalu terbuka bagi anak yang pulang dari rantau, Carlos Tevez kembali ke kampung halamannya, ke haribaan La Bombonera.
Author: Fahmin (@vchmn22)