Dunia Lainnya

Pemain Lillestrom SK Dikritik karena Menaruh Kemaluannya di Dalam Trofi Piala Norwegia

Euforia memang memuncak kala menjadi bagian dari sebuah klub juara. Namun hormon dopamin, serotonin, dan endorfin dari Aleksander Melgalvis Andreassen, pemain dari klub Norwegia bernama Lillestrom SK, sepertinya terlalu membuncah kala klub yang satu ini berhasil menjuarai Piala Norwegia. Secara mengejutkan (sekaligus menjijikkan), Andreassen melakukan perayaan keberhasilan klubnya menjadi juara dengan bertelanjang bulat sembari menaruh (maaf) penisnya di piala tersebut!

Kejadian ini dilakukan oleh pemain bertahan yang satu ini ketika pesta perayaan juara dilakukan. Pada awalnya, Andreassen terlihat sedang berjoget, namun entah apa yang ada di pikirannya, ia mulai melucuti pakaiannya satu persatu, hingga ia akhirnya telanjang bulat. Tak berhenti di situ, ia pun bermain-main dengan Piala Raja Norwegia tersebut, sampai akhirnya perbuatan tak terpuji itu ia lakukan.

Kontan saja, Andreassen mendapat banyak kritikan atas kelakuan anehnya yang satu ini. Salah satunya datang dari pihak FA Norwegia, yang diwakili oleh sang direktur komunikasi, Yngve Haavik. Haavik mengatakan bahwa sudah seharusnya piala seperti apapun diperlakukan dengan respek dan penuh penghormatan.

“Memenangkan satu kejuaraan memang adalah hal yang besar dan sudah seharusnya dirayakan. Namun, sudah seharusnya juga perayaan tersebut dilakukan dengan tanggung jawab, dan penghormatan serta respek harus diberikan kepada piala yang dimenangkan. Saya yakin Andreassen tidak berniat untuk melakukan apa yang ia lakukan, namun hal itu tetap saja salah. Saya yakin baik Andreassen atau pun Lillestrom setuju dengan saya,” ujar Haavik dikutip dari Guardian.

Andreassen pun akhirnya meminta maaf atas aksi konyolnya tersebut, dan menyatakan bahwa ia tak pernah merencanakan untuk melakukan hal tersebut. Namun hebatnya, pesepak bola berusia 28 tahun ini mengaku bahwa ia tidak menyesal melakukan apa yang telah ia lakukan.

“Memenangi piala tersebut adalah sesuatu yang bahkan tak pernah terlintas di kepala saya sebelumnya. Saya sudah melalui banyak hal untuk akhirnya bermain di final dan menjadi juara. Tentu saja saya paham mengapa banyak orang menganggap apa yang saya lakukan berlebihan. Saya ingin meminta maaf, namun itu bukanlah sesuatu yang saya sesali.”

“Saya mengerti bahwa banyak orang tidak menyukai apa yang saya lakukan terhadap Piala Raja tersebut. Namun apakah saya harus meminta maaf kepada Raja? Saya mendapat kehormatan untuk berbicara dengannya, jadi saya rasa ya.”

Andreassen memang larut dalam kegembiraan, karena Lillestrom terakhir kali menjuarai trofi Piala Norwegia ini sepuluh tahun yang lalu. Di partai final kemarin, klub yang berdiri di tahun 1917 ini berhasil mengalahkan Sarpsborg 08 dengan skor 3-2. Meskipun begitu, sulit rasanya membenarkan kelakuan Andreassen yang satu ini.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket