Ada sedikit kejutan ketika tim asal Prancis, Paris Saint-Germain, berhasil menaklukan jagoan asal Jerman, Bayern Munchen. Di pertemuan pertama mereka di babak penyisihan Liga Champions musim ini, Munchen takluk dari PSG dengan skor tiga gol tanpa balas. Sebuah kekalahan yang sedikit merusak CV Carlo Ancelotti. Kekalahan yang juga merenggut kursi kepelatihannya. Entah apa yang salah dari Munchen saat itu, mau pelatih atau pemainnya, yang pasti Munchen saat itu bukanlah seperti Munchen yang kita ketahui, tangguh, hebat, dan siap menaklukkan siapa saja.
Setelah mengganti pelatihnya dengan Jupp Heynckes, Die Roten menunjukkan perubahan yang signifikan. Sukses merebut kembali posisi pertama dari Borussia Dortmund di Bundesliga dan kembali tampil mengancam, Munchen tentu bukan lawan yang sama seperti di pertandingan sebelumnya bagi PSG. Di hadapan publik sendiri di Allianz Arena, Heynckes menunjukkan kepada PSG the Bavarians yang sesungguhnya.
Tak perlu waktu yang lama bagi Munchen untuk mencetak gol pembuka. Robert Lewandowski hanya butuh waktu delapan menit untuk mebobol gawang Alphonse Areola. Corentin Tolisso menambah keunggulan Munchen setelah mendapat umpan sempurna dari James Rodriguez. Sundulannya membuat Aerola harus memunggut bola untuk kedua kalinya di babak pertama.
PSG sebenarnya mendapat beberapa peluang lewat Neymar dan Kylian Mbappe. Sayangnya, di pertandingan ini, kiper Munchen, Sven Ulreich, menjelma menjadi sebuah tembok yang tak bisa ditembus penyerang-penyerang mahal The Parisiens.
Di babak kedua, PSG tampil lebih menyakinkan dibandingan babak sebelumnya. Mereka yang mengejar ketertinggalan dua gol akhirnya berhasil membobol gawang Ulreich. Mabppe menjadi salah satu dari trio MNC yang mencetak gol untuk memperkecil jarak. Julian Draxler dan Edinson Cavani juga ikut menekan pertahanan Munchen. Sayangnya, ketika mereka sedang berusaha menyamakan kedudukan, Tolisso membuat gol kedua untuk mengembalikan keunggulan dua gol.
Peluit panjang dibunyikan dan skor 3-1 tetap bertahan. Neymar yang ngotot ingin mencetak gol pada akhirnya gagal sama sekali. The Bavarians pun menunjukkan wujud sebenarnya dihadapan PSG dan sukses membalas dendam. Meski kalah, paling tidak PSG tetap lolos sebagai juara grup, sebuah hadiah pelipur lara.
Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola