Ini adalah grup yang, menurut jurnalis James Horncastle, grup paling hipster di Piala Dunia 2018. Bukan hanya diisi negara yang secara tradisi tak pernah meraih trofi mayor di level internasional, tapi penghuni pot 1 di grup ini pun ‘hanya’ negara seperti Polandia, yang walau berpenampilan baik, tapi tak powerful layaknya Prancis atau Jerman, bahkan Brasil, misalnya.
Tapi, justru di situ kekuatan grup ini. Ketika persaingan di beberapa grup begitu mudah diraba karena adanya negara unggulan atau eks juara dunia di dalamnya, Grup H menawarkan hal yang berbeda. Berisikan Polandia, ditemani tiga negara lain dalam wujud Kolombia, Senegal, dan Jepang, Grup H adalah grup ter-woyoman (bila Anda penggemar musik reggae dan anak rasta, Anda pasti paham maksud kata ini) di Rusia esok.
Selain relatif seimbang, Grup H menawarkan potensi kejutan. Polandia boleh kita masukkan sebagai unggulan, mengingat status mereka sebagai penghuni pot 1. Tapi tiga tahun lalu di Brasil, Kolombia dengan James Rodriguez-nya mampu mengejutkan dunia. Dua negara lain, Senegal dan Jepang, juga menunjukkan perkembangan yang lumayan masif dalam tiga tahun terakhir usai Piala Dunia 2014 di Brasil.
Polandia akan datang dengan dipimpin sang kapten, Robert Lewandowski, yang berangkat ke Rusia tahun depan di usia puncak keemasan kariernya. Di tim ini juga masih ada dua kiper sarat pengalaman, Lukasz Fabianski dan Wojciech Szczesny, yang keduanya mampu diharapkan di pentas internasional seperti Piala Dunia. Selain itu, masih ada Kamil Grosicki, Lukasz Piszczek, hingga Jakub Blaszczykowski di dalam tim. Bila Arkadiuz Milik sudah menemukan kembali tren permainannya sebelum cedera parah di Napoli, Polandia akan membawa daya kejut yang maksimal di Rusia esok.
Bergeser ke Kolombia, negara ini juga bisa dikategorikan sebagai negara dengan kualitas pot 1. David Ospina, Santiago Arias, James, hingga sang kapten yang absen tiga tahun lalu di Brasil, Radamel Falcao, adalah nama-nama pilih tanding. Faktor Falcao juga bisa menjadi faktor pembeda karena semenjak kembali ke AS Monaco di musim lalu, El Tigre seperti kembali menemukan insting predator golnya yang redup di Liga Inggris selama dua musim berseragam Manchester United dan Chelsea.
Senegal, juga punya pengalaman manis di Piala Dunia. Di edisi 2002 lalu, negara ini menghantam juara bertahan kala itu, Prancis, di fase grup, dan melaju jauh bahkan hingga perempat-final. Di Rusia nanti, nama Sadio Mane tentu dikedepankan sebagai andalan. Kiprahnya di Liverpool begitu memikat mata dan membuat negara Afrika ini menjadi salah satu yang berdaya ledak masif. Untuk melengkapi skuat Singa Teranga, ada nama Kalidou Koulibaly yang menjadi pilihan utama di Napoli, Idrissa Gueye dan Cheikhou Kouyate yang berkarier di Liga Inggris, serta pemain muda Monaco, Keita Balde, dan juru gedor Fiorentina, Khouma Babacar, yang akan menemani Mane di lini serang. Skuat yang begitu seimbang, sama seperti generasi mereka di 2002 yang diperkuat El Hadji Diouf dan Papa Bouba Diop kala itu.
Terakhir, negara tradisional sepak bola di Asia, Jepang, yang tak henti menunjukkan perkembangannya dalam satu dekade terakhir. Di edisi Brasil 2014, walau gagal mengulang pencapaian tahun 2010 yang lolos ke fase perdelapan-final, Jepang masih merupakan negara potensial yang memberi efek kejut bagi negara unggulan. Vahid Halilhodzic diberkahi skuat yang matang dengan kepemimpinan Makoto Hasebe, pengalaman segudang duo Shinji, Okazaki dan Kagawa, serta pesona sang Samurai senior, Keisuke Honda, yang kini tengah menepi di Liga Meksiko. Talenta lokal Jepang di J.League juga tak boleh diremehkan karena Urawa Reds, baru saja merengkuh gelar Liga Champions Asia tahun ini.
Jadi, bila Anda penggemar negara hipster di turnamen internasional, Grup H adalah grup di mana Anda akan merasa terpuaskan. Santai seperti di pantai, woyoman!
Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis