Bertahun-tahun lamanya ia lebih populer sebagai aktor meme papan atas ketimbang prestasinya di lapangan hijau, tapi kini Nicklas “Lord” Bendtner membuktikan bahwa ia adalah pesepak bola sejati dengan menjadi top skor di akhir musim bersama Rosenborg.
Dari 29 pertandingan di Eliteserien, nama resmi Liga Norwegia, Bendtner mencetak 19 gol dan 7 kali terpilih sebagai man of the match. Ia berkontribusi dalam 33 persen gol Rosenborg, dan mengungguli tiga penyerang tajam di liga itu, yakni Ohi Omoijuanfo (17 gol), Björn Sigurdarson (16 gol), serta Mostafa Abdellaoue (16 gol).
Rosenborg pun dibawanya menjadi kampiun, unggul telak tujuh poin atas Molde di peringkat kedua, dan menjadi tim tersubur dengan mencetak 57 gol. Uniknya, meski menjadi yang terbaik dari 16 kontestan, statistik teknis Rosenborg bukan yang terbaik. Mereka bukan kesebelasan dengan kepemilikan bola tertinggi, kemenangan duel udara terbanyak, atau akurasi operan terbaik.
Kembali ke Bendtner, musim yang indah ini adalah kali pertama ia mencetak dua digit gol dalam semusim. Sebelumnya, prestasi terbaik penyerang jangkung ini adalah delapan gol saat membela Sunderland di musim 2011/2012. Itu pun setelah menjalani 28 penampilan.
Selebihnya, pundi-pundi gol Bendtner dalam semusim tak lebih banyak dari jumlah anak di keluarga Indonesia masa kini. Bahkan, ketika bermain di Juventus dengan status pinjaman, tak ada satupun gol yang dicetaknya dari 10 kali kesempatan tampil. Namun, di akhir musim ia ikut merayakan gelar juara Serie A. Lord mah bebas…
Salah satu gol terbaik Bendtner musim ini dicetak saat melawan Molde. Rosenborg yang saat itu tertinggal 0-1 berhasil menyamakan skor lewat sepakan melengkung sang Lord yang dilakukannya dengan kaki bagian luar. Di akhir laga, Rosenborg meraih tiga poin setelah Anders Konradsen mencetak gol kemenangan, lima menit jelang bubaran.
Moncernya penampilan Bendtner tak hanya menjadi kabar baik bagi dirinya sendiri dan Rosenborg, tapi juga timnas Denmark. Dengan dipastikannya Tim Dinamit berpartisipasi di Piala Dunia 2018, mereka akan sangat membutuhkan tenaga Bendtner sebagai juru gedor.
Maklum, karena dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir Denmark tidak memiliki susunan pemain inti yang sempurna. Selalu saja ada yang kurang mumpuni, entah di sektor belakang, tengah, maupun depan, dan sekarang lini depan mereka yang sempat diragukan.
Kini, Lord Bendtner akan menyongsong Piala Dunia 2018 dengan optimisme tinggi. Berbekal gelar top skor liga domestik, ia berhasil membuktikan ucapannya bahwa ia adalah salah satu penyerang terbaik di dunia, dan mewujudkan ucapan Emanuel Frimpong yang mengatakan kalau Bendtner lebih pantas memenangkan Ballon d’Or.
Kok bisa? Ya tentu saja. Memangnya Ronaldo dan Messi pernah menjadi top skor di Liga Norwegia?
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.