Awal musim 2012/2013, Luke Shaw mencatatkan sejarah bagi Southampton. Bek kiri penuh talenta yang saat itu berusia 17 tahun resmi menjadi pemain termuda The Saints yang merumput di Liga Primer Inggris dalam sejarah klub kala diturunkan sebagai starter di laga melawan Swansea City di bulan November 2012.
Peristiwa bersejarah ini tentu juga sangat berharga bagi sang pemain yang telah menapaki karier di Southampton sejak berusia delapan tahun. Debutnya menjadi pertanda bahwa Shaw akan menjadi pemain reguler bagi Soton di musim tersebut dan benar saja, ia mencatatkan 25 pertandingan di liga di musim tersebut.
Musim selanjutnya berlangsung lebih baik bagi pemuda kelahiran Kingston ini. Tampil sebanyak 35 kali di liga, ia berhasil masuk ke dalam nominasi pemain muda terbaik Liga Primer Inggris dan terpilih menjadi bek kiri terbaik di liga. Wajar rasanya apabila kemudian Shaw menjadi komoditas panas di bursa transfer musim selanjutnya.
Manchester United menjadi klub yang berhasil mendapatkan sensasi muda lokal ini. Di bursa transfer musim panas 2014/2015, Shaw diakuisisi Si Setan Merah dengan biaya sekitar 30 juta paun, menjadikannya sebagai remaja termahal sepanjang sejarah sepak bola. Sayangnya, hingga saat ini, nasib baik belum menghampiri Shaw.
Ia sempat berpenampilan cukup bagus, namun cederanya di musim 2015/2016 menghambat perkembangannya. Kala itu, kaki sang bek kiri harus patah akibat tekel horor yang dilepaskan Hector Moreno, bek PSV Eindhoven (kini di AS Roma) dalam laga Liga Champions. Shaw yang harus absen selama hampir enam bulan, sempat kehilangan kebugaran dan tidak kunjung mendapat tempat di tim utama hingga kini.
Saat ini, Shaw dirumorkan bahwa ia akan dilego ke klub lain di bulan Januari nanti. Manajer United, Jose Mourinho, sempat mengatakan bahwa ia masih melihat masa depan rekan karib Calum Chambers ini di Old Trafford, namun kenyataannya di lapangan berbeda. Sejauh musim ini berlangsung, Shaw baru tampil sebanyak dua kali, dan bahkan ia kalah saing dari pemain yang notabene bukan bek kiri murni seperti Ashley Young, Matteo Darmian, dan Daley Blind.
Baca juga: Luke Shaw yang Tersakiti
Wajar apabila sang pemain sendiri mengingingkan untuk pindah dari klubnya saat ini demi mendapatkan menit bermain yang cukup. Di usia yang masih 22 tahun, menit bermain tentu esensial bagi perkembangannya, dan kepindahan mungkin menjadi solusi terbaik bagi Shaw.
Gosip terkencang yang berhembus saat ini adalah kembalinya Shaw ke pelukan mantannya yang terindah, Southampton. Kabar ini beredar setelah bek kiri utama The Saints, Ryan Bertrand, dijadikan target utama Manchester City menyusul cedera panjangnya rekrutan baru sekaligus bek kiri utama City, Benjamin Mendy.
Bersama Soton, besar kemungkinan bagi Shaw untuk kembali menjadi tumpuan utama, dan ia memiliki waktu untuk kembali memancarkan sinarnya. Masalahnya adalah, kembali ke Soton mungkin adalah opsi yang “terlalu nyaman” bagi Shaw, dan itu tentu tak baik bagi pemain yang masih muda yang membutuhkan kompetisi serta pengalaman bersama pemain-pemain terbaik.
Opsi terbaik bagi Shaw apabila ia ingin kembali ke klub yang membesarkan namanya ini adalah dengan status pinjaman dan opsi permanen di akhir peminjaman. Apabila pindah dengan status pinjaman, Shaw dapat memanfaatkan menit bermain yang diberikan Mauricio Pellegrino untuk mengembalikan performanya dan memenangkan hati Mourinho. Jika Mourinho memang benar-benar sudah move on dari bek kiri mudanya itu, opsi permanen bersama Southampton menjadi jaring pengaman terbaik bagi Shaw.
Opsi terbaik bagi Shaw adalah bereuni kembali dengan manajer yang berkontribusi besar dalam kariernya, Mauricio Pochettino. Tottenham Hotspur diisukan juga menjadi salah satu klub yang berpeluang untuk menggaet pemuda kelahiran tahun 1995 itu di bulan Januari nanti. Shaw dikabarkan akan menjadi pengganti Danny Rose, yang kabarnya menginginkan pergantian pemandangan, dan tengah diincar oleh duo Manchester.
Kepindahan ke Spurs menjadi opsi terbaik bagi Shaw karena ia akan berada di bawah asuhan Pochettino kembali yang berhasil membawa Shaw ke performa terbaik di musim 2013/2014 bersama Soton. Peluang Shaw untuk menjadi bek kiri terbaik di liga cukup besar apabila ia berhasil memanfaatkan kesempatan bersama manajer asal Argentina tersebut.
Tak hanya itu, Spurs saat ini tengah berkembang secara mengagumkan, dan atmosfer positif yang ada di tim tentu sangat membantu perkembangan pemain muda seperti Shaw. Meskipun begitu, ia tak sekonyong-konyong mendapatkan tempat di tim utama, mengingat pengganti Rose saat ini, Ben Davies, tengah tampil impresif saat diberikan kesempatan di tim utama. Namun, kompetisi bersama Davies seharusnya menjadi hal yang baik bagi Shaw yang memang membutuhkan saingan untuk berkembang lebih baik lagi.
United tentu merugi apabila harus merelakan Shaw yang dibeli mahal untuk pindah dengan harga yang tentunya lebih murah di usia yang juga masih begitu muda. Meskipun begitu, apabila Mourinho memang tak merasa Shaw cocok dengan skemanya, tak ada lagi alasan untuk menghalangi kepindahannya. Bagi Shaw, pindah dari klub sekelas MU mungkin adalah sebuah langkah mundur, namun layaknya anak panah, kemunduran adalah langkah yang harus diambil sebelum terbang lebih jauh.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket