Cukup malang nasib Semen Padang. Klub kebanggaan masyarakat Sumatera Barat ini sudah berdiri di jurang degradasi. Ketika Go-Jek Traveloka Liga 1 tinggal menyisakan tiga pertandingan lagi, Hengky Ardiles dan kawan-kawan terpuruk di posisi enam belas dari delapan belas tim yang berlaga.
Kekalahan dari tuan rumah Persija Jakarta dengan skor 0-2 pada pekan ke-31 Liga 1 memperpanjang catatan buruk Semen Padang. Skuat Kabau Sirah sudah tidak pernah menang dalam tiga belas pertandingan terakhir! Kemenangan terakhir mereka catatkan pada awal bulan Agustus lalu atas Persegres Gresik United dengan skor 4-1. Setelah itu, hasil imbang adalah yang terbaik yang bisa mereka dapatkan.
Persija sukses menekuk Semen Padang di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, melalui dua gol pemain legendaris mereka, Bambang Pamungkas. Meski menang dua gol tanpa balas, bukan berarti kemenangan Macan Kemayoran diperoleh dengan mudah. Kebuntuan Persija baru berakhir setelah pertandingan memasuki menit ke-69.
Umpan silang pemain muda yang sedang naik daun, Rezaldi Hehanusa, disambut Bambang dengan tembakan first time. Bolanya yang melaju deras ke gawang tak mampu dibendung kiper Semen Padang, Jandia Eka Putra.
Gol kedua baru terjadi pada saat pengujung waktu babak kedua. Persija menambah keunggulan melalui gol kedua dari pemain yang akrab disapa ‘Bepe’ tersebut. Berawal dari serangan balik yang cepat, Bepe menyelesaikan umpan terobosan dengan tembakan kaki kiri yang akurat. Tak lama setelah papan skor berubah kedudukan menjadi 2-0, peluit akhir pun dibunyikan wasit.
Kemenangan ini membuat Persija mendekati posisi lima yang diduduki Madura United, setelah mengumpulkan poin 52. Namun, posisi Persija masih tak berubah selama berbulan-bulan, masih saja bertahan di posisi keenam. Sebaliknya, bagi tim tamu, kekalahan ini membuat Semen Padang masuk ke zona degradasi. Tim Kabau Sirah turun satu peringkat ke posisi ke-16 di bawah Perseru Serui yang memenangi derby Papua atas Persipura Jayapura.
Jika nantinya Semen Padang terdegradasi, ini akan menjadi kenyataan miris bagi klub yang beberapa tahun lalu pernah cukup mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Setelah menjuarai Indonesia Premier League 2013, Kabau Sirah pada berhak tampil di kejuaraan antarklub Asia, yaitu Piala AFC.
Semen Padang yang pada saat itu mengandalkan penyerang tajam asal Liberia, Edward Junior Wilson, mampu mencapai babak perempat-final Piala AFC. Mereka menjuarai grup yang dihuni Kitchee FC (Hong Kong), Churchill Brothers (India), dan Warriors FC (Singapura). Di babak enam belas besar, Semen Padang mengungguli wakil Vietnam, HNB Da Nang. Sayang, di perempat-final langkah Hengky Ardiles dan kawan-kawan dihentikan wakil India lainnya, East Bengal.
Selain itu, di bawah asuhan pelatih Nil Maizar, klub Padang ini juga nyaris membawa pulang trofi bergengsi Piala Jenderal Sudirman. Pada pertandingan final yang berlangsung di Gelora Bung Karno, bulan Januari 2016 tersebut, Kabau Sirah gagal menaklukkan Mitra Kukar yang keluar sebagai juara.
Semua catatan di atas adalah alasan mengapa kita akan merindukan Semen Padang di kasta teratas jika mereka terkena degradasi. Cepatlah bangkit, Kabau Sirah!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.