Manchester United (MU) selalu memiliki bek-bek tengah yang kokoh nan tangguh di lini pertahanannya. Dulu, Setan Merah sempat memiliki nama-nama seperti Steve Bruce, Gary Pallister, Jaap Stam, Rio Ferdinand, hingga kini diteruskan oleh Eric Bailly.
Namun, ada satu nama bek tengah MU yang mungkin dapat dikatakan sebagai yang terbaik yang pernah mereka miliki. Ia adalah Nemanja Vidic, seorang pemain asal Serbia yang tumbuh besar di lingkungan perang Yugoslavia yang mencekam.
Vidic adalah tipe pemain belakang yang keras, namun bersih. Kemampuan fisiknya yang bak tentara tentu mendukung pekerjaannya tersebut. Vidic memang tak mengakhiri kariernya di Manchester, namun tembok kokoh dari Serbia tersebut tentu akan selalu memiliki tempat tersendiri bagi pendukung The Red Devils.
Vidic lahir di Titovo Uzice, suatu kawasan di Yugoslavia. Pesepak bola kelahiran tahun 1981 ini memiliki masa kecil yang tak menyenangkan, mengingat kota kelahirannya tersebut adalah zona perang yang mengakibatkan pecahnya Yugoslavia.
Dalam wawancaranya bersama FourFourTwo, Vidic mengungkapkan bahwa mendengar dengung sirine dan bom berdentuman adalah hal yang lumrah saat ia kecil. Satu kali, bom yang meledak berada hanya berjarak sekitar 200 meter dari tempat ia tinggal! Masa lalunya yang berat inilah yang mungkin menempa Vidic menjadi pribadi yang tegas serta kuat.
Vidic kecil sempat tergabung bersama klub lokal yang bernama Sloboda Uzice. Namun, ia kemudian pindah ke klub yang lebih besar dan profesional, Red Star Belgrade. Bersama Red Star, Vidic menjadi lebih tangguh dan aspek mental dari permainannya menjadi lebih berkembang. Ini terbukti setelah ia didapuk menjadi kapten Red Star ketika ia baru berusia 21 tahun!
Ia menjabat sebagai kapten klub ibu kota Serbia tersebut selama tiga tahun, dan mampu memberikan dua gelar liga secara berturut-turut. Di tahun 2004, ia hijrah ke Rusia dan bergabung bersama Spartak Moskow. Biaya transfer yang dikeluarkan Spartak untuk Vidic mencapai 4,45 juta euro, yang dilaporkan menjadi biaya termahal bagi seorang bek di Liga Rusia.
Pemain yang memiliki istri bernama Ana Ivanovic (bukan petenis) ini hanya bertahan selama satu setengah musim di Spartak. Di Januari 2006, MU memutuskan untuk mengakuisisi Vidic dengan biaya sekitar 7 juta paun. Meskipun begitu, nasib Vidic bisa saja berbeda andaikata Fiorentina mampu mengosongkan slot pemain non-Eropa nya pada saat itu karena La Viola sudah mencapai kesepakatan terlebih dahulu terhadap Spartak.
Sir Alex Ferguson berhasil membajak Vidic dari tangan Fiorentina, dan pembajakan tersebut berbuah manis bagi MU dan dirinya di kemudian hari. Meskipun begitu, pemain yang kerap kali dipanggil Vida ini mengawali debutnya di Liga Primer Inggris dengan buruk. Di dua laga awal Vidic bersama MU, ia harus menerima kenyataan bahwa timnya kebobolan sebanyak enam kali, termasuk empat gol kala kalah dari Blackburn.
Namun, seiring waktu, permainan Vidic semakin membaik. Duetnya dengan Ferdinand menjadi salah satu yang terbaik di dunia pada saat itu dan ia berhasil memenangi trofi Liga Primer Inggris untuk pertama kalinya di musim 2006/2007, musim ketika ia bermain reguler pertama kalinya bagi MU.
Musim berikutnya berlangsung lebih baik bagi Vidic dan MU. Ia berhasil berkontribusi atas double MU di liga domestik dan juga Liga Champions. Namun, musim 2008/2009-lah yang sepertinya menjadi puncak performa pemain dengan tinggi 190 sentimeter ini. Di musim tersebut, Vidic berhasil menyabet gelar pemain MU terbaik pilihan suporter, dan juga masuk nominasi pemain terbaik versi PFA.
Di tahun 2010, ia didapuk oleh Sir Alex menjadi kapten MU, menggantikan Gary Neville. Vidic akhirnya memutuskan pindah dari Manchester di akhir musim 2013/2014, setelah kontraknya berakhir dan ketidakcocokan dengan David Moyes, pengganti Ferguson. Sembilan tahun mengenakan seragam MU, Vidic tampil sebanyak 211 kali dan mencetak 15 gol. Ia juga menyumbangkan total 15 trofi bagi MU, termasuk lima gelar Liga Primer Inggris dan satu Liga Champions.
Awal tahun 2014, raksasa Italia, Internazionale Milano, memutuskan untuk mengontrak Vidic. Sayang, di usianya yang sudah memasuki senja bagi pesepak bola, ia semakin rentan terhadap cedera. Ia menderita hernia di musim keduanya bersama Nerazzurri, dan ia menandatangani pemutusan kontrak bersama Inter di bulan Januari 2016. Ia hanya bertahan selama satu setengah musim di Italia, dan segera memutuskan pensiun usai kesepakatan dengan Inter.
Vidic memang sebenarnya pensiun di usia yang tidak begitu tua, 34 tahun. Namun, ayah tiga anak ini sudah mendapatkan segalanya yang mampu ia raih di level klub dan ia meninggalkan permainan ini ketika masih bermain di level tertinggi. Tak ada penyesalan bagi dirinya dan suporter MU harus berterima kasih pada mantan kapten mereka yang satu ini atas sumbangsihnya. Pendulung Setan Merah pun masih berharap, ke depannya akan ada lagi pemain seperti Nemanja Vidic, sang tembok dari Serbia, yang akan memperkuat tim kesayangan mereka.
Happy birthday, Vida!
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket