Turun Minum Serba-Serbi

Stadion dengan Nama yang Mengandung Arti Cukup Unik di Eropa

Banyaknya pihak sponsor yang mau bekerja sama dengan klub-klub sepak bola profesional guna mendapat hak penamaan stadion dalam kurun dua dekade terakhir, adalah satu bukti nyata dari makin masifnya industri dalam kancah sepak bola dewasa ini.

Lewat metode tersebut, ada simbiosis mutualisme yang terjadi. Para sponsor mendapat kesempatan untuk berpromosi secara maksimal lewat olahraga terpopuler ini, sementara tim-tim sepak bola itu mendapat pundi-pundi uang dalam jumlah gemuk karena menandatangani kontrak yang nilainya bisa menembus ratusan juta euro.

Sebagai contoh, di Jerman ada Bayern München yang melepas hak penamaan stadion mereka kepada perusahaan asuransi, Allianz. Sementara dari tanah Inggris, maskapai penerbangan Emirates sudah lama sekali meneken kerja sama terkait penamaan stadion Arsenal.

Tapi di tengah gempuran industri di dunia sepak bola, masih ada juga beberapa klub yang tidak melego hak penamaan stadion kepada sponsor. Mereka bersikukuh mempertahankan nama asli stadion dan tak ‘mencemarinya’ dengan nama sponsor. Beberapa stadion yang saya maksud bahkan terbilang menarik karena namanya punya makna harfiah yang unik.

Nah, stadion apa sajakah itu?

Kredit: SAFC

Stadium of Light

Didirikan pada tahun 1996 yang lalu, stadion berkapasitas 48 ribu pasang mata ini adalah kandang dari tim asal Inggris yang musim kemarin didemosi dari Liga Primer Inggris, Sunderland. Selain menjadi kandang The Black Cats, stadion yang memiliki makna harfiah ‘stadion cahaya’ tersebut juga beberapa kali dipergunakan oleh tim nasional Inggris di sejumlah partai internasional mereka.

Kredit: Terminalbet

Stadion Parc des Princes

Kandang milik tim kaya raya asal Prancis, Paris Saint-Germain ini, memang cuma memiliki kapasitas 48 ribu tempat duduk. Meski terkesan mungil, stadion ini pernah mementaskan beberapa laga penting seperti final Piala/Liga Champions 1975 dan 1981, final Piala UEFA 1998, serta babak pamungkas Piala Winners 1978 dan 1995. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, nama stadion ini punya makna harfiah ‘Taman Para Pangeran’. Keren juga, ya?

Kredit: Staduim Guide

Stadion La Rosaleda

Enrique Atencia dan Fernando Guerrero Strachan adalah arsitek dari stadion yang dibangun pada tahun 1936 ini. Selain dipergunakan Malaga, stadion ini juga sempat dipergunakan oleh Club Deportivo Malaga dan Atletico Malagueno. Dalam bahasa Indonesia, stadion yang terletak di kawasan Paseo de Martiricos ini punya arti harfiah ‘Taman Mawar’. Puitis sekali, bukan?

Kredit: Wikipedia

Stadion der Freundschaft

Musim 2008/2009 menjadi partisipasi terakhir Energie Cottbus di ajang Bundesliga. Setelah itu, mereka justru terus terdegradasi hingga sekarang bertarung di Regionalliga Nordost, setara divisi empat dalam piramida sepak bola Jerman. Hal ini juga yang membuat nama Cottbus kurang familiar di telinga pencinta sepak bola masa kini. Walau begitu, ada yang menarik dengan stadion milik klub ini. Der Freundschaft, punya makna harfiah yang sangat indah dalam bahasa Indonesia yaitu persahabatan.

Stadion Da Luz

Stadion yang terletak di kota Lisbon ini dibangun pada tahun 2003 lalu sebagai persiapan Portugal menjadi tuan rumah Piala Eropa 2004. Semenjak saat itu pula, stadion termegah di negeri yang sekarang dipimpin oleh Marcelo Rebelo de Sousa itu menjadi kandang dari salah satu klub tersukses dalam sepak bola Portugal, Benfica. Dalam padanan bahasa Indonesia, stadion ini memiliki makna harfiah yang sama dengan kandang milik Sunderland yaitu stadion cahaya.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional