Kemenangan 1-0 atas pemuncak klasemen sementara, Bhayangkara FC, tak hanya menjauhkan Barito Putera dari kejaran Arema FC yang berada satu strip di bawahnya, tetapi juga menjadi penanda bahwa tim asal Banjarmasin ini bukan lagi kesebelasan yang menjadi bulan-bulanan seperti di kompetisi pengganti liga musim lalu.
Di ajang bernama Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016 itu, Barito Putera tampil sangat buruk dan mengakhiri musim di peringkat ke-16. Laskar Antasari memang menjadi tim tersubur di peringkat tiga terbawah dengan 40 gol dan jumlah kemasukan yang “hanya” 50 kali, tetapi 17 kekalahan yang mereka derita membuat kesebelasan berbaju kuning ini hanya berselisih tujuh poin dengan juru kunci di klasemen akhir.
Adalah Jacksen F. Tiago yang kemudian datang dan memoles klub yang bermarkas di Stadion 17 Mei ini menjadi salah satu penghuni setia papan tengah, sekaligus menjelma sebagai klub penjegal tim besar. Sebelum Bhayangkara FC, sudah ada Persija Jakarta, Persib Bandung, PSM Makassar, Madura United, dan Persipura Jayapura yang gagal meraup poin penuh ketika berhadapan dengan Barito Putera.
Bhayangkara FC bahkan dua kali mereka pecundangi musim ini. Di kedua pertemuan, Barito Putera mengalahkan The Guardian dengan skor 1-0. Skor yang tipis memang, tetapi mengakhiri pertandingan dengan clean sheet melawan tim dengan daya gedor dahsyat seperti Bhayangkara FC tidaklah mudah, Apalagi, mereka dapat melakukannya dua kali.
Barito Putera sendiri menjadi kesebelasan dengan gaya bermain yang unik di Go-Jek Traveloka Liga 1. Jika kebanyakan klub Indonesia memainkan permainan cepat yang bertumpu pada kedua sayap, Jacksen justru menerapkan permainan pragmatis tetapi efektif. Lambungkan bola secepatnya ke jantung pertahanan lawan, dan bersiap mengambil second ball. Mirip dengan gaya bermain Stoke City saat dilatih Tony Pulis.
Hingga pekan ke-29, Barito Putera menjadi kesebelasan dengan jumlah gol sundulan terbanyak, juga menjadi tim dengan sumber gol paling merata. Sejauh ini, dari pemain inti yang rutin diturunkan tiap pekan, hanya dua pemain outfield yang belum mencetak gol, yakni Nazar Nurzaidin dan Fajar Handika. Bahkan, Dandi Maulana yang menjadi penentu kemenangan kontra Bhayangkara FC kini sudah mengoleksi empat gol, padahal ia berposisi sebagai bek kanan.
Meningkatnya performa Barito Putera tak hanya menjadi kabar gembira bagi para Bartman sendiri, tapi juga bagi sepak bola Kalimantan. Di tengah buramnya rapor Mitra Kukar, Borneo FC, dan Persiba Balikpapan musim ini, Barito Putera menyeruak di papan tengah klasemen sementara. Berdiri gagah mengangkangi tim-tim besar seperti Arema FC dan Persib Bandung.
Di lima pertandingan tersisa, memang tak ada lagi yang bisa diperebutkan Barito Putera. Tiket Piala AFC di atas kertas masih dapat dicapai, tapi selisih 10 poin dengan PSM di peringkat ketiga, tentu sangat sulit untuk dipangkas. Namun, setidaknya Jacksen F. Tiago sudah menorehkan tinta emas di musim pertamanya bersama Barito Putera, yakni menghapus cap medioker yang sudah tertanam selama bertahun-tahun lamanya.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.