Duka mendalam dirasakan publik Cile setelah gagal melangkah ke putaran final Piala Dunia 2018. Kita tak akan menyaksikan talenta-talenta negara tersebut seperti Alexis Sanchez dan Arturo Vidal di Rusia tahun depan. Talenta-talenta Cile memang sudah tersebar di kompetisi sepak bola berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Bahkan, dunia sepak bola Indonesia punya keterikatan emosional yang kuat dengan Cile. Selain mengadaptasi nyanyian suporter “Vamos Cileno tenemus gue ganar…” menjadi “Ayo Indonesia kita pasti menang…”, banyak pemain Cile yang sukses di Indonesia.
Berikut ini kami memilih sebelas di antaranya:
Penjaga Gawang: Sergio Vargas
PSM Makassar beruntung pernah menggunakan jasa penjaga gawang tim nasional Cile di Copa America 2001 ini. Kedatangannya ke Indonesia pada tahun 2004 adalah bentuk kekesalannya atas pelanggaran kontrak yang dilakukan klub-klubnya sebelumnya di Liga Cile. Di Makassar, Vargas yang sekarang aktif menjadi komentator dan pelatih di negaranya, masih menjadi pujaan para pendukung PSM sampai sekarang. Bersama Juku Eja, ia pernah merasakan berlaga di turnamen Piala Champions Asia.
Belakang: Luis Duran, Juan Rubio, Patricio Jimenez, Leonardo Gutierrez
Empat nama yang kami pilih untuk sektor belakang ini masing-masing pernah menjadi pujaan publik kota tempat mereka bernaung. Luis Duran pernah mengadu nasib di Mitra Kukar dan Persis Solo, sebelum menjadi idola pendukung Persita Tangerang di pertengahan dekade 2000-an. Juan Rubio sendiri adalah salah satu pilar yang membawa Arema ke babak delapan besar Liga Indonesia di Stadion Utama Senayan pada musim 1999/2000, sebelum menjadi idola Deltras Sidoarjo pada tahun 2002.
Sedangkan Patricio Jimenez adalah pemain yang akan selalu dikenang atas aksi eksekusi penalti nekatnya. Pada saat berkostum Persib pada musim 2006/2007, ia mengeksekusi penalti ke gawang Persijap Jepara dengan mata tertutup. Di masa tuanya, ia sempat membela Persikad Depok di kasta bawah sebelum gantung sepatu dan kini menetap di Indonesia. Terakhir, Leonardo Gutierrez adalah stopper yang memperkuat Persebaya ketika keluar sebagai juara Divisi Utama 2003 dan Liga Indonesia 2004.
Tengah: Alejandro Tobar, Rodrigo Araya, Jaime Rojas
Liga Indonesia pernah kebanjiran gelandang asal Cile pada akhir dekade 1990-an dan awal 2000-an. Namun, tiga nama yang menonjol adalah Alejandro Tobar, Rodrigo Araya, dan Jaime Rojas. Tobar pernah berjaya bersama PSMS Medan dan membawa klub tersebut ke delapan besar Liga Indonesia 2005. Ia juga sempat dikontrak Persib Bandung dan Persikabo Bogor. Sedangkan Rodrigo Araya adalah satu dari ‘Three Muskeeters’ Cile yang sukses membawa Arema ke babak delapan besar Liga Indonesia 1999/2000.
Nama terakhir mungkin pemilik fakta terunik di daftar ini. Selain terkenal sebagai playmaker genius yang pernah membela PSM Makassar dan PSMS Medan, Jaime Rojas juga terkenal sebagai playboy yang sanggup menaklukkan aktris ibu kota, Sarah Azhari. Keduanya sempat menikah meskipun kemudian berpisah pada akhir dekade 2000-an. Rojas juga sempat diduga merupakan ayah biologis dari anak Sarah, tapi akhirnya terbukti bukan.
Depan: Julio Lopez, Oscar Aravena, Cristian Carrasco
Tiga nama di lini depan merupakan jaminan mutu pemburu gol pada masanya masing-masing. Julio Lopez adalah idola pendukung PSIS Semarang yang pindah ke Persib Bandung pada tahun 2004. Sempat kehilangan ketajamannya, pemain yang akrab disapa J-Lo ini kemudian kembali bersinar bersama PSM Makassar.
Nama selanjutnya adalah penyerang tajam dengan koleksi 31 gol pada Liga Indonesia 2003. Oscar Aravena sangat fenomenal ketika membela PSM Makassar dan menjadi idola pencinta Persela Lamongan. Satu nama lain adalah juru gedor yang memulai kariernya di Indonesia bersama klub kecil Persim Maros, Cristian Carrasco.
Namanya melejit setelah membawa Persebaya Surabaya merasakan gelar juara Liga Indonesia 2004, sebelum menjelajah Indonesia dengan memperkuat PSMS Medan, Persipura Jayapura, PSM Makassar, dan Persma Manado. Terakhir, pemain yang terkenal dengan selebrasi Spiderman-nya ini menjadi legenda Persita Tangerang.
Pelatih: Juan Paez
Juan Paez memiliki tempat tersendiri di hati pendukung Persib Bandung. Ia datang menggantikan Marek Sledzlanowski yang membawa Maung Bandung ke zona degradasi. Di bawah arahannya, performa Persib membaik dan akhirnya lolos degradasi setelah melewati play-off promosi-degradasi bersama Persela Lamongan dan Perseden Denpasar.
Cadangan: Patricio Acevedo, Luis Hicks, Claudio Lizama, Pacho Rubio, Francisco Rotunno, Patricio Morales, Ariel Gutierrez, Alfredo Figueroa, Rodrigo Alejandro Sanhueza, Cristian Andres Olivares Lopez
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.