“If you’re good enough, you’re old enough.”
Ujaran manis dari manajer legendaris Manchester United, Sir Matt Busby, terasa sangat relevan bagi semua bidang, terutama sepak bola. Umur hanya sekadar angka apabila pada kenyataannya, yang muda lebih berkualitas daripada yang tua.
Dalam sepak bola, hal sepert ini adalah sesuatu yang lumrah, yang wajar, apabila pemain muda menjadi pilihan utama dibanding yang sudah tua, karena kualitasnya. Tidak jarang, seorang pemain bermain di kelas usia yang lebih tua dari umurnya. Inilah yang terjadi pada Youssoufa Moukoko, sensasi muda terbaru milik Borussia Dortmund.
Moukoko adalah bocah berkewarganegaraan Jerman yang kini bermain bagi Dortmund U-17. Sekilas terdengar normal, namun yang luar biasa, bocah ini baru berusia 12 tahun! Normalnya, pesepak bola yang bermain untuk kelas usia U-17 berumur 15 sampai 17 tahun.
Sebegitu berbakatnya Moukoko, hingga ia mampu bermain bersama anak-anak yang lebih muda tiga sampai empat tahun darinya. Bukan berarti Dortmund tidak memiliki klub dengan level usia yang lebih muda karena mereka juga memiliki tim U-15. Namun, pemuda yang juga memiliki darah Kamerun ini sudah berada di level yang lebih tinggi ketimbang U-15.
Sebenarnya, Moukoko bukan produk asli akademi Dortmund. Ia diakuisisi dari kesebelasan idola para hipster, St Pauli, di musim 2016/2017. Moukoko sudah menonjol sejak di St Pauli, dengan mencetak 21 gol hanya dari 11 pertandingan di musim 2015/2016! Walaupun begitu, ia tidak langsung masuk ke tim U-17. Musim pertamanya di Dortmund ia habiskan dengan menggila di level U-15 saat ia mencetak 33 gol dari 15 pertandingan, dengan rerata gol lebih dari dua di satu pertandingan.
Berkat performanya di level U-15, Moukoko akhirnya langsung dipromosikan ke level U-17 di awal musim ini, meskipun usianya baru 12 tahun. Tribes dapat bayangkan, bagaimana rasanya menjadi anak kelas 6 Sekolah Dasar (SD), bermain bersama anak-anak Sekolah Menengah Atas (SMA). Yang lebih mengagumkannya lagi, si anak SD tersebut sudah mampu mengacak-acak dan mempermalukan kakak-kakaknya.
Dalam tujuh laga yang Moukoko sudah lakoni bersama Dortmund U-17 musim ini, ia sudah mengantongi catatan 16 gol! Saat ini, namanya sudah tercatat sebagai top skor klub di kompetisi U-17 Bundesliga. Selain itu, Moukoko juga baru absen mencetak gol hanya dalam satu laga dari tujuh yang sudah ia jalani. Performa Moukoko ini mungkin menjadi kejutan bagi semua orang, namun tidak bagi pelatihnya di level U-15, Peter Wazinski.
Dilansir dari ESPN, Wazinski mengatakan bahwa Moukoko akan mencetak minimal 20 gol di level U-17. Ini menunjukkan bahwa sang pelatih tahu bahwa level bocah yang lahir tahun 2004 ini memang luar biasa.
Walaupun begitu, karier Moukoko tidak berjalan lancar begitu saja. Ia menemui banyak hambatan, terutama mengenai performanya yang dominan di level usia yang lebih tinggi. Pertanyaan mengenai keabsahan usianya pun datang. Ia diduga memalsukan umurnya, dan sebenarnya jauh lebih tua dari umur 12 tahun.
Meskipun begitu, tuduhan ini dibantah mentah-mentah oleh ayah Moukoko yang juga sempat menjadi pesepak bola, Joseph. Dilansir dari Goal, ia mengatakan bahwa usia Moukoko benar adanya, dan tercatat secara resmi di kedutaan Jerman di Yaounde, tempat Moukoko lahir. Selain itu, ia juga memiliki akta kelahiran Jerman.
Fenomena Moukoko ini menunjukkan bahwa usia bukanlah sebuah masalah karena apabila satu pesepak bola sudah benar-benar bagus, maka ia layak bermain di level usia yang lebih tinggi, meskipun usianya masih jauh di bawah level tersebut.
Sebelum nama Moukoko mencuat, ada nama Karamoko Dembele, talenta muda milik klub asal Skotlandia, Celtic FC. Bulan Oktober tahun lalu, nama Dembele menjadi perbincangan publik setelah mencatatkan debut bersama tim U-20 Celtic, ketika masih berusia 13 tahun!
Dembele yang lahir setahun lebih cepat dari Moukoko, sempat diperebutkan oleh timnas Inggris dan Skotlandia, dan pernah memperkuat tim U-16 Skotlandia dan U-15 Inggris. Meskipun begitu, jalan Dembele masih panjang untuk menentukan negara mana yang akan ia bela.
Tentu, sama dengan wonderkid Barcelona asal Belanda, Xavi Simons, Moukoko juga membutuhkan waktu dan ruang untuk berkembang lebih jauh lagi. Menghujaninya dengan berbagai sorotan akan menjadi distraksi yang tidak ia butuhkan untuk perkembangannya. Meskipun begitu, sulit untuk tidak mengapresiasi apa yang Moukoko lakukan, dan ia telah membuktikan bahwa ucapan Sir Matt Busby tentang usia adalah sesuatu yang tepat.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket