Dunia Asia

Tokyo Daechup, Pertandingan Terpanas dalam Rivalitas Jepang dan Korea Selatan

Rivalitas antara Jepang dan Korea Selatan disebut-sebut sebagai yang terpanas di Benua Asia. Keduanya berebut status sebagai tim terbaik dari Asia dari tahun ke tahun. Bakat-bakat sepak bola dari kedua negara ini juga paling tersohor di kompetisi top Eropa. Meskipun boleh jadi rivalitas mulai mengendur dalam beberapa tahun terakhir karena munculnya Australia sebagai pesaing baru bagi keduanya.

Jepang dan Korea Selatan terakhir kali bertemu di pertandingan kompetitif pada tahun 2011 lalu di babak semifinal Piala Asia. Kala itu, Jepang berhasil mengalahkan Korea melalui babak adu penalti. Itu adalah kemenangan ke-14 Jepang atas Korea, sejak pertama kali bertemu pada 7 Maret 1954, di ajang kualifikasi Piala Dunia.

Total sudah 77 kali kedua negara bertemu di berbagai ajang. Mulai dari Kualfikasi Piala Dunia, Kualifikasi Piala Asia, Piala Asia, serta turnamen antarnegara Asia Timur. Pertandingan antara kedua negara disebut sebagai Nikkasen dalam bahasa Jepang, dan Haniljeon dalam bahasa Korea. Dan di antara laga-laga tersebut ada satu yang paling menarik, yang dikenal sebagai Tokyo Daechup.

Tokyo Daechup atau yang bisa juga diterjemahkan sebagai The Greatest Battle in Tokyo terjadi pada 28 September 1997. Jepang berhadapan dengan Korea di ajang kualifikasi Piala Dunia 1998. Jepang yang kala itu disebut-sebut sebagai anak kesayangan Benua Asia, mengincar tiket lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya. Di sisi lain, Korea juga mengincar tiket lolos bertanding ke turnamen antara negar-negara di dunia tersebut.

Babak pertama berakhir tanpa gol. Pertandingan memang begitu ketat bagi kedua kesebelasan. Jepang lebih difavoritkan pada pertandingan kali ini. Terlebih, laga digelar di stadion kebanggaan tersebut, Tokyo National Stadium. Jepang kemudian berhasil unggul terlebih dahulu atas rivalnya tersebut melalui tendangan lob dari Motohiro Yamaguchi.

Memasuki sepuluh menit jelang pertandingan berakhir, Jepang kemudian memilih untuk bertahan untuk menjaga keunggulan. Mereka bahkan menarik pemain naturalisasi, Wagner Lopes, dan digantikan pemain bertahan. Hingga menit ke-80, semua beranggapan bahwa kemenangan akan menjadi milik Jepang.

Tetapi hal tidak terduga kemudian terjadi. Pada menit ke-83, Korea mendapatkan sepak pojok. Bola kiriman melayang agak tinggi, banyak yang mengira bahwa bola akan mudah disapu oleh lini pertahanan Jepang. Namun kemudian Seo Jung-won menyerobot dan menanduk bola yang kemudian merobek gawang lawan. Jepang terkejut, karena tidak menyangka gawang mereka akan kemasukan di menit-menit akhir.

Jepang kemudian mencoba kembali untuk menyerang. Alih-alih kembali unggul, justru Korea yang kemudian berhasil membalikan keadaan. Tiga menit setelah gol pertama, bek kiri Lee Min-sung secara tidak terduga menembak bola dari jarak yang cukup jauh. Tendangan tersebut merobek gawang Jepang, sekaligus membuat Korea berbalik unggul.

Setelah gol ini, para pemain Jepang tertunduk lesu. Peluang mereka melaju ke Piala Dunia menipis karena kekalahan ini. Tokyo Daechup selalu dikenang sebagai partai terpanas di antara rivalitas kedua negara. Korea hampir saja membuat Jepang tidak lolos ke Piala Dunia. Jepang pada akhirnya berhasil lolos ke Piala Dunia 1998 di Prancis setelah mengalahkan Iran di babak play-off.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia