Semua boleh jadi sangat terkejut dengan apa yang terjadi di derby Istanbul pekan lalu ketika Fenerbahce berhadapan dengan Besiktas. Hasil akhir pertandingan memang hanya berakhir 2-1 untuk kemenangan Fenerbahce. Tetapi yang menghebohkan dalam pertandingan tersebut adalah lima kartu merah yang dikeluarkan wasit untuk masing-masing tim. Lebih hebohnya lagi, tiga dari lima kartu merah tersebut dikeluarkan di lima menit jelang pertandingan berakhir.
Sebenarnya apa yang terjadi dalam pertandingan tersebut adalah hal yang “lumrah” terjadi di laga yang mempertemukan kesebelasan-kesebelasan asal Istanbul. Dalam sejarahnya, pertandingan antara kesebelasan asal Istanbul memang biasanya berakhir dengan hujan kartu.
Maklum, meskipun hanya memiliki luas sekitar lima ribu kilometer persegi, ada banyak sekali tim yang berdomisili di kota bekas wilayah kekuasaan Romawi tersebut. Apabila London merupakan kota seratus klub di wilayah barat Eropa, maka Istanbul merupakan kota dengan banyak klub di wilayah timur Benua Biru tersebut.
Uc Buyukler atau the big three adalah yang paling dikenal oleh publik sepak bola secara global. Anggota big three ini adalah tiga klub besar Istanbul sekaligus tiga klub yang paling sukses di sepak bola Turki yaitu, Galatasaray, Fenerbahce, dan Besiktas. Tiga tim ini adalah yang paling dikenal dari Liga Turki.
Galatasaray, Fenerbahce, dan Besiktas menjadi kekuatan dominan di negara tersebut, dan mengoleksi total apabila digabungkan, 54 gelar juara Liga Turki dari 61 kali kompetisi dipertandingkan sejak tahun 1959 hingga saat ini.
Banyak yang menganggap bahwa persaingan di Liga Turki hanyalah antara Galatasaray dan Fenerbahce. Wajar karena kedua klub tersebut menjadi pemilik gelar juara terbanyak dengan masing-masing 20 gelar untuk Galatasaray dan 19 gelar untuk Fenerbahce. Besiktas seringnya dikesampingkan karena gelar mereka yang lebih sedikit. Padahal ketimbang dua klub tersebut, Besiktas merupakan yang terlebih dulu lahir. Dengan kata lain, Besiktas yang berdiri pada tahun 1903 lebih tua ketimbang Galatasaray dan Fenerbahce. Terlebih lagi, saat ini Besiktas sebenarnya sedang menjadi kekuatan dominan setelah berhasil menjuarai kompetisi Liga Turki selama dua musim beruntun.
Selain tiga tim besar tersebut, di kompetisi teratas ada dua tim lain, yaitu Istanbul Basaksehir dan Kasimpasa SK. Istanbul Basaksehir, dulunya bernama Istanbul Buyuksehir Belediyespor atau biasa disebut Istanbul BB saja. Mereka tidak terlalu populer pada awalnya. Akan tetapi ketika Medipol, sebuah perusahaan kesehatan di Turki mengakuisisi klub, Istanbul Basaksehir kemudian menjelma menjadi kekuatan baru di kancah sepak bola Turki.
Mirip dengan apa yang terjadi di wilayah Eropa lain ketika investor baru datang, dan klub kemudian bertransformasi menjadi lebih baik. Sayangnya karena proses ini. mereka tidak memiliki banyak penggemar. Awalnya bermarkas di Attaturk Olympic Stadium yang legendaris itu, Basaksehir kemudian hijrah ke Fatih Terim Stadium karena penonton selalu sepi ketika mereka bermain di stadion yang menjadi tempat berlangsungnya final Liga Champions 2005 antara Liverpool berhadapan dengan AC Milan.
Satu klub lain adalah Kasimpasa SK. Klub ini merupakan “kesayangan” pemimpin Turki saat ini, Recep Tayyep Erdogan. Maklum, Erdogan berasal dari daerah Kasimpasa, dan sempat bermain sepak bola di usia mudanya. Kabarnya, Erdogan sendiri memang menyuntikan dana kepada Kasimpasa sehingga sejak tahun 2013 mereka bisa mendaratkan pemain-pemain besar.
Yang pasti, saking besarnya cinta (pengaruh) Erdogan di Kasimpasa, markas kebanggan Kasimpasa sendiri bernama Recep Tayyep Erdogan Stadium. Erdogan menjadi satu dari tiga pemimpin pemerintahan dalam sejarah Turki yang namanya diabadikan menjadi nama stadion.
Daftar lima klub ini adalah yang bermain di level teratas kompetisi, belum klub-klub lain yang bermain di divisi rendah. Maklum, meskipun hanya memiliki total tujuh stadion, ditambah satu stadion lain, Beykoz Arena yang rencananya akan dibuka pada tahun 2019 nanti, Istanbul memiliki sekitar 15 juta penduduk. Maka tidak heran apabila akan ada banyak klub di kota tersebut.
London dengan kesebelasan-kesebalasan yang berada di dalamnya memang menawarkan sepak bola dalam tahap yang lebih gemerlap. Tetapi Istanbul dengan seluruh sejarah dan semangat yang ada, menawarkan sensasi yang berbeda.
Baca juga: Liga Turki sebagai Alternatif Memperpanjang Karier
Bukan hanya partai-partainya saja yang seru untuk dinikmati. Di level suporter pun bahkan boleh dibilang berada di tahap yang gila. Dalam suatu hari, Anda bisa menyaksikan langsung bagaimana para penggemar Galatasaray menggulingkan bus yang di dalamnya berisi para penggemar Fenerbahce.
Berminat mencoba datang menyaksikan derby Istanbul?
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia