Matanya sipit, cadel, dan aksen berbicaranya agak unik. Beberapa orang menyangka bahwa Hanis Saghara Putra adalah keturunan asing. Apalagi nama belakangnya, Saghara, mirip dengan nama karakter bengal di komik Rurouni Kenshin (Samurai X di versi Indonesia), Sanosuke Saghara. Padahal Hanis lahir dan besar di Indonesia. Tepatnya di Bojonegoro, Jawa Timur.
Dihubungi oleh Football Tribe Indonesia, pemuda kelahiran 8 September 1999 ini mengaku tidak ada memiliki keturunan Jepang atau negara lain.
“Hahaha, bisa saja. Saya ini asli Indonesia, tidak ada keturunan Jepang,” ungkap Hanis memulai obrolan.
“Sempat ada yang bilang sih, kalau nama saya kayak orang Jepang. Soal nama itu pemberian keluarga. Terutama ibu saya.”
Hanis berasal dari Sugihwaras, kawasan timur Bojonegoro. Ia memulai karier sepak bolanya di sekolah sepak bola Indonesia Muda atau IM. Hanis kemudian memperkuat tim Persibo Bojonegoro di sebuah turnamen daerah. Lewat Askab (Asosiasi Kabupaten) PSSI daerah Bojonegoro, Habis terpilih untuk menjalani seleksi wilayah untuk bergabung bersama timnas Garuda Nusantara asuhan Indra Sjafri.
Setelah perjuangan yang panjang, dan melewati banyak tahap seleksi, Hanis akhirnya masuk skuat utama timnas Indonesia yang dipersiapkan untuk berlaga pada Piala AFF U-18 yang digelar di Myanmar pada awal bulan September 2017 lalu.
Sebelum memperkuat Indonesia di Piala AFF U-18, Hanis juga ikut membela Indonesia di Turnamen Toulon 2017. Di turnamen usia muda yang digelar di Prancis itu, Hanis menjadi satu-satunya pemain tim Garuda Nusantara yang berhasil menyarangkan gol. Soal golnya di Turnamen Toulon ke gawang Skotlandia, Hanis mengaku bangga. Apalagi saat itu ia berhadapan dengan negara-negara lawan yang sudah lebih matang sepak bolanya.
“Main di (Turnamen) Toulon itu jadi pengalaman berharga sekali buat saya. Bisa berhadapan dengan negara-negara lain yang sepak bolanya sudah lebih matang seperti Brasil, Skotlandia, dan (Republik) Ceska. Saya sendiri bangga bisa mencetak gol di turnamen tersebut.
Pemain yang mengidolakan Luis Suarez ini juga mengaku bahwa bermain di luar negeri juga menjadi pengalaman. Terutama karena ia masih berusia sangat belia. Ketika ditanya apakah ia merindukan keluarganya ketika bermain di luar negeri, Hanis menjawab, “Ada rasa kangen ketika bermain jauh dari orang tua. Karena begini-begini juga saya masih 18 tahun. Tetapi ya mau bagaimana lagi? Ini (bermain untuk timnas) tugas negara yang mesti saya laksanakan. Saya juga tidak pernah putus komunikasi dengan orang tua. Sebisa mungkin saya menelepon untuk meminta doa.”
Hanis tampil memukau di gelaran Piala AFF U-18 lalu. Ia merupakan andalan lini depan Indonesia bersama Egy Maulana Vikri dan Muhammad Rafli. Selain kedua rekannya tersebut, Hanis juga diincar oleh tim-tim besar di kancah sepak bola Indonesia. Bahkan kabarnya sudah ada kesepakatan kontrak antara Hanis dan tim tersebut. Meskipun demikian, Hanis enggan mengungkapkan klub mana yang akan jadi pelabuhan karier selanjutnya.
“Sebenarnya ada tim Liga 1 yang sudah berbicara dengan saya. Tetapi saya tidak mau bicara soal itu. Saat ini fokus saya masih untuk membela timnas yang akan main di kualifikasi Piala Asia U-19 di Korea Selatan, November nanti,” pungkas Hanis.
Ia lincah, sulit dikawal, dan juga tajam di depan gawang lawan. Sosok Hanis membuktikan bahwa Indonesia tidak pernah kehabisan potensi untuk bisa membawa sepak bola negeri ini ke arah yang lebih baik. Jadi, akan berlabuh ke mana Hanis Saghara nanti?
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia