Nasional Bola

Reinaldo da Costa Cedera Panjang, Persija Sebaiknya Pakai Berapa Penyerang?

Petaka datang menghampiri kubu Macan Kemayoran di pertandingan melawan Mitra Kukar (8/9) lalu. Penyerang andalan mereka di putaran kedua, Reinaldo Elias da Costa, mengalami cedera patah di pergelangan kaki dan berpotensi absen hingga akhir musim.

Raut wajah Stefano ‘Teco’ Cugurra masih terlihat biasa-biasa saja (karena ekspresinya memang seperti itu), tapi tak dimungkiri kalau dirinya dibuat pusing dengan cederanya penyerang jangkung itu. Bagaimana tidak? Walaupun baru didatangkan dari PSM Makassar di putaran kedua, Reinaldo langsung nyetel dengan gaya permainan Macan Kemayoran.

Reinaldo juga menjalin kekompakan yang bagus dengan tandemnya di lini depan, Bruno Lopes. Sesuatu yang gagal dilakukan oleh Luiz Carlos Junior sehingga ia harus didepak Persija di akhir putaran pertama.

Kini, Reinaldo yang telah mencetak total 12 gol di Go-Jek Traveloka Liga 1 ini tengah terbaring mengistirahatkan kaki kirinya, memulihkan kondisi agar dapat kembali secepatnya mengenakan seragam Persija untuk membantu rekan-rekannya bertarung di atas lapangan.

Menghadapi situasi pelik ini, Teco pun memutar otak mengantisipasi kekosongan yang ditinggalkan Reinaldo. Salah satunya adalah memasang tiga penyerang saat berjumpa Perseru Serui (19/9) kemarin, dan menduetkan Bambang Pamungkan (Bepe) dengan Bruno di pekan sebelumnya. Lalu, seberapa efektif skema yang diterapkan Teco?

Kredit: Persija Jakarta

4-3-3: Di antara peluang dan resiko

Di daftar skuatnya saat ini, Teco memiliki empat penyerang, dan jika Reinaldo absen, artinya hanya tersisa tiga penyerang untuk dimainkan. Bruno Lopes yang berstatus marquee player sekaligus top skor klub sudah pasti mengisi satu slot, dan sisanya akan diperebutkan oleh Bepe dan Rudi Widodo.

Jika ingin bermain aman, memasang dua penyerang adalah pilihan yang bijak, tapi Teco justru mengambil resiko dengan memasang semua penyerangnya saat melawan Perseru. Meski cenderung berbahaya, setidaknya ada dua manfaat yang bisa didapat Persija dari pola 4-3-3.

Rudi Widodo dan Bruno Lopes yang rajin bergerak melebar dapat mengakomodasi Bepe yang berperan sebagai pemain nomor 9 di pertandingan itu. Dengan lompatannya yang tinggi, Bepe adalah ancaman tersendiri bagi kubu lawan di bola-bola udara. Hal ini terbukti dengan tiga peluang emas yang didapat Bepe. Dua mengenai mistar gawang, dan satu dapat ditepis kiper Perseru.

Kedua, memainkan tiga penyerang otomatis akan menambah daya dobrak Persija. Di sisa musim ini, Macan Kemayoran memiliki jadwal yang terhitung enteng, ada empat tim yang dapat menjadi makanan empuk, dan tiga di antaranya akan dimainkan di kandang.

PS TNI, Persegres, dan Semen Padang akan berkunjung ke Stadion Patriot Chandrabhaga bulan depan, dan Sriwijaya FC akan menjamu Persija di kandang barunya, Bumi Sriwijaya. Tiga tim pertama memiliki rekor tandang yang sangat buruk musim ini, selain berstatus sebagai penghuni papan bawah, sedangkan Sriwijaya FC masih bermasalah dengan konsistensi.

Memainkan tiga penyerang akan membuat kesempatan mencetak gol lebih terbuka lebar, tetapi Teco juga harus mewaspadai resiko yang tersembunyi dari skema ini, yaitu kebuntuan.

Idealnya, sebuah tim akan memainkan penyerang tambahan jika mengalami deadlock, tapi dengan stok penyerang yang sudah diturunkan semua, Teco hanya bisa memasukkan gelandang atau pemain sayap yang bisa dipaksa bermain lebih ke depan.

Ramdani Lestaluhu dan Novri Setiawan adalah kandidat terkuat dari opsi darurat ini, tapi bagaimanapun juga, insting mencetak gol seorang gelandang pasti sangat berbeda dengan seorang penyerang.

Bambang Pamungkas. Kredit: Persija Jakarta

Memaksimalkan Bepe dan Rudi Widodo

Usia Bepe juga harus menjadi pertimbangan Teco. Dengan usia 37 tahun, stamina Bepe pasti akan cepat terkuras, dan biasanya pemain-pemain seusianya hanya dapat mempertahankan performa terbaiknya di lapangan selama satu jam.

Satu jam inilah yang harus dimanfaatkan Teco sebaik mungkin. Meski sudah gaek, namun insting mencetak gol Bepe belum pudar sama sekali. Tribes bisa melihat tayangan ulang gol Bepe saat menjebol gawang Bali United. Sundulannya keras, sangat terarah, sesuai dengan ciri khasnya.

Begitu pula dengan tiga peluang emas yang didapatnya saat melawan Perseru. Ketiganya didapat Bepe di area kiper, dan dua di antaranya diakhiri dengan sundulan. Memang tidak ada gol darinya saat itu, tapi Bepe sudah menunjukkan bahwa kepalanya masih berbahaya.

Ciri khas Persija musim ini adalah kemenangan tipis dengan margin satu gol, dan Bepe hanya butuh satu peluang untuk mencetak satu gol demi tiga poin bagi Macan Kemayoran.

Lalu bagaimana dengan Rudi Widodo? Jika Teco ingin memakai dua penyerang, maka keputusan dapat diambil sesuai dengan komposisi bek lawan.

Dengan pergerakan yang seringkali melebar dan tak jarang turun ke tengah menjemput bola, Rudi Widodo akan sangat berbahaya ketika dipasang melawan tim dengan pertahanan rapat. Tujuannya agar bek-bek lawan tertarik keluar dan merenggangkan jarak antarpemain lawan. Namun jika kompaksi lini belakang lawan kurang terjaga, Bepe akan menjadi opsi yang baik.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.