Semenjak PT. Jawa Pos Sportainment (JPS) yang dikomandoi Azrul Ananda mengambil alih mayoritas saham Persebaya Surabaya, ada banyak sekali perbaikan yang telah dan akan terus dilakukan demi klub kebanggaan Bonek ini. Membentuk Persebaya sebagai klub yang mandiri dan sustainable serta tangguh di atas rumput hijau, merupakan salah satu misi yang ingin diwujudkan pihak manajemen.
Dan salah satu elemen yang begitu gencar didekati oleh pihak manajemen adalah masyarakat Surabaya, kota di mana Persebaya berada. Sebagai salah satu kota dengan penduduk terbesar di Jawa Timur plus memiliki rasa cinta berlebih terhadap sepak bola, potensi membesarkan Persebaya tentu harus dimulai di kotanya sendiri.
Ada banyak kalangan yang menjadi target manajemen agar memiliki kedekatan dan rasa memiliki terhadap Bajul Ijo. Salah satu di antaranya adalah kaum yang sedang menempuh pendidikan.
Disadari atau tidak, pelajar memang punya pengaruh tersendiri dalam perkembangan masyarakat di suatu kota. Hal inilah yang tampaknya dipahami betul oleh pihak manajemen. Kebangkitan Persebaya usai vakum selama beberapa tahun wajib diiringi dengan memasyarakatkan Persebaya sekaligus mem-Persebaya-kan masyarakat, termasuk kepada para pelajar yang ada di kota Pahlawan.
Seperti yang sama-sama kita ketahui, para pelajar mayoritas diisi oleh orang-orang yang ada di usia muda. Ini artinya, terdapat potensi besar yang bisa dimanfaatkan Persebaya untuk menambah jumlah suporter mereka dari kalangan usia muda. Sebab, orang-orang di usia inilah yang nantinya bakal menggantikan generasi lawas sekaligus melanjutkan tongkat estafet via bercerita, memberitahu, dan lain sebagainya kepada generasi selanjutnya yang lebih belia tentang Persebaya.
Apalagi di saat yang bersamaan, Bonek sebagai pendukung fanatik Persebaya juga melakukan gerakan masif dalam berbenah. Mereka tengah berupaya menghapus stigma negatif di masa lalu dengan berperilaku lebih positif. Pihak manajemen juga sudah mengungkapkan apabila Bonek masa kini adalah representasi suporter yang tak hanya bermodal tekad kuat dan militansi tinggi, tapi juga kreatif.
Situasi ini yang lantas membuat kubu manajemen dalam beberapa waktu terakhir mengampanyekan program Persebaya Goes To School dan juga Persebaya Goes To Campus. Kedua program ini merupakan ujung tombak dari Persebaya untuk membuat publik, khususnya generasi muda dari kalangan pelajar, supaya lebih mengenal Persebaya dan nantinya bisa semakin mencintai Bajul Ijo.
Seperti dikutip dari emosijiwaku, setidaknya sudah ada dua tempat pendidikan yang sudah disambangi oleh Persebaya yakni sebuah SMA swasta di Surabaya dan Universitas Dr. Soetomo (Unitomo). Lewat ‘tur’ inilah Bajul Ijo mencoba untuk mendekatkan diri kepada masyarakat Surabaya. Menunjukkan bahwa mereka kini eksis kembali, tapi dengan rupa yang berbeda, yang lebih baik dan profesional ketimbang sebelumnya.
Ya, adagium Persebaya adalah Surabaya dan Surabaya adalah Persebaya memang harus dilestarikan. Sinergi positif kubu Persebaya dan warga Surabaya dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, akan sangat menentukan bagaimana kondisi sepak bola kota Pahlawan di masa kini maupun masa yang akan datang.
#Wani
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional