Ketika mentari pagi memintanya berhenti
Suatu hari di Qatar pada tahun 2006, Desailly berstatus sebagai pemain Qatar SC. Sekitar pukul lima pagi waktu setempat ia berada sendirian di kamar. Ia memang sengaja tidak membawa keluarganya ke Qatar karena alasan tertentu dan tidak keberatan untuk hidup ala anak rantau.
Dibukanya tirai jendela dan sinar mentari pagi pun masuk menghangatkan kamarnya. Kondisinya tidak terlalu bugar saat itu karena sedang cedera ringan, dan ia melangkah perlahan, memandang keluar. Sinar terang sang mentari menerpa seluruh badannya saat itu dan seketika terlintas sebuah keputusan besar di kepalanya untuk berhenti.
Berhenti dari segala aktivitasnya di lapangan hijau, berhenti mewarnai daftar susunan pemain dengan namanya, dan berhenti menghiasi layar kaca dengan badan kekarnya. Di hari itu pula ia mendatangi kantor klubnya dan menyampaikan keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak sekaligus gantung sepatu di usia 38 tahun.
Selama dua dekade ia menghiasi lapangan hijau dengan ketangguhannya mengawal lini belakang, selama 20 tahun ia menjadi momok bagi para penyerang lawan untuk mengejar bonus dengan mencetak gol. Setelah dua dasawarsa, fisiknya tak lagi prima, psikisnya tak mampu lagi untuk menahan beban ekspektasi yang tersemat padanya.
Desailly akhirnya mengakhiri perjalanan kariernya yang panjang. Menyudahi rutinitasnya sebagai pesepak bola yang selalu terbangun dengan jempol kaku tiap pagi, tak lagi mengalami lelahnya perjalanan jauh, dan tidak lagi mengalami nyeri setelah pertandingan. Semua beban itu terlepas dari pundaknya, dan ia dapat kembali meluangkan waktunya bersama keluarga sembari mengurus bisnisnya.
Setelah pensiun, Desailly mendirikan komplek olahraga di Ghana bernama Lizzy Sports Complex sebagai sarana penunjang kegiatan jasmani di sana sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar. Ia juga membawa anaknya ke negara kelahirannya untuk mengenalkan budaya Afrika kepada mereka, dan juga agar keempatnya mengetahui kalau ayahnya bukan hanya warga Prancis, tapi juga rakyat Afrika.
Selamat ulang tahun, Marcel “The Rock” Desailly. Rosa, rosa, rosa!
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.