Nasional Bola

Sektor Kanan yang Membuat Garuda Jaya Terbang Tinggi di Myanmar

Spesies langka bernama Egy Maulana Vikri

Klinisnya penyelesaian akhir yang dilakukan Egy merupakan warna baru di area penyerangan timnas. Tak hanya di level U-19, tapi bisa juga di tingkat U-22 atau bahkan di tim senior suatu saat nanti. Sebab, tidak banyak pemain dengan kualitas penyelesaian akhir yang dingin seperti Egy.

Peraih Jouer Revelation Trophee di Toulon Tournament 2017 ini merupakan spesies langka yang sangat sulit ditemukan di sepak bola nasional. Gaya bermainnya yang tenang tapi menghanyutkan, dengan pergerakan yang dilakukan secara perlahan dalam kesenyapan, memberikan suasana baru bagi timnas Indonesia apapun level usianya, yang lebih sering memercayakan pemain dengan kecepatan tinggi sebagai ujung tombak.

Jika dicari persamaannya, gaya bermain Egy memang layak disebut-sebut banyak pihak mirip dengan Lionel Messi. Sama-sama memiliki kaki kiri mematikan dan keduanya menggunakan kelebihannya dengan cermat. Tidak seperti para juru gedor dengan kecepatan tinggi yang seringkali boros menggunakan tenaganya.

Kemenangan 2-1 ini merupakan modal bagus bagi tim asuhan Indra Sjafri untuk menyongsong laga kedua kontra Filipina. Meski calon lawan selalu termasuk dalam kategori tim lemah, namun di laga pertama mereka hanya kalah tipis 2-3 dari Brunei dan masih menyimpan potensi menyulitkan.

Masih ada tiga pertandingan yang harus dijalani dan peluang masih terbuka lebar. Garuda Jaya telah menampilkan performa yang bagus, langsung di laga pertamanya. Meski jalan menuju partai puncak masih jauh dan masih banyak lawan kuat yang menanti, namun optimisme ini harus tetap dipegang teguh demi tiga poin di laga-laga berikutnya.

Jadi bagaimana, Iwan Setiawan? Apakah kamu tidak menyesali perkataanmu?

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.